Nobar Serial Animasi Rana Uko, BMK Ajak Anak Muda Hargai Cagar Budaya Muara Jambi

Pemutaran film yang disutradarai Daryl Wilson dan diproduseri Nadya Choudori dari Temotion ini dihadiri siswa-siswi sekolah menengah kejuruan dan komunitas film.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2023, 16:25 WIB
Suasasa nonton bareng seri animasi Rana Uko dan seri dokumenter Muara Jambi Bertutur. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Cagar Budaya Muara Jambi adalah sumber pengetahuan sekaligus inspirasi yang tak pernah habis untuk dieksplorasi.

Itulah pesan yang ingin disampaikan melalui seri animasi Rana Uko dan seri dokumenter Muara Jambi Bertutur yang kisahnya diambil dari inspirasi bangunan cagar dan warga di sekitar Muara Jambi.

Kedua serial ini diproduksi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media (Dit PMM) dan didistribusikan oleh Balai Media Kebudayaan (BMK) melalui kanal Indonesiana.TV.

Latar Muara Jambi menjadi alasan mengapa pemutaran perdana episode awal Rana Uko dilangsungkan di kota Jambi, Rabu (30/8/2023).

Pemutaran film yang disutradarai Daryl Wilson dan diproduseri Nadya Choudori dari Temotion ini dihadiri siswa-siswi sekolah menengah kejuruan dan komunitas film.

Acara ini sendiri merupakan bagian dari kegiatan Kelana Indonesiana.TV untuk memperkenalkan kanal kebudayaan yang dikelola BMK.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 5 Provinsi Jambi dan Bangka Belitung, Agus Widiatmoko yang juga hadir dalam acara mengungkapkan sangat mendukung acara ini.

“Terima kasih sudah mengangkat Muaro Jambi sebagai sumber inspirasi dan memperkenalkannya ke khalayak yang lebih luas. Kami juga bangga karena dipercaya sebagai salah satu tuan rumah sosialisasi Kelana Indonesiana.TV,” tutur Agus.

Kepala BMK Retno Raswaty mengatakan, Indonesiana.TV saat ini tengah melakukan pengenalan budaya sebagai bahan eksplorasi dan sumber inspirasi kepada generasi muda. Kelana Indonesiana.TV ingin mengajak anak-anak muda agar berani membuat karya kreatif berbasis budaya lokal.

"Harapannya, anak-anak muda Jambi giat mengeksplorasi, mengembangkan, dan melestarikan seni dan budaya yang ada di sekitar mereka,” ujarnya.

 


Sambutan Hangat

Dalam bincang kreatif setelah acara pemutaran Rana Uko, para pelajar, guru, dan komunitas diajak berkenalan dengan para pengisi suara atau voice actors asal Jambi yang terlibat di produksinya. Setelah itu, penonton diajak mempraktikkan bagaimana para voice actors ini bekerja mengisi suara untuk adegan tertentu.

Pemeran utama Sactya di Rana Uko yaitu Al Fatihah Putri Cahya mengaku bangga bisa terlibat dalam karya ini. Siswi kelas VI SDN 51 Kota Jambi itu tak sendirian. Ayahnya, Ahmad Bustomi, juga ikut terlibat sebagai pengsi suara tokoh Datuk Banau.

“Awalnya kami mau ikut karena yakin bahwa film animasi ini akan disukai oleh banyak orang. Kami ingin memperkenalkan budaya Jambi kepada masyarakat luas,” ujar Ahmad Bustomi yang juga Pendiri Teater Anak Ananda Sejati.

M. Hafis, siswa kelas XII jurusan animasi SMKN 2 Kota Jambi mengaku sangat terkesan dengan film animasi Rana Uko. Menurutnya, alur film ini sangat menarik dan visualnya bagus. “Kami ingin bisa ikut membuat karya kolaborasi dengan Indonesiana.TV,” katanya.

 

 

Infografis Journal Sejarah dan Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia.(Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya