SBY Sindir Anies: Jika Sekarang Saja Tidak Bisa Menepati Janji, Bagaimana Nanti Ketika Menjadi Pemimpin

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai ada hikmah di balik duet gagalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 01 Sep 2023, 16:41 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai ada hikmah di balik duet gagalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan. Ia merasa partainya diselamatkan oleh Tuhan dengan tidak mendukung calon pemimpin yang tidak jujur.

"Memang kita ditelikung, ditinggalkan sekarang. Bayangkan kalau ditelikungnya 1-2 sebelum pendaftaran ke KPU. Kita masih ditolong oleh Allah," kata SBY di Youtube Resmi Partai Demokrat, Jumat (1/9/2023).

SBY menilai salah satu hikmah di balik kejadian ini adalah partainya diselamatkan oleh Tuhan.

"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin besar, yang kita rasakan mereka tidak jujur, tidak amanah. Berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang disepakati. Tidak memegang komitmen dan janjinya."

SBY mengatakan, jika sekarang saja tidak bisa menepati janji, bagaimana nanti ketika menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar.

"Kalau kita ambil hikmahnya. Kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih bersama mereka dan mengusung seseorang jadi pemimpin bangsa Indonesia," tambah SBY.


Demokrat Yakin Pertemuan Diam-Diam Surya Paloh dan Cak Imin Tak Hanya Sekali

Kepala BPOKK Partai Demokrat Herman Khaeron mengungkap bahwa partainya mendapat informasi telah terjadi pertemuan diam-diam antara Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Nasdem Tower pada 29 Agustus 2023.

"Kami mendapat informasi tanggal 29 di NasDem tower (pertemuan Surya Paloh-Cak Imin)," kata Herman kepada wartawan, Jumat (1/9/2023).

Dalam pertemuan Paloh dan Cak Imin, keduanya mempersiapkan draft koalisi capres-cawapres.

"Ya termasuk mempersiapkan draft koalisi dan capres-cawapres, kami detail lah punya informasi," ujarnya.

Satu hari setelah pertemuan tersebut, kemudian Partai Demokrat mendapat kabar jika Anies Baswedan resmi berpasangan dengan Cak Imin.

"Tanggal 29 Agustus kami dapat informasi, tanggal 30 Pak Sudirman Said menyampaikan kepada putusan tim 8 kami kemudian tanggal 31 kami rapat," ucapnya.

"Dan kemudian kemarin jam 7 malam sekjen Teuku Riefky Harsya berkomunikasi dengan capres Anies untuk memastikan bahwa benar atau tidak informasi ini dan ya dibenarkan oleh Anies Baswedan," sambungnya.

Menurutnya, pertemuan antara keduanya elite partai tersebut bukan lah kali pertama dilakukannya. Karena, dirinya menyakini tidak hanya satu kali pertemuan untuk menyatukan dua partai.

"Saya meyakini ya ini bukan pertemuan kedua atau ketiga, mungkin ada pertemuan-pertemuan yang lain yang kita tidak tahu, yang kami tidak tahu. Kan tidak mungkin satu dua kali bertemu langsung klop gitu, pasti ada pertemuan-pertemuan yang memang di luar pertemuan-pertemuan kami," ungkapnya.

"Seperti orang lah sudah mau nikah nyiapin panggung, sudah ada janur tiba-tiba kok nikahnya sama orang lain tanpa memberitahu dan sebagainya, gimana perasaan kita ya toh," sambungnya.

 

Infografis Bursa Bakal Cawapres Pendamping Anies Baswedan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya