Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir, isu perubahan iklim mengemuka seturut makin memanasnya suhu global. Terlebih, Jakarta kembali menjadi kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.
Padahal, dulu, Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Bentangan jutaan hektare hutan tropis menisbatkan Indonesia sebagai penyumbang oksigen dunia.
Indonesia bahkan kini sudah menjadi jajaran negara dengan cemaran udara yang tinggi.
Karenanya, berbagai pihak kini tengah mendorong gerakan menanam pohon untuk mengurangi emisi, menyuplai oksigen, dan mengerem pemanasan global.
Baca Juga
Advertisement
Islam adalah agama yang lengkap. Segala hal, dibahas dengan rinci dan jelas. Itu termasuk pencemaran.
Sekretaris Komisi Ukhwah MUI KH Saeful Bahri mengatakan pencemaran udara dan perubahan iklim ini berdasarkan istilah Al-Qur’an tidak terlepas dari ulah tangan-tangan manusia.
“Jadi semua kerusakan yang terjadi di darat maupun lautan itu akibat ulah manusia. Allah sengaja melimpahkan akibat,” katanya saat menyampaikan kultum di Masjid MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip dari laman MUI, Senin (1/9/2023).
Kiai Saeful Bahri menerangkan, akibat yang diberikan itu dalam rangka Allah ingin mengingatkan dan menyadarkan hambanya untuk kembali ke jalan yang benar.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs Ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Simak Video Pilihan Ini:
Rasulullah Mencontohkan Menanam Pohon
“Salah satu upaya dalam Islam itu sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang diajarkan kepada kita mengantisipasi alam semesta ini dengan menanam pohon,” ucapnya.
Hal ini juga diperkuat dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW juga mengajurkan umatnya agar menanam pohon.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً (رواه مسلم)
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim)
Karena dengan menanam pohon, bisa menjadi sedekah. Hal ini juga tidak terlepas dari manfaat yang diberikan oleh pohon yang dapat dinikmati bukan hanya oleh manusia, tapi juga oleh hewan.
“Bahkan, Imam Muslim menyampaikan bahwa sedekahnya itu jariyah yang akan terus mengalir pahalanya. Apakah itu dalam bentuk buah-buahan, oksigen, atau kerindangan yang dihasilkan dan dinikmati oleh banyak orang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak agar umat Islam menanam pohon sebagai upaya untuk menanggulangi bahaya polusi udara yang telah terjadi belakangan ini.
“Dan itu semua menjadi sedekah jariyah. Saya kira kesempatan kita, umat Islam khususnya di samping itu berpahala jariyah, tapi disisi lain untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.
Apabila lingkungan sekitar banyak ditanami oleh pohon, ia berharap dapat menghasilkan lingkungan yang baik, bersih, dan lestari serta memberikan kebaikan bagi orang lain. (Sumber: mui.or.id).
Tim Rembulan
Advertisement