Liputan6.com, Jakarta - Salah satu upaya untuk menjaga produksi minyak dan gas yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah dengan melakukan pemboran sumur pengembangan secara masif.
Hingga Juli 2023, realisasi pemboran sumur pengembangan sudah mencapai 427 sumur migas atau lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 419 sumur.
Advertisement
Selain pemboran sumur pengembangan, aktivitas utama eksploitasi yang lainnya adalah pekerjaan workover dan well service. Untuk workover capaian hingga Juli 2023 sebanyak 472 sumur atau sudah mencapai 57% dari target 2023 yang sebanyak 834 sumur.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 382 sumur, maka secara year on year terdapat peningkatan sebesar 124%. Untuk kegiatan well service dari target 33.182 kegiatan sudah terealisasi 19.386 kegiatan atau tercapai 58%, atau secara year on year mencapai 111%.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menjelaskan,terdapat perkembangan yang signifikan terkait progress pemboran sumur pengembangan yang di 3 bulan pertama baru tercapai 167 sumur. "Namun dalam waktu 4 bulan bisa bertambah 260 sumur, sehingga di bulan Juli 2023 secara total menjadi 427 sumur,"jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9/2023).
Wahju memperkirakan hingga akhir tahun 2023 jumlah pemboran sumur pengembangan diproyeksikan terealisasi 919 sumur dari target 991 sumur. Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pemboran sumur pengembangan adalah ketersediaan rig yang sesuai dengan kebutuhan, serta saat ini kompetisi mendapatkan alat pemboran tersebut sangat ketat sehingga berdampak pada peningkatan harga.
“SKK Migas dan KKKS berusaha keras agar semua kebutuhan rig dapat terpenuhi dengan tetap melakukan optimalisasi biaya yang telah ditetapkan. Karena kami juga ingin menjaga biaya-biaya operasional hulu migas tetap efisien sehingga masih masuk dalam koridor biaya yang telah ditetapkan dalam cost recovery yang telah ditetapkan oleh Pemerintah”, ujar Wahju.
Efisiensi Biaya
SKK Migas memberikan apresiasi atas sinergitas dan kolaborasi antar KKKS dengan melakukan kontrak payung untuk jenis rig yang sama, sehingga dapat digunakan oleh banyak KKKS dengan hanya satu payung kontrak saja.
"Ini juga memberikan efisiensi biaya yang signifikan dan tentu saja kepastian ketersediaan rig”, imbuh Wahju.
Lebih lanjut, Wahju menyampaikan bahwa saat ini SKK Migas dan KKKS melakukan optimalisasi pekerjaan pemboran dan proses mobilisasi maupun demobilisasi rig dari satu lokai ke lokasi lain dalam wilayah kerja yang sama maupun ke wilayah kerja KKKS lain yang masuk dalam kontrak payung penggunaan rig tersebut.
“Agar rig optimal, selain kami melakukan optimalisasi penggunaan rig agar sesuai dengan jadwal yang ada, kami juga melakukan upaya agar proses mobilisasi maupun demobilisasi rig bisa semakin dioptimalkan”, terang Wahju.
Advertisement
Aspek HSE
Pekerjaan pemboran sumur pengembangan yang masif tersebut tentu harus dijaga aspek health, safety & environment (HSE).
Terkait hal tersebut, Wahju menyampaikan rasa syukurnya bahwa sejak triwulan kedua 2023 hingga saat ini semua kegiatan bisa berjalan lancar tanpa kendala. Dampaknya adalah rig yang ada dapat dioptimalkan sehingga penyelesaian pemboran sumur pengembangan sejak April 2023 hingga saat ini jumlahnya bertambah secara signifikan.
“Kami menjaga agar 919 sumur bisa di bor, bahkan kami juga berupaya melakukan lebih agar jumlah sumur pengembangan yang berhasil di bor di akhir tahun 2023 dapat lebih mendekatkan di angka target 991 sumur agar entry level produksi minyak dan gas di awal tahun 2024 pada tingkat yang optimal”, pungkas Wahju.