Liputan6.com, Jakarta- Sejak 1990-an pelaksanaan event besar olahraga selalu menghadirkan maskot. Tak terkecuali FIBA World Cup 2023 yang sedang berlangsung di Indonesia, Jepang dan Filipina. Ada maskot robot bernama JIP (Japan-Indonesia-Philipine). Aksi-aksi JIP selalu menghibur penonton yang datang di Indonesia Arena.
JIP memang diprogram untuk jadi menyenangkan, ramah, dan sporty. Banyak yang ingin foto bareng dengan JIP selama pelaksanaan FIBA World Cup 2023.
Advertisement
Tidak banyak yang tahu siapa sosok di balik JIP yang beredar di Indonesia Arena selama penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 Indonesia. Dengan pakem tugas yang berat, mereka harus bisa memberikan hype kepada para fan di setiap acara FIBA World Cup ini.
Setelah JIP diperkenalkan pada akhir Juli lalu di pelataran Sarinah, ada dua orang yang ditugasi untuk memerankan JIP di Indonesia, yaitu Rizwan (32) dan Arsyie (30). Mereka ditemani oleh satu orang asisten JIP yakni Jensen (18).
Ada beragam suka duka yang mereka jalani selama memerankan JIP selama penyelenggaraan Piala Dunia ini. Mulai dari yang kepanasan karena harus berada di dalam kostum JIP dalam waktu cukup lama, hingga seringkali dikerjai oleh para penonton. Tapi, sukanya mereka merasa bahagia bisa menjadi bagian kecil dari kesuksesan perhelatan ini. Kebanggaan yang menurut mereka akan selalu dikenang seumur hidup.
Arsyie adalah pemeran JIP pertama sejak jaman diperkenalkan ke publik Indonesia. Dia ikut dalam tur trofi Naismith di empat kota, Solo, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Serta, juga di beberapa aktivitas school visit program Youth Leader "Basketball for Good" dari FIBA Foundation.
Pengalaman Seru di FIBA World Cup 2023
Pada game time, dia bertugas di Indonesia Arena. Dia harus mengikuti seluruh aktivitas di tengah lapangan, saat jeda kuarter atau saat half time, ikut main games dan berdansa juga.
"Yang di arena, harus stand by dari satu jam sebelum pertandingan dimulai. Sebelum bertugas di center court, JIP harus menuju tribun penonton, dan hallway stadion untuk menyapa penonton. Lalu di dalam pertandingan pre-games, aktivitas di lapangan semua harus ikut. Apa yang tidak dipahami banyak orang, dikiranya jika bertugas di lapangan ber-AC dengan kostum JIP tidak akan kepanasan. Padahal sama-sama panas juga," katanya.
"Yang seru pas activation pas di tengah lapangan, main squid games dan games-gemas lain, ikut ngedance juga. Sulitnya, karena kostumnya tebal jadi, gerakan terbatas. Tidak bisa tepuk tangan, tidak bisa angkat tangan. Kalau ke tribun, space tribun kalau ada orang lagi lewat jadi bentrok, agak susah," tambah Arsyie.
Advertisement
Beratnya Menjadi JIP
Apalagi harus melakukan gerakan di setiap jeda kuarter dan halftime. Dikejar waktu dan jarak juga di dalam stadion, sementara dirinya tetap harus bisa membangun suasana untuk penonton agar meriah.
"Di dalam JIP tetap keringetan, pertama karena kostum JIP sangat tebal. Untuk menggunakannya saja butuh waktu 25 menit untuk satu JIP. Di dalam kustom JIP dipasang dua kipas angin portable yang menempel di punggung kanan kiri, tapi karena menggunakan baterai jadi hanya bertahan hingga awal game kedua. Setelahnya tidak ada kipas, hingga tetap panas, baju keringatan seperti berenang. Makanya kostum daleman JIP harus dilaundry tiap hari agar tidak bau," imbuhnya.
Tapi, menurut Arsyie yang seru adalah ketika jalan untuk ikut trofi tur ke daerah, di mana pendamping JIP selalu mengatakan bahwa JIP ini adalah robot basket. Sehingga banyak anak-anak yang terkagum-kagum hingga JIP selalu dikerubuti. Ada yang mau peluk atau foto bersama.
Berbeda dengan Arsyie, Rizwan bertugas menjadi JIP untuk aktivitas fan zone di Senayan Park. Dia harus menghadapi kondisi luar yang kadang sangat terik mataharinya. Apalagi dia harus tampil di fan zone sekitar pukul 13.00 WIB sebagai pembuka.
"Karena ditugaskan di luar ruangan, maka harus cerdas-cerdas atur napas. Karena di dalam kustom itu panas sekali, kalau keringetan pengelihatan terbatas, hanya bisa melihat ke depan, tidak bisa lihat bawah, dan harus mengatur jalan juga kalau tidak bisa jatuh atau kehabisan napas," katanya.
Sosok Penting Lain di Balik Aksi JIP
Karena JIP di fan zone menjadi pembuka acara, maka menurutnya, dia juga harus belajar koreografi. Karena hanya diberi latihan satu kali dan dia harus langsung take untuk video. Di fan zone, selain sebagai pembuka, JIP juga harus keluar tiga kali dalam satu hari dengan durasi keluar 30 menitan.
Karena pengelihatan terbatas, terkadang, tuturnya ada saja yang iseng. Kadang suka ada yang menepok bahu, saat ditengok pada pura-pura diam.
"Kalau anak kecil enggak suka jahil, yang jahil justru banyakan orang tua. Suka colek-colek atau menepok bahu tiba-tiba. Lalu saat kita tengok pada pura-pura diem. Kita nengok kanan kiri enggak ada yang respon," ucapnya. Meski kadang susah napas, lalu diisengin, Rizwan mengaku senang bertugas menjadi JIP. Karena sejauh ini menurutnya, ini merupakan kostum maskot yang paling keren. Ada lampunya, kepalanya futuristik dan bisa mengeluarkan berbagai gambar emoticon. Lalu, di dalam kostum juga ada kipasnya biar tidak kepanasan.
"Senangnya, bisa ketemu banyak kenalan. Lalu, saya juga senang karena bisa jadi bagian kecil dari acara sebesar ini. Ada bangganya karena ini Piala Dunia, jadi kedepannya bisa cerita ke orang-orang kalau saya juga ada ambil bikin sukses Piala Dunia meski hanya segelintir perannya," ungkapnya tertawa.
Sang asisten JIP, Jensen mengatakan jika dirinya bertugas untuk memasangkan kostum untuk Rizwan maupun Arsyie. Termasuk membawa fan yang akan dipasangkan di dalam kostum dan memperbaiki kabel di kepala JIP yang terkadang suka error jika kepanasan mesinnya.
"Saya bertugas memasangkan kostum, lalu mengecek kesiapan dari JIP dari fan hingga baterai emoticon yang muncul di kepala JIP. Tapi kadang kalau malam kepalanya suka error, jadi karena harus berbentuk emoticon, jadi kepala JIP buka pasang buka pasang untuk diperbaiki. Kalau tidak bisa juga disiasati, maka harus menggunakan emergency face emoticon manual macam topeng. Kalau sudah begitu kadang kita suka diprotes," tukasnya.
Meski tanggung jawabnya sama besar, tapi Jensen mengaku dirinya bisa lebih santai kerjanya dibandingkan kedua JIP. Lebih fleksible dibandingkan menjadi JIP.
Advertisement
Persyaratan Jadi JIP
Ternyata untuk menjadi JIP tidak mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arsyie maupun Rizwan terlebih dahulu. Pertama, mereka harus memiliki ukuran sepatu 40-41. Lalu, tinggi orang yang menggunakan maskot tidak boleh dari 160-165cm. Karena bentuk suit maskot ngikutin berat badan, jadi bila terlalu berat berat badannya maka akan kelihatan buncit perutnya. Apalagi bodi JIP dibuat jadi lebih kekar. Kostum JIP ini didatangkan langsung dari Jepang.
"Ada persyaratan lain dari FIBA yang harus dipatuh. JIP tidak boleh bicara saat bertugas. Lalu kedua, kostum JIP hanya diperbolehkan digunakan kurang dari 45 menit dan tiap 30 menit, yang menggunakan JIP harus melepas kepalanya untuk bisa mendapatkan udara. Hingga jangan sampai nanti mereka kehabisan napas," imbuh William, PIC Maskot JIP FIBA World Cup 2023.