Liputan6.com, Jakarta - Lagi asik-asik makan, eh ternyata ada sehelai rambut nyempil di tengah nasi. Jadi gimana, nih? Lanjut makan atau makanan yang tersisa dibuang saja? Kebanyakan pasti bodo amat dan lanjut mengunyah, ya, kan?
Keputusan tepat kalau begitu, sebab sebenarnya, menemukan rambut di makanan atau bahkan secara tidak sengaja memakannya bukan masalah besar, lho.
Advertisement
Menurut profesor di departemen ilmu makanan, nutrisi dan pengemasan di Clemson University di Clemson, South Carolina, ada beberapa jenis bahaya utama yang dapat muncul dalam makanan Anda.
"Ketika mengevaluasi keamanan makanan, kami melihat adanya bahaya biologis, kimia dan fisik," jelas Angela M. Fraser, PhD kepada Live Strong.
Bahaya biologis yaitu berupa makhluk hidup, misalnya mikroorganisme dan bakteri. Bahaya kimia berasal dari bahan pembersih yang baik secara sengaja atau tidak ditemukan dalam makanan. Sementara bahaya fisik meliputi sesuatu seperti rambut, tulang atau potongan logam yang seharusnya tidak ada dalam makanan.
Bahaya biologis dan kimia mengaktifkan reaksi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan penyakit, kata Fraser. Sebagai contoh, bakteri seperti salmonella yang ditemukan dalam ayam setengah matang yang dapat mengakibatkan keracunan makanan.
Di sisi lain, bahaya fisik tidak menyebabkan penyakit, ujarnya.
Tentu saja, jika ada sesuatu yang cukup besar seperti potongan kaca, itu bisa melukai tubuh saat ditelan atau membuat tersedak. Akan tetapi, sehelai rambut tidak akan menimbulkan masalah.
Dengan kata lain, rambut yang ditemukan dalam makanan tidak akan membuat Anda sakit—meski bagi beberapa orang, ini akan membuat jijik bahkan muntah.
Menemukan Rambut di Makanan adalah Hal Umum
"Perlu diingat juga bahwa rambut bukanlah sumber alami mikroorganisme patogen," ujar Fraser. Meskipun bukan tidak mungkin bahwa koki mengolah daging mentah, menyentuh rambut dan membuatnya terpapar bakteri, ini adalah hal yang jarang dan tidak berisiko tinggi.
Jadi, harus bagaimana jika menemukan rambut di makanan?
Perlu diingat jika menemukan sehelai rambut dalam makanan adalah hal yang umum terjadi. Seseorang memiliki 90.000 hingga 150.000 helai rambut, serta 25.000 rambut tubuh ditambah bulu mata dan bulu alis, menurut BioNumbers.
Terlebih lagi, proses pertumbuhan rambut normal melibatkan kerontokan rambut, yaitu sekitar 50 hingga 100 helai per hari, menurut American Academy of Dermatology.
Entah bagaimana, rambut bisa mendarat di makanan. Inilah sebabnya beberapa restoran mengharuskan juru masaknya menggunakan penutup kepala, sesuai anjuran FDA.
Katakanlah Anda menemukan rambut, apa yang harus dilakukan selanjutnya? Tentu saja terserah Anda.
"Beberapa waktu lalu, saya menemukan sepotong kecil rambut di makanan saya. Saya mengambilnya dan lanjut makan," aku Fraser.
Advertisement
Rambut pada Makanan Tidak Berdampak Serius
Fraser menuturkan, jika ada banyak rambut, tentu saja seseorang mungkin akan bertanya-tanya apa yang terjadi, katanya, tetapi, kalau hanya sehelai bisa dimengerti.
Namun, tentu saja reaksi seseorang berbeda-beda. Tidak apa-apa untuk jika Anda ingin memberitahukannya pada pelayan atau manajer dengan sopan. "Jangan secara otomatis menganggap itu adalah tempat yang kotor. Ini mungkin saja tidak disengaja. Beritahukan masalahnya dengan sopan," katanya.
Restoran yang baik akan meminta maaf dan bahkan mungkin memberi Anda diskon atau mengganti makanan dengan yang baru. Kalau ini terjadi di rumah, katakanlah, masakan pasangan Anda, maka cukup ambil dan buang rambutnya lalu lanjut makan.
Kesimpulannya, menemukan sehelai rambut di makanan tidak akan membuat Anda berakhir di rumah sakit. Terlepas dari rambut, mungkin juga ada beberapa hal lain yang tidak Anda inginkan dalam makanan yang sebenarnya bukan perkara serius.
Misalnya, kata Fraser, undang-undang federal mengizinkan sejumlah kecil partikel rambut dan serangga dalam makanan selama pembuatan. "Kita semua makan sejumlah kecil rambut dan partikel serangga setiap hari," tambahnya.
Bolehkah Makan Sesuatu yang Jatuh Ke Lantai?
Meski melahap makanan yang ada rambutnya tidak masalah, beda ceritanya jika Anda makan sesuatu yang sudah terjatuh ke lantai. Walaupun lantai terlihat bersih dan mengkilap, risikonya tetap ada.
Apalagi jika Anda selalu beralasan, "Belum lima detik, kok." Aduh, sama saja.
"Dalam waktu kurang dari lima detik, makanan sudah terkontaminasi," jelas Randy Worobo, PhD, seorang profesor mikrobiologi makanan di Cornell University.
Dalam beberapa kasus, transfer bakteri ke makanan dimulai dalam waktu kurang dari satu detik, menurut studi Oktober 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology.
Sementara para peneliti menemukan bahwa waktu kontak yang lebih lama memang menghasilkan lebih banyak transfer bakteri, faktor-faktor seperti jenis makanan dan permukaan tempat makanan itu jatuh juga berperan.
Dari empat jenis makanan yang dianalisis dalam penelitian ini—semangka, roti, roti dan mentega serta permen gummy—semangka mengambil kontaminan paling banyak sementara permen gummy paling sedikit.
"Makanan basah akan lebih terkontaminasi dibandingkan makanan kering," tutur Worobo kepada Live Strong. "Kelembaban benar-benar meningkatkan jumlah kontaminan yang terangkat dari lantai."
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement