Liputan6.com, Jakarta Hewan peliharaan, khususnya anak-anak bulu (anabul) seperti anjing dan kucing disarankan tetap tetap berolahraga meski kondisi polusi udara tengah buruk di kawasan Ibu Kota.
Dokter hewan drh Rio Aditya Setiawan merekomendasikan pemilik anabul agar tetap menjaga rutinitas hewan kesayangan mereka dengan menyesuaikan kondisi fisiologis. Hal ini mengingat hewan bertubuh besar memiliki kebutuhan berbeda dari hewan bertubuh kecil.
Advertisement
Aktivitas fisik seperti berolahraga, kata Rio, merupakan kebutuhan alami anabul.
"Untuk hewan peliharaan berukuran besar seperti anjing german sheperd, golden (retriever), dan sejenisnya saya sarankan untuk tetap diajak berolahraga. Karena itu kebutuhan dari perilaku alami mereka," jelas Rio di ICE BSD, Jumat (1/9), dilansir Antara.
Meski polusi udara nantinya juga bisa berdampak pada kesehatan anabul, menjaga kondisi fisik anabul dengan olahraga di luar ruang tetap lebih penting. Hal itu karena aktivitas fisik di luar ruangan memberi lebih banyak manfaat seperti menjaga massa otot hingga menjaga metabolisme pencernaan anabul.
Dokter hewan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga menjabat sebagai SEA Scientific Communication and Affair Lead Royal Canin itu menyarankan pemilik anabul dengan bobot besar melebihi 25 kg untuk mengajaknya berolahraga di luar ruangan selama 20 hingga maksimal 30 menit setiap hari guna hasil yang optimal.
Jika pemilik khawatir hewan peliharaan akan mengalami dampak dari kualitas udara luar ruangan yang kurang baik, Rio mengatakan, pemilik bisa memasang air purifier sebagai pelengkap ketika berada di rumah.
Anabul Bertubuh Kecil Disarankan Tetap Berada di Dalam Ruangan
Anabul-anabul bertubuh kecil seperti kucing dan anjing pomeranian, pudel dan sejenisnya disarankan tetap berada di dalam rumah dengan kondisi pemurni udara tetap dinyalakan.
"Kenapa dibantu air purifier, agar isa memastikan udara lebih bersih tidak hanya berdampak baik bagi manusianya tapi juga hewan kesayangannya," ucap Rio.
Aktivitas bagi hewan peliharaan bertubuh kecil seperti berjalan atau berlari ringan di dalam rumah juga tetap harus dilakukan untuk memastikan anak bulu tetap dalam kondisi bugar.
Advertisement
Kualitas Udara di Ibu Kota
Kondisi udara di Indonesia sebelumnya terpantau buruk dalam beberapa kwatu terakhir, khususnya di kawasan Ibu Kota serta kota-kota penyangganya.
Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Jumat (1/9) pagi. Hal ini berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir dengan indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 153.