Perdagangan NFT di Ethereum Sentuh Level Terendah dalam 2 Tahun

Volume perdagangan NFT berbasis ethereum turun menjadi USD 407 juta pada Agustus, turun 32 persen dari Juli sebesar USD 599 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Sep 2023, 08:00 WIB
Volume perdagangan bulanan NFT berbasis Ethereum mencapai level terendah dalam dua tahun pada bulan lalu. (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta - Volume perdagangan bulanan NFT berbasis Ethereum mencapai level terendah dalam dua tahun pada bulan lalu. Hal itu salah satunya karena aktivitas di pasar OpenSea, Blur, LooksRare, dan X2Y2 disebut mulai mengering.

Melansir The Block, Minggu (3/9/2023), volume perdagangan turun menjadi USD 407 juta pada Agustus, turun 32 persen dari Juli sebesar USD 599 juta. Sekaligus menjadi volume perdagangan terendah sejak Juni 2021. X2Y2 memimpin pelemahan dengan penurunan 40 persen dari bulan ke bulan (month over month/MoM), dengan volume perdagangan Blur, OpenSea, dan LooksRare masing-masing turun 38 persen, 18 persen, dan 8 persen.

OpenSea, yang pernah mendominasi lanskap pasar NFT dan memberikan penawaran investasi dengan penilaian USD 10 miliar juga mencatatkan jumlah pengguna aktif terendah sejak Juli 2021, menurut Dune Analytics. Pengguna aktif OpenSea turun 12 persen menjadi 126,000 di bulan Agustus.

Minat terhadap NFT blue-chip dan koleksi berbasis Solana menurun Sementara pasar kripto yang lebih luas telah mengalami penurunan volume perdagangan yang signifikan. NFT sangat terpukul sejak puncak pasar tahun 2021, kondisi ini menunjukkan penurunan minat.

Indeks Koleksi NFT Blue-Chip Bitwise, yang merupakan beberapa koleksi NFT terbesar, seperti CryptoPunks, Bored Ape Yacht Club, Azuki, dan DeGods, turun 37 persen tahun ini, periode di mana ethereum terapresiasi 37 persen.

Solana, blockchain lain yang populer untuk mencetak dan memperdagangkan NFT, juga mengalami nasib yang sama, dengan volume perdagangan harian di pasar NFT berbasis Solana turun di bawah USD 1 juta untuk pertama kalinya sejak September 2021.

 

 


Arus Keluar Bitcoin dan Ethereum Sentuh Rp 26,3 Triliun dalam 30 Hari

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya, selama 30 hari terakhir, harga bitcoin dan ethereum juga relatif stabil. Namun, data terbaru mengungkapkan sejumlah besar bitcoin telah ditarik dari bursa, dengan 43.301 BTC, senilai USD 1,16 miliar atau setara Rp 17,2 triliun. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (25/8/2023), selain bitcoin, data Cryptoquant menunjukkan platform perdagangan kripto terpusat juga mengalami arus keluar ethereum yang signifikan meninggalkan bursa mereka selama sebulan terakhir. Sekitar 340.000 eter, senilai USD 613,71 juta atau setara Rp 9,1 triliun telah meninggalkan bursa.

Secara total Bitcoin dan Ethereum telah melihat arus keluar dari bursa dalam sebulan terakhir sebesar USD 1,77 miliar atau setara Rp 26,3 triliun.

Bursa Kripto yang Mencatatkan Arus Keluar Terbesar

Sejumlah besar pertukaran kripto utama telah melihat arus keluar bitcoin yang signifikan. Data Cryptoquant menunjukkan platform perdagangan terpusat Exodus memegang 2,5 juta bitcoin. Dalam sebulan terakhir saja, 43.301 BTC, senilai lebih dari USD 1,16 miliar, telah meninggalkan platform ini.

Sedangkan, menurut data yang dicatat oleh analitik blockchain Coinglass, Binance saat ini memegang cadangan bitcoin terbesar, dengan saldo 555.435 pada Minggu malam. Namun, selama 30 hari terakhir, pertukaran tersebut telah mengalami arus keluar sekitar 10.102 BTC. 

Coinbase berada di posisi kedua dengan cadangan 486.630 bitcoin, dan mengalami peningkatan moderat sekitar 316 BTC dalam sebulan terakhir. Bitfinex, bursa terbesar ketiga dalam hal kepemilikan BTC, juga mengalami sedikit peningkatan sekitar 339 BTC selama periode yang sama.

 


Kasus Peretasan DeFi Kembali Terjadi, Aset Rp 4,3 Miliar Ethereum Raib

Ethereum

Sebelumnya, perusahaan keamanan blockchain PeckShield mengungkap peretasan baru di beberapa proyek keuangan terdesentralisasi (DeFi) Pada 9 Agustus 2023.

Dilansir dari Coinmarketcap, Minggu (13/8/2023), Earning Farm Aave, yang mendukung Ethereum (ETH), Wrapped Bitcoin (wBTC), dan USDC, menjadi target dan dilaporkan kehilangan sekitar USD 287.000 dalam ETH atau setara Rp 4,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.214 per dolar AS).

PeckShield sekarang memperingatkan protokol tentang potensi bahaya menjadi korban serangan masuk kembali. Jenis serangan ini terjadi ketika seseorang melakukan panggilan ke kontrak yang tidak dapat dipercaya, dan kemudian panggilan lain dilakukan yang mengeluarkan dana. Jika kontrak tidak diperbarui dengan cukup cepat, penyerang dapat terus menarik semua dana dari protokol.

Pada Oktober 2022, Earning Farm Aave menghadapi dua serangan flash loan di EFLeverVault-nya. agen keamanan blockchain, menyatakan 750 ETH telah dicuri pada saat itu. 

Serangan flash loan yaitu modus dengan meminjam mata uang kripto dalam jumlah besar dalam satu transaksi, memanipulasi nilainya di beberapa transaksi, dan melunasi pinjaman dalam transaksi yang sama.

Serangan re-entrancy baru-baru ini di Aave Earning Farm telah menimbulkan pertanyaan tentang potensi upaya terkoordinasi untuk mengeksploitasi kerentanan di berbagai protokol DeFi.

Beberapa protokol, termasuk yang menggunakan bahasa pemrograman Vyper, telah menjadi sasaran dalam beberapa minggu terakhir. Meski begitu, regulator mengambil tindakan untuk meningkatkan pengawasan dan menerapkan langkah-langkah untuk melindungi pengguna.

 


Peretas Kembalikan Kripto Curian ke Platform DeFi Alchemix

Ilustrasi cryptocurrency Ethereum. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Peretas yang meretas platform DeFi Alchemix minggu ini telah mengembalikan dana yang dicuri setelah Alchemix  menawarkan hadiah.

"Kami sangat senang mengumumkan semua dana yang dicuri oleh peretas kumpulan Alchemix di Curve Finance kini telah dikembalikan," cuit Alchemix di Twitter, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (7/8/2023).

Seorang peretas yang menyerang bahasa pemrograman Vyper seminggu yang lalu mulai mengembalikan dana pada Jumat, 4 Agustus 2023 mengirimkan 4.820 Alchemix ETH (alETH), senilai USD 8,3 juta atau setara Rp 125,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.152 per dolar as), kembali ke dompet tim Alchemix.

Hadiah untuk Peretas

Aset kripto yang dikembalikan datang setelah tim Curve, Alchemix, dan Metronome, yang semuanya terpengaruh oleh peretasan, memposting pesan pada 3 Agustus yang mengatakan mereka tidak akan melakukan tindakan hukum jika peretas mengembalikan 90 persen dana sebelum 1 Agustus dan menawarkan hadiah 10 persen dari dana yang dicuri.

Serangan 30 Juli mengakibatkan lebih dari USD 61 juta atau setara Rp 924,3 miliar terkuras, termasuk lebih dari USD 45 juta atau setara Rp 681,8 miliar yang dicuri dari protokol DeFi Alchemix, Metronome, dan JPEG. Ini ditambah USD 25 juta atau setara RP 478,8 miliar terkuras dari kumpulan CRV/ETH Curve.

 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya