Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan sumber alamnya, dengan berbagai bahan baku minuman tradisional jamu yang sudah turun-temurun menjadi tradisi masyarakat untuk menjaga kesehatan. Termasuk jamu bersalin yang di era modern masih dikonsumsi, salah satunya merupakan racikan dari Madura.
Satu bahan pelengkap jamu bersalin yang sering dipakai untuk keperluan memasak sehari-hari adalah jeruk purut. Dalam masakan, bagian jeruk purut yang sering dipakai adalah daunnya.
Advertisement
Mengutip dari jurnal Kajian Etnobotani dalam Tradisi Minum Jamu Madura: Jamu Khusus Kesehatan Ibu dan Anak, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, jamu bersalin ini memakai bahan-bahan antara lain daun sirih, kunir, temu ireng, kunci pepet, bengle, kayu pucuk, kayu senlok, kencur, cengkeh, pala, adas, manis jangan, kayu dlembok, paka, jeruk purut, jintan hitam, kencur, kunir, temu giring, krangehan, ada pula daun kemukus, bengle, brotowali, widoro laut, doro putih, babakan pule, temulawak, serta madu.
Jamu bersalin racikan Madura biasa diminum setelah masa persalinan atau nifas yang bertujuan untuk membersihkan darah kotor sehabis melahirkan. Ramuan jamu juga dipercaya bisa memulihkan kembali energi ibu setelah melahirkan.
Jeruk purut dengan nama latin citrus hystrix, memiliki rasa asam pekat di lidah. Tak hanya untuk jamu, jeruk purut bisa diolah menjadi ragam produk untuk dunia kesehatan dan kecantikan, utamanya minyak atsiri sebagai bahan dasar minyak wangi dan produk lainnya.
Untuk minuman, jeruk purut memiliki kandungan senyawa organik tinggi dan bermanfaat pada sistem tubuh. Manfaat kesehatan dari jeruk purut termasuk untuk kesehatan mulut, detoksifikasi darah, kesehatan kulit.
Jeruk Purut Jadi Bahan Baku Minyak Atsiri
Mengutip dari kanal Regional, Liputan6.com, Minggu (3/9/2023), Ketua Paguyuban Petani Jeruk Purut Pucuk 8 Garut Yuyu Karyudin Yunantara (69) mengatakan, kilau jeruk purut sebagai bahan dasar atau bibit olahan untuk dunia kesehatan, baru ditemukan empat tahun terakhir.
Saat itu, seorang pensiunan lembaga sertifikasi nasional pelat merah berhasil menemukan formula minyak atsiri berbahan jeruk purut dengan kualitas mumpuni. "Produk kami sangat cocok menjadi bahan dasar parfum kelas premium," ungkanya saat diwawancarai Liputan6.com.
Mulanya produk buah jeruk purut sisa ekspor banyak dibuang dan dibiarkan membusuk untuk menjadi pupuk organik. Tetapi, kini telah berubah seiring ditemukannya formula minyak atsiri tersebut.
"Dulu bahkan sengaja dibuang ke sungai karena kami belum tahu diolah menjadi apa," sebut dia.
Lalu perlahan tapi pasti, formula minyak atsiri jeruk purut mulai tercium kalangan industri kesehatan dan kecantikan untuk bahan dasar minyak wangi. "Menjual dalam kapasitas besar belum sebab masih terbentur produksi," kata dia.
Advertisement
Proses Penyulingan Jeruk Purut Sederhana
Kini setelah diolah secara langsung oleh anggota kelompok paguyuban, beberapa produk alami seperti sabun cuci piring, sabun mandi, sabun kecantikan, sampo, hand santizer, pembersih lantai, hingga parfum berhasil dibentuk dari bahan dasar minyak atsiri jeruk purut tersebut.
“Wangi jeruk purut terbilang pekat, sehingga bagus untuk menjadi ragi (bahan baku),” kata dia.
Selain cocok untuk industri kesehatan, susunan senyawa kimia minyak atsiri jeruk purut asal Garut, diketahui menyerupai minyak atsiri Bergamot Italia yang biasa digunakan sebagai bahan dasar industri parfum dunia.
"Informasinya harga minyak atsiri jeruk purut di pasaran dunia mulai dijual Rp550 ribu hingga Rp2 juta per liter tergantung kualitas," ungkap dia.
Sekarang ini proses penyulingan minyak atsiri jeruk perut asal Garut masih dilakukan secara sederhana. Mulai dari 50 kilogram (kg) bahan jeruk purut, menghasilkan sekitar 0.5 liter minyak atsiri.
"Randaman minyak atsiri jeruk purut kami terbilang bagus untuk industri minyak wangi," tambahnya.
Perbedaan Jeruk Purut dan Jeruk Nipis
Jeruk purut dan jeruk nipis sangat berbeda dari segi rasa maupun kegunaannya, berikut adalah rangkuman perbedaannya yang dikutip dari laman FIMELA, Minggu (3/9/2023).
1. Penampilan Luar Jeruk
Dari segi tampilannya, warna ketiga jeruk ini hampir sama yakni berwarna hijau. Tapi untuk jeruk limau dan jeruk purut, warnanya lebih hijau gelap jika dibandingkan dengan jeruk nipis. Dibandingkan jeruk purut dan nipis, jeruk limau memiliki ukuran lebih kecil. Tekstur kulit jeruk nipis terasa lebih halus jika dibandingkan jeruk limau maupun jeruk purut.
2. Banyak Air dan Bulir di dalam Jeruk
Sewaktu diperas, jeruk limau yang lebih kecil dari jeruk purut maupun nipis memiliki jumlah air lebih sedikit. Adapun untuk bulir ketiga jeruk ini, semua hampir sama yaitu berwarna hijau agak kekuningan. Untuk jeruk purut dan limau warna bulirnya lebih hijau bening apabila dibandingkan jeruk nipis.
3. Rasa Jeruk
Baik jeruk limau, jeruk purut maupun jeruk nipis mempunyai rasa asam. Meski demikian, rasa jeruk limau lebih asam dari jeruk purut maupun nipis. Untuk aroma, buah jeruk nipis punya aroma yang cukup kuat jika dibandingkan dengan kedua jeruk lainnya.
4. Kegunaan
Jeruk limau biasa digunakan sebagai campuran sambal atau masakan dengan cita rasa kuat. Sementara jeruk purut dan jeruk nipis, biasanya digunakan untuk menghilangkan bau amis ikan dan daging tanpa mengubah rasa ikan serta daging tersebut. Dua buah jeruk ini pun sering digunakan sebagai campuran masakan soto supaya rasanya makin segar.
Advertisement