Liputan6.com, Ponorogo - Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denayar, Jombang, KH. Abdussalam Shohib mengatakan kolasisi Partai NasDem dengan PKB dengan mencalonkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bakal mendulang suara di Jawa Timur saat Pilpres 2024.
Tokoh NU yang akrab disapa Gus Salam ini meyakini poros baru Anies-Muhaimin bakal mendapat suara mencapai 70 persen di Jatim.
Advertisement
"Jawa Timur kan basis NU dan PKB. Saya kira (raupan suara di Pilpres) bisa mencapai 70 persen. Itu tergantung berapa pasangan nanti, kalau tiga (pasangan) ya 50 persen," kata Gus Salam usai menghadiri acara Ngaji Alumni Mambaul Ma'arif Denanyar di Ponorogo, dilansir dari Antara, Minggu (3/9/2023).
Ia mengaku bahwa prediksi itu mengacu hasil Pilpres 2019, dimana pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin berhasil memperlebar selisih marjin suara hingga 20 persen dibanding suara Prabowo-Sandiaga Uno.
Gus Salam menekankan bahwa majunya Gus Muhaimin menjadi calon wakil presiden mendapat dukungan dari kiai dan gus di Jawa Timur.
"Ini menunjukkan jika Jawa Timur adalah warga NU, In syaa Allah di Jawa Timur menang," ujarnya.
Gus Salam menambahkan, jika nanti Cak Imin atau Gus Imin terpilih menjadi wapres tentu akan berdampak besar kepada NU. Ia pun berharap agar sektor pendidikan pesantren serta ekonomi menjadi program prioritas dari Cak Imin.
"Prestasi prestasi yang diukir, diakhiri dan diteruskan bahwa kita tidak boleh berhenti membawa hal baik dan adil," katanya.
Deklarasi AMIN
Sebelumnya, Sabtu (1/9/2023) pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) mendeklarasikan pencalonan mereka di Pemilu Presiden 2024.
Keduanya diusung oleh koalisi Partai Nasional Demokrat dan PKB. PKS yang sejak awal bergabung di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) belum secara resmi menyatakan dukungan terhadap pasangan ini, karena keputusan perubahan koalisi yang dilakukan Partai Nasdem dinilai sepihak.
Sementara Partai Demokrat yang sejak awal juga berada dalam koalisi dan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal cawapres pasangan Anies, memutuskan keluar dari KIP karena merasa "ditinggalkan", atau dikhianati secara politik oleh Nasdem maupun Anies Baswedan selaku calon yang diusung.
Advertisement