Tatkala Abu Bakar Tertinggal Sholat Ashar Berjemaah Bersama Rasulullah SAW

Abu Bakar As-Siddiq dikenal sebagai salah satu sahabat nabi yang tidak pernah tertinggal dalam urusan sholat berjemaah. Baginya, sholat berjemaah adalah penting dan apabila tertinggal merupakan suatu kerugian luar biasa dalam hidupnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Sep 2023, 20:30 WIB
Umat Islam melaksanakan sholat Jumat pada minggu ketiga bulan Ramadhan 1442 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (30/4/2021). Sholat Jumat berjamaah dengan pembatasan jemaah 30 persen dari kapasitas di ruang sholat utama masjid dan menerapkan protokol kesehatan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Abu Bakar As-Siddiq dikenal sebagai salah satu sahabat nabi yang tidak pernah tertinggal dalam urusan sholat berjemaah. Baginya, sholat berjemaah adalah penting dan apabila tertinggal merupakan suatu kerugian luar biasa dalam hidupnya.

Suatu hari ia datang terlambat melaksanakan sholat ashar berjemaah. ini karena kesibukan Abu Bakar di siang harinya.

Abu Bakar mengira akan tertinggal kesempatan sholat Ashar berjemaah bersama Rasulullah SAW. Ia melangkahkan kaki lebih cepat menuju masjid agar keburu sholat secara berjemaah. Bahkan, demi sholat berjemaah ia berjalan setengah berlari.

Ketika tiba di masjid, Abu Bakar beruntung masih bisa ikut sholat berjemaah dengan Rasulullah SAW. Saat itu Rasulullah SAW sebagai imam sedang bertakbir untuk rukuk.

“Alhamdulillah,” ucap Abu Bakar dengan senang.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Hikmah di Balik Abu Bakar Terlambat Sholat Berjemaah

Foto udara memperlihatkan umat muslim melaksanakan sholat Idul Adha di Lapangan Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Rabu (28/6/2023). Jemaah Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha 1444 H satu hari lebih dulu daripada yang ditetapkan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Abu Bakar kemudian bertakbir untuk mengikuti sholat berjemaah. Ia lalu segera rukuk bersama para jemaah lainnya. 

Saat Rasulullah SAW beserta makmumnya rukuk, Jibril turun dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah mendengar orang yang memujinya (sami‘allāhu li man hamidah). Oleh karena itu katakan ‘Sami‘allāhu li man hamidah."

Rasulullah SAW kemudian mengucapkan, “Sami‘allāhu li man hamidah” ketika bangun dari rukuk. Sebelum itu, Rasulullah saw turun rukuk dan bangun dari rukuk (i‘tidal) dengan mengucapkan takbir.

Sejak itu, Rasulullah SAW mengucap “Sami‘allāhu li man hamidah” setiap kali bangun dari rukuk (i‘tidal). Sejak itu juga ucapan “Sami‘allāhu li man hamidah” menjadi sunnah berkat keterlambatan shalat Ashar dari Sahabat Abu Bakar As-Siddiq ra.

Kisqh ini dikutip dari Kitab Tausyih Abi Qasim karya Syekh Muhamad Nawawi Al-Bantani via situs Nahdlatul Ulama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya