Liputan6.com, Jakarta - Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni menyayangkan kegaduhan yang ditimbulkan Partai Demokrat, imbas Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) batal menjadi Cawapres Anies Baswedan.
"Yaitu tadi, bahwa narasi yang diungkapkan oleh partai Demokrat sebenarnya bisa diredam dengan cara-cara politik yang lebih arif," kata Sahroni saat ditemui wartawan, Senin (4/9).
Advertisement
Sahroni pun merasa ucapan kekecewaan dari Partai Demokrat terlalu berlebihan. Padahal, sampai saat itu proses lobi politik masih berlangsung dan belum ada kesepakatan tertulis menetapkan AHY sebagai cawapres.
"Misalnya contoh belum jadi pemimpin aja sudah berkhianat. Lah bagaimana kita menjustifikasi yang narasi lobi politik lagi berproses. Kalau belum ada tanda tangan kedua belah pihak atau ketiga partai koalisi secara resmi memilih cawapres," katanya.
Sehingga, Sahroni menilai kekecewaan yang terjadi dalam tubuh Partai Demokrat, karena sejak awal terlalu percaya diri memasangkan Anies dengan AHY sebagai cawapres.
"Mustinya juga jangan kepedean. Kita kan yaaa, harus bismillah. Kalau garis tangannya akan menjadi cawapres, kemarin dia tidak akan lari," ujarnya.
"Tapikan karena ini, intuisi seorang pak Surya Paloh, lebih tajam karena beliau makan politik sudah hampir 50 tahun. Jadi kita berharap jangan ungkap narasi yang akhirnya memprovokasi masyarakat atas kebencian yang tidak berdasar. Begitu," lanjutnya.
Padahal, Sahroni mengatakan semua hal bisa terjadi di dalam area lobi politik. Bahkan, ia mengibaratkan politik dengan orang yang gagal menikah meski sudah mengirimkan undangan.
"Nah itu yang musti kita luruskan bahwa di dalam area lobi politik semua bisa terjadi. Contoh kalau orang mau nikah, undangan sudah disebar tiba-tiba di hari H batal itu kan normal saja, jadi tidak seolah-olah jadi jengkel atau marah, kedua belah pihak pasangan pasti akan resah, kecewa pasti," tuturnya.
Tak Ada Pengkhianatan
Oleh karena itu, Sahroni menekankan tidak adanya penghianatan dalam deklarasi Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sebab proses deklarasi itu berlangsung dalam hasil lobi politik.
"Nggak ada (penghianatan), kan normal lah politik kan berbeda pandangan berbeda lobi berproses itu kan berjalan sampai titik daftar capres-cawapres nanti , jadi semua itu masih dinamis. Jadi demikian," tuturnya.
Di sisi lain, Sahroni mengatakan Ketum Partai NasDem, Surya Paloh tidak pernah memerintahkan para kadernya hal-hal negatif kepada lawan politiknya.
"Nasdem itu pak Surya, hatinya tidak ada punya jadi penghianat, tidak ada. Saya sebagai kader 10 tahun tidak pernah memerintahkan hal-hal jelek ke kader tidak pernah ada. Tidak pernah pak surya memerintahkan hal-hal negatif untuk lawan politiknya, beliau selalu ikhlas dan legowo apa yang terjadi dalam proses politik," jelasnya.
Sumber: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement