Haruskah Putus? 6 Tanda Sudah Saatnya Mengakhiri Hubungan

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk putus, ketahui faktor-faktor yang mendukung untuk mengakhiri hubungan.

oleh Marisa Atalia Insara diperbarui 04 Sep 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi putus cinta, patah hati. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika berdebat dengan pikiran, haruskah cukup sampai disini atau tetap berjuang itu memang rumit. Apa pun keadaanmu saat ini, pertanyaan “Haruskah putus dengan pasangan?” mungkin tidak memiliki jawaban yang jelas.

Mengutip dari laman Women's Health, Lisa Lawless, PhD, psikoterapis klinis dan CEO Holistic Wisdom mengatakan bahwa memang untuk mencari keputusan putus atau tidak dalam sebuah hubungan bisa rumit. 

“Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk putus, penting untuk melakukan refleksi diri dan menentukan alasan yang membawa kamu ke jalan ini,” kata Lisa. 

Misalnya, apakah kamu ingin putus karena pacarmu terus melarangmu untuk pergi keluar rumah? Atau karena kamu memiliki perbedaan yang mendalam dan mendasar? Apakah kamu sedang mengalami masa sulit karena pekerjaan yang membuat kamu stres, atau sebenarnya kamu sudah tidak bahagia lagi bersamanya? 

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk putus, ketahuilah bahwa merasa berkonflik saat ini adalah hal yang wajar. Berikut tanda mempertimbangkan sudah waktunya kamu putus dengan pasanganmu:

1. Kamu selalu merasa tidak bahagia

Tidak ada hubungan yang selalu indah. “Jika mendapati diri Anda terus-menerus merasa lebih lelah, tidak berenergi, lebih sedih daripada bahagia, atau secara umum tidak puas bahkan setelah mencoba berkomunikasi dengan jelas ini bisa menjadi tanda (saatnya untuk putus),” kata Natalie, terapis yang berbasis di Los Angeles. Jambazian, MA, LMFT.

 


Perasaan Terpisah

Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta, terluka. (Image by rawpixel.com on Freepik)

2. Merasa Terpisah

Jika kamu merasa semakin terpisah dari pasangan atau jika kamu yakin bahwa romansa diantara kalian telah memudar sama sekali itu mungkin merupakan tanda untuk mengakhiri hubungan, kata Laura Wasser, pengacara perceraian, hukum keluarga, dan pakar hubungan. dan kepala evolusi perceraian di Divorce.com.

3. Memiliki Perbedaan Nilai 

Memiliki nilai-nilai yang sama adalah kunci dalam membangun hubungan yang sukses, dan prinsip yang tidak selaras dapat menyebabkan hubungan tersebut tidak akan bertahan lama.

“Meskipun perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar, namun tidak boleh ada perbedaan mendasar dalam nilai atau tujuan Anda,” kata Lawless. 

Jika kamu memiliki keyakinan yang sangat berbeda tentang topik-topik penting seperti tempat tinggal jangka panjang, pernikahan, memulai sebuah keluarga, atau masalah politik, mungkin ada baiknya pikir ulang untuk melanjutkan hubungan tersebut.


Kurangnya Kepercayaan dan Tidak Dihargai

4. Kurangnya Kepercayaan

Mungkin pasanganmu berselingkuh atau kamu memergokinya sedang berbohong atau mungkin dia terus menerus melewati batas yang membuatmu tidak nyaman, tapi saat kamu mengungkitnya, dia akan mengabaikannya atau mengatakan kamu bersikap terlalu dramatis. “Jika salah satu pasangan terus-menerus gagal menghormati batasan Anda atau terlibat dalam perilaku seperti meremehkan, ini menandakan kurangnya rasa hormat dan kepercayaan dalam hubungan tersebut,” kata Jambazian.

5. Kamu Merasa Tidak Dihargai

Kamu berhak merasa bahagia, dicintai, dan dirayakan oleh pasanganmu baik itu telah bersama selama dua minggu atau dua dekade. Jika kamu berulang kali merasa tidak dihargai, diabaikan, atau bahkan dihakimi secara negatif dalam hubungan tersebut, itu bisa menjadi tanda bahwa orang tersebut bukanlah orang yang tepat untukmu

“Ketika sebagian besar waktu Anda dihabiskan dengan perasaan disalahpahami, dihakimi, atau tidak puas, itu menunjukkan hubungan tersebut tidak sehat dan bermanfaat bagi kesejahteraan Anda,” jelas Lawless.

 


6. Jalani Toxic Relationship

Setiap hubungan pasti mengalami pasang surut, tetapi jika hubunganmu terus-menerus memiliki pola yang tidak sehat, itu mungkin pertanda bahwa putus cinta adalah jalan terbaik bagimu. Jambazian mengatakan bahwa hubungan apa pun di mana “salah satu pasangan mengkritik pasangannya” atau yang “melakukan kekerasan secara fisik dan mental” termasuk dalam kategori ini.

Perilaku tidak sehat dapat berkisar dari “menyadari pola-pola toxic yang berulang-ulang seperti putus cinta dan kembali bersama tanpa perubahan positif apa pun,” atau merasa dibatasi dalam pertumbuhan pribadi atau profesional karena hubungan tersebut, Jelas Jambazian.

Dalam setiap hubungan pada dasarnya harus saling melengkapi, memiliki beberapa kesamaan lebih baik dan yang paling penting bisa saling menghargai. Jika kamu tidak merasakan salah satunya, mungkin sudah saatnya kamu berpisah dengan dia. Hidup akan lebih mudah kamu jalani ketika kamu terlepas dari sesuatu yang bukan takdirmu.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya