Malam-malam, Ketua Umum PBNU Gus Yahya Temui Jokowi di Istana

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/9/2023) malam.

oleh Muhammad AliLizsa Egeham diperbarui 04 Sep 2023, 19:48 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/12/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/9/2023) malam. Gus Yahya tiba di Istana pukul 18.55 WIB.

Gus Yahya mengatakan kedatangannya untuk memberikan surat undangan untuk pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU. Menurut dia, rencananya acara tersebut akan dibuka pada 18 September 2023.

"Mau nganter surat undangan untuk pembukaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU. Tanggal 18 nanti," kata Gus Yahya setiba di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/9/2023).

"Iya (itu aja). Ini suratnya udah bawa," sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan munas dan konferensi besar akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 18 September 2023 pukul 09.00 WIB dengan dihadiri 600 ulama dari jajaran syuriyah dan tanfidziyah.

“Kami mencanangkan menggelar musyawarah nasional alim ulama dan konferensi besar Nahdlatul Ulama, Insya Allah pada 18 sampai 20 September 2023,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Gus Yahya menjelaskan Munas Alim Ulama akan membicarakan persoalan agama terutama yang menyangkut kehidupan bangsa dan negara serta hajat masyarakat banyak.

Sementara konferensi besar adalah forum dari para pengurus Nahdlatul Ulama di tingkat provinsi di seluruh Indonesia untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan organisasi NU sendiri.

Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni menambahkan, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU diikuti oleh seluruh PWNU, ulama sepuh, dan para pengasuh pondok pesantren di lingkungan NU dengan total peserta diperkirakan mencapai 600 orang.

Setelah dibuka, agenda akan dilanjutkan dengan sidang-sidang pleno yang nantinya akan dibagi ke dalam sidang-sidang komisi.

 


Sejumlah Agenda Dibahas di Musyawarah Nasional

Beberapa agenda yang akan dibahas di dalam musyawarah nasional, lanjut Kiai Amin Said, antara lain terkait dengan tema-tema kemasyarakatan yang dilihat dan ditinjau dari perspektif agama.

Sedangkan konferensi besar akan membicarakan desain operasional jamiyah Nahdlatul Ulama di dalam rangka memenangi masa depan bagaimana tata kelola jamiyah.

“Bagaimana desain operasional dari pelaksanaan program dan keorganisasian dapat efektif dan sekaligus membuka ruang untuk memenangi masa depan,” ujarnya.

Ketua Panitia Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2023 KH Aizzudin Abdurrahman menuturkan forum ini akan dilangsungkan di dua tempat yakni Pondok Pesantren Al-Hamid Cilangkap dan Asrama Haji Pondok Gede.

“Acara ini akan diadakan di dua tempat dan ini merupakan salah satu khasanah tradisi Nahdlatul Ulama,” katanya.

Ia menyebutkan, pembukaan dilakukan di Pondok Pesantren Al-Hamid dengan banyak santri yang nantinya akan mengikuti perhelatan sedangkan kegiatan untuk sidang-sidang komisi di Asrama Haji Pondok Gede.

Gus Aiz mengatakan, munas dan konferensi besar kali ini mengusung tema Mendampingi Umat, Memenangi Masa Depan. Tema ini dipilih untuk menekankan prinsip utama bagi NU dalam berkontribusi pada masyarakat Indonesia.

Infografis Sinyal Dukungan Jokowi & Kesiapan Prabowo Nyapres di Pilpres 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya