Harga Minyak Dunia Melonjak Sentuh USD 88,72 per Barel, Ini 3 Penyebabnya

Rusia telah mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September, menyusul pemotongan 500.000 barel per hari pada bulan Agustus. Hal ini menjadi alasan harga minyak dunia melambung.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Sep 2023, 08:00 WIB
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/Artphoto_studio

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia pada Senin. Terdapat tiga sentimen yang mempengaruhi harga minyak dunia. Senitmen tersebut adalah data ekonomi China, data ekonomi AS dan pengurangan pasokan oleh produsen utama di dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (5/9/2023), harga minyak mentah Brent naik 17 sen, atau 0,2%, menjadi USD 88,72 per barel pada pukul 00.15 GMT. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 25 sen, atau sekitar 0,3%, menjadi USD 85,80 per barel.

Pergerakan harga naik yang berkelanjutan terjadi setelah kedua kontrak ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari setengah tahun pada minggu lalu, mematahkan penurunan dua minggu berturut-turut.

Dari sisi permintaan, aktivitas manufaktur China secara tak terduga meningkat pada Agustus, seperti yang ditunjukkan oleh data survei PMI manufaktur Caixin. Hal ini tentu saja menambah optimisme mengenai kesehatan ekonomi negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.

Serangkaian langkah dukungan ekonomi yang diumumkan oleh Pemerintah Beijing pekan lalu, seperti penurunan suku bunga deposito di beberapa bank milik negara terbesar di negara tersebut dan pelonggaran aturan peminjaman bagi pembeli rumah, juga telah mendukung harga minyak dunia.

Namun, para investor masih menunggu langkah-langkah yang lebih substansial untuk menopang sektor properti yang terpuruk, yang telah menjadi salah satu hambatan utama bagi perekonomian Tiongkok sejak negara tersebut keluar dari pandemi.

 


Sentimen dari AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Di AS, data ketenagakerjaan lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat, dengan nonfarm payrolls meningkat sebesar 187.000 pekerjaan pada bulan lalu.

Para analis melihat bahwa mendinginnya pasar tenaga kerja AS, seperti terlihat pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Suku bunga yang tak naik menjadi tenaga bagi harga minyak karena langkah the Fed menahan suku bunga bisa memberikan kekuatan kepada perekonomian sehingga mendukung juga permintaan akan minyak dunia.

 


Pasokan Minyak OPEC

Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/wirestock

Ekspektasi pengetatan pasokan minyak telah meningkat setelah pernyataan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada hari Kamis bahwa Rusia telah sepakat dengan mitra di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengenai parameter pengurangan ekspor yang berkelanjutan.

Pengumuman resmi dengan rincian rencana pemotongan diperkirakan akan diumumkan pada minggu ini.

Rusia telah mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September, menyusul pemotongan 500.000 barel per hari pada bulan Agustus.

Arab Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Oktober.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya