Liputan6.com, Jakarta - Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengungkapkan soal tidak terpilihnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapres sehingga belakangan menimbulkan polemik.
Menurut Anies, sejak bulan Juni 2023 ia sudah menyampaikan kepada NasDem, Demokrat dan PKS bahwa opsi cawapres hanya ada AHY.
Advertisement
“Saya sampaikan itu ke Pak Surya Paloh, Pak Surya Paloh menyatakan beliau tidak menolak, tapi beliau menyatakan begini itu adalah opsi yang boleh kita lakukan di ujung, tapi tidak sekarang,” kata Anies dikutip dari siaran Mata Najwa, Selasa (5/9/2023).
Menurut Anies, NasDem tidak menolak namun ingin deklarasi di ujung waktu mendekati waktu pendaftaran KPU. Sementara Demokrat ingin segera dilakukan deklarasi.
“Kemudian Pak Surya Paloh mengatakan nanti kita bahas setelah Bung Anies pulang haji. Nah setelah pulang haji, berharap itu segera deklarasi, dari sisi NasDem tidak bersedia. Nama itu tidak ditolak tapi tidak dideklarasikan sekarang. Dicoba dicari jembatannya tidak ketemu,” kata Anies.
Bahkan di pertemuan terakhir yakni Selasa (29/8/2023) sore, Anies menyebut sebelum pertemuan Surya Paloh dan Cak Imin, rapat antara tim 8 terjadi sedikit perdebatan panas. Kala itu, Demokrat memberi ultimatum akan keluar koalisi bila AHY tidak segera dideklarasikan sebagai cawapres Anies.
“Puncaknya di hari Selasa, di situ utusan Demokrat dan NasDem terjadi perbedaan yang sangat keras, bahkan sempat gebrak meja di situ. Apa perbedannya, perbedaannya begini Demokrat ingin ditetapkan segera, NasDem menginginkan ditetapkan nanti sambil menunggu , menunggu siapa tahu ada opsi lain. Tapi kalau ditanya opsinya apa juga gak bisa jawab,” beber Anies.
Menurut Anies, sebelum ada keputusan akan berduet dengan Cak Imin, Demokrat dan Nasdem memang sudah menemui titik buntu terkait cawapres.
“Pak Surya Paloh, tidak menolak AHY tapi tidak mau sekarang. Sisi lain Demokrat ingin harus sekarang,” pungkasnya.
Kader Demokrat Marah Bukan Karena Ketumnya Tidak Jadi Cawapres, Tapi...
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kadernya marah bukan karena ia tidak menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Menurut AHY, kadernya merasa perjuangan Partai Demokrat telah dilukai.
"Saya tahu, para kader Demokrat marah dan kecewa, bukan karena Ketumnya tidak jadi cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan," ujar AHY dalam konferensi pers di DPP Demokrat, Senin (4/9/2023).
AHY menyebut, dirinya dapat merasakan kemarahan para kader usai keputusan sepihak Partai NasDem menduetkan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dengan Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tanpa kesepakatan Demokrat.
AHY menilai dari kejadian tersebut, etika dan integritas tak dianggap penting untuk meraih kemenangan di Pilpres 2024. Oleh sebab itu, dia meyakini perubahan memang harus dilakukan.
"Ini yang justru menebalkan keyakinan politik saya, bahwa perubahan benar-benar diperlukan karena demokrasi yang sejati hanya bisa dirawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan," terang dia.
Kemudian, AHY juga mengungkit pengalaman saat menempuh pendidikan di TNI. AHY berujar, nilai dan etika seorang perwira TNI bakal terus dipegang teguh.
"Hal ini adalah modal utama bagi seorang prajurit dalam mengemban tugas apapun. Dalam kondisi perang saja kami diwajibkan ketika itu untuk memaklumi etika dan tirani," jelas AHY.
Advertisement