Liputan6.com, Lebak - Museum Multatuli di Rangkasbitung, Banten, telah menjadi sorotan dalam dunia wisata dan budaya. Museum yang bernama lengkap "Museum Multatuli Eduard Douwes Dekker" ini kini menghadirkan pengalaman baru dengan menampilkan warisan sastra yang kaya dari seorang penulis terkenal, Eduard Douwes Dekker, yang lebih dikenal dengan nama pena Multatuli.
Museum Multatuli yang terletak di pusat kota Rangkasbitung telah lama menjadi tujuan wisata bagi mereka yang ingin mengeksplorasi warisan sastra Indonesia dan peran Multatuli dalam perjuangan melawan penindasan kolonial. Museum Multatuli beralamat di Jalan Alun-Alun Timur Nomor 8, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Dalam upayanya untuk terus memperkaya pengalaman pengunjung, museum ini telah melakukan sejumlah perubahan dan perbaikan yang signifikan.
Salah satu tambahan terbaru adalah galeri interaktif yang menampilkan karya-karya Multatuli dalam bentuk digital. Pengunjung dapat menjelajahi karya-karya tulisnya, seperti "Max Havelaar" dan surat-suratnya, dengan dukungan teknologi mutakhir. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pemikiran dan perjuangan Multatuli dalam melawan ketidakadilan dan penindasan yang dulu berlangsung di Hindia Belanda.
Selain itu, Museum Multatuli juga mengadakan berbagai kegiatan budaya seperti pameran seni, lokakarya sastra, dan pertunjukan teater yang mengangkat kisah hidup dan perjuangan Multatuli. Ini tidak hanya memberikan hiburan yang mendidik bagi pengunjung, tetapi juga mempromosikan warisan budaya dan sastra yang berharga.
Baca Juga
Advertisement
Bangunan Museum Multatuli
Museum Multatuli terdapat pada bekas rumah pabrik kopi yang menjadi bagian penting dalam kisah Multatuli di Indonesia.
Dengan berbagai inovasi dan peningkatan yang telah dilakukan, Museum Multatuli Rangkasbitung semakin menjadi destinasi wisata yang unik dan berharga bagi pecinta sastra, budaya, dan sejarah. Museum ini menghadirkan kekayaan warisan sastra Indonesia dan menghargai perjuangan melawan ketidakadilan kolonial.
Museum juga memiliki program tur khusus yang dipandu oleh pemandu berpengetahuan tentang sejarah Multatuli. Tur ini membawa pengunjung melalui perjalanan hidup penulis, termasuk masa kecilnya di Jawa, pengalaman sebagai pejabat kolonial, dan akhirnya menjadi tokoh perlawanan terhadap penindasan kolonial. Dalam tur ini, pengunjung akan mendengarkan cerita-cerita menarik tentang perjuangan dan idealisme Multatuli.
Advertisement
Waktu dan Tiket Masuk
Tidak hanya itu, museum juga telah memperluas pusat penelitian yang tersedia bagi para akademisi dan pecinta sejarah. Ini adalah sumber berharga bagi mereka yang ingin menggali lebih dalam tentang pemikiran dan karya-karya Multatuli.
Museum Multatuli beroperasi sepanjang minggu. Pada hari Senin hingga Jumat, museum buka dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan, pada akhir pekan, museum dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Mereka yang ingin mengunjungi Museum Multatuli akan dikenai biaya masuk sesuai dengan kategorinya. Pengunjung dari golongan pelajar, yang mencakup dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), akan dikenai biaya masuk sebesar Rp 1.000 per individu.
Pengunjung umum akan dikenai biaya masuk mulai dari Rp 2.000, sementara itu, wisatawan asing (wisman) akan dikenai biaya masuk sebesar Rp 15.000 per orang.