Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara yang kian buruk menjadi isu yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dalam hal ini beberapa kementerian terus melakukan koordinasi untuk melakukan tindakan agar bisa menekan polusi udara di DKI Jakarta.
Dikutip dari laman resmi Departemen Perhubungan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa untuk mengurangi emisi ada beberapa hal yang harus dijalankan, yakni penggunaan transportasi publik oleh masyarakat serta peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Advertisement
"Indonesia bersama negara anggota ASEAN telah menyepakati untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dan menjadi bagian dari rantai pasok dunia. Pada KTT ASEAN yang berlangsung di Labuan Bajo beberapa waktu lalu, telah disepakati deklarasi bersama tentang Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN," jelas Airlangga.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan juga menjelaskan, sejumlah transportasi publik yang dibangun seperti LRT, MRT, dan Kereta Cepat, dilakukan untuk mempromosikan penggunaan angkutan umum kepada masyarakat. Selain itu, juga sekaligus mempromosikan kendaraan berbasis listrik yang menjadi kendaraan masa depan.
Menhub menyebut, transportasi sangat penting bagi pertumbuhan sosial ekonomi, namun sektor transportasi juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan (polusi udara) melalui penggunaan bahan bakar fosil.
“Transportasi menyumbang 24% dari total emisi CO2 pada Tahun 2022. Untuk itu, sangat penting membangun Transportasi yang berkelanjutan, dalam rangka mengurangi emisi tersebut melalui pembangunan angkutan massal dan kendaraan berbasis listrik,” ucap Menhub.
Australia Barat dan Indonesia Jajaki Potensi Industri Baterai EV
Indonesia dan Australia Barat tengah menjajaki kerja sama di industri mineral untuk mendukung pembuatan mobil listrik untuk kedua negara. Tidak hanya itu, kendaraan ramah lingkungan tersebut, juga diproyeksikan untuk pasar Asia Tenggara.
Dijelaskan Perdana Menteri Australia, Roger Cook, energi ramah lingkungan merupakan peluang kunci untuk mempererat kerja sama antara Australia Barat dan Indonesia, baik dalam bidang mineral untuk energi baterai kendaraan listrik, atau dalam bidang energi terbarukan seperti hidrogen, dan bentuk energi energi terbarukan lainnya.
"Australia Barat memiliki banyak sekali mineral penting. Kita memiliki kelimpahan tenaga surya, angin, dan lainnya. Jadi kami ingin menjadi pembangkit tenaga listrik terbarukan untuk mendekarbonisasi perekonomian kami," ujar Roger kepada wartawan, setelah sesi diskusi ASEAN Business & Invesment Summit di Sultan Hotel and Residence, Jakarta, Minggu (3/9/2023).
"Namun kami juga ingin memastikan bahwa kami dapat memberikan peluang untuk melakukan dekarbonisasi perekonomian pada mitra kami di Asia Tenggara," tambahnya.
Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menggelar ASEAN Business & Invesment Summit pada Minggu, 3 September 2023.
Acara yang digelar pada 3-4 September 2023 ini menghadirkan ratusan para pejabat tinggi pemerintah, CEO, dan eksekutif senior yang mewakili perusahaan multinasional dan regional di mana salah satunya hadir lebih dari 100 pemimpin bisnis dan politik dari Australia Barat.
Selain industri mineral, Australia Barat juga terbuka untuk kerja sama pendidikan internasional.
"Saya juga telah membawa Menteri Industri (Australia Barat), karena menurut kami produk pertanian dan pertanian pangan memberikan peluang yang sangat penting antara kedua perekonomian kita untuk membangun hubungan ekonomi tersebut" bebernya.
Advertisement