Harga Saham NCKL Hijau Hari Ini 5 September 2023 Usai Umumkan Usaha Patungan Baru

Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) ditutup naik 1,51 persen ke posisi Rp 1.010 per saham pada perdagangan Selasa, 5 September 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Sep 2023, 21:52 WIB
Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) terpantau bergerak di zona hijau pada perdagangan Selasa, 5 September 2023.. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) terpantau bergerak di zona hijau pada perdagangan Selasa, 5 September 2023.

Melansir data RTI, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) naik 1,51 persen ke posisi Rp 1.010 per saham. Saham NCKL dibuka stagnan ke posisi Rp 995 per saham. Saham NCKL berada di level tertinggi Rp 1.035 dan terendah Rp 975 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.661 kali dengan volume perdagangan 1.525.526 lot saham. Nilai transaksi Rp 154,1 miliar.

Dalam sepekan, harga saham NCKL telah naik 10,38 persen. Harga saham NCKL saat ini susut 19,20 persen dari harga IPO yang dipatok sebesar 1.250 per lembar. Trimegah Bangun Persada merupakan pendatang baru di Bursa, yang resmi diperdagangkan pada April 2023.

Penguatan harga saham NCKL pada awal pekan ini terjadi di tengah pengumuman pembentukan usaha patungan (joint venture/JV) antara perseroan bersama PT Intim Mining Sentosa dan PT Banyu Bumi Makmur yang merupakan pihak ketiga independen dan tidak terafiliasi.

"Pendirian perusahaan patungan ini bertujuan untuk pengembangan bisnis perseroan ke depannya," ujar Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Roy Arman Arfandy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/9/2023).

Para pihak telah mendirikan satu perusahaan patungan yang bernama PT Karya Tambang Sentosa pada 1 September 2023. Total modal dasar perusahaan yakni Rp 1,25 miliar yang terdiri dari 12.500 lembar saham.

Pada perusahaan patungan itu, perseroan memiliki 4.500 lembar saham atau sebesar 36 persen dari modal dasar dengan nilai nominal seluruhnya sejumlah Rp 450 juta. Sementara PT IMS dan PT BBM masing-masing mengempit 49 persen saham senilai Rp 612,5 juta dan 15 persen senilai Rp 187,5 juta. 

 

 


Penjualan Trimegah Bangun Persada Melonjak 89 Persen pada Semester I 2023, Ini Penopangnya

Sementara itu, bursa saham Eropa bergerak bervariasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) membukukan penjualan sebesar Rp 10,2 triliun pada semester I 2023. Penjualan tersebut naik 89 persen dibanding Rp 5,4 triliun pada semester I 2022. 

Kenaikan penjualan yang signifikan merupakan hasil dari upaya perseroan yang melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan baik dari lini produksi HPAL maupun lini produksi RKEF.

Dari lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL), Trimegah Bangun Persada mencatatkan kenaikan penjualan MHP dari 19.588 ton kandungan nikel di semester pertama 2022 menjadi sebesar 23.969 ton kandungan nikel pada semester I 2023, atau bertumbuh sebesar 22 persen. 

Perseroan juga membukukan kenaikan volume penjualan feronikel menjadi 37.756 ton kandungan nikel di semester I 2023, atau naik 171 persen dari 13.910 ton kandungan nikel di semester I 2022.

Trimegah Bangun Persada juga mencatatkan sejarah sebagai perusahaan pertama di Indonesia dan terbesar di dunia (dalam kapasitas produksi), yang berhasil memproses MHP menjadi produk turunan lebih lanjut berupa Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel. 

Adapun pabrik Nikel Sulfat telah berproduksi secara komersial dengan kapasitas produksi sebesar 240.000 ton Nikel Sulfat/tahun sedangkan unit Kobalt Sulfat sedang dalam proses uji coba produksi. Perseroan telah melakukan ekspor perdana Nikel Sulfat sejumlah 5.800 ton Nikel Sulfat pada akhir semester I 2023. 

 


Laba Semester I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Walaupun harga nikel secara global melemah sejak akhir 2022, Perseroan berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp 3,5 triliun, atau naik sebesar 17 persen dibandingkan dengan Rp 3,0 triliun pada semester pertama I 2022.

Laba usaha juga meningkat sebesar 13 persen menjadi Rp 3,07 triliun dari Rp 2,71 triliun di semester pertama I 2022. Sedangkan, laba periode berjalan meningkat 2 persen menjadi Rp 3,21 triliun dari Rp 3,16 triliun di semester I 2022. 

Perseroan mampu mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp 1,38 triliun pada kuartal II 2023, naik dibandingkan Rp 1,37 triliun pada  kuartal I 2023. Di semester I 2023, Perseroan mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp 2,75 triliun.

Dari sisi produksi, Perseroan menargetkan produksi sebesar 50.000 – 52.000 ton kandungan nikel untuk produk MHP dan 90.000 ton kandungan nikel untuk produk feronikel pada 2023. Perseroan juga mempunyai rencana untuk mengkonversi sebagian produk MHP menjadi Nikel Suflat dan Kobalt Sulfat pada 2023.

Dengan semakin berkembangnya industri kendaraan listrik secara global serta rencana Pemerintah untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia, Perseroan dengan semangat “dari Obi untuk Indonesia”, mempunyai komitmen untuk terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan Perseroan.

Oleh sebab itu, Perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki 3 (tiga) jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan diharapkan akan mulai beroperasi di semester I 2024. 

 


Rencana Ekspansi

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Perseroan juga sedang merencanakan ekspansi lebih lanjut untuk lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel/tahun (feronikel) dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai semester II 2025.

Perseroan juga sedang dalam tahap perencanaan proyek baja nirkarat (stainless steel) dimana sebagian feronikel yang diproduksi oleh Perseroan dan entitas anak di sektor RKEF akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk baja nirkarat. 

Dari sisi keberlanjutan, Perseroan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan.

Perseroan juga akan terus melakukan konsultasi dan diskusi dengan Stakeholders serta Customers terkait di dalam penerapan standard ESG dan sertifikasi yang akan diterapkan di industri.

Asal tahu saja, Trimegah Bangun Persada merupakan perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang memiliki kemampuan hulu dan hilir di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya