Wall Street Lesu Terseret Lonjakan Harga Minyak

Wall street melemah pada perdagangan Selasa, 5 September 2023 terseret kenaikan harga minyak. Lonjakan harga minyak telah menekan saham maskapai dan kapal pesiar.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Sep 2023, 06:56 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 5 September 2023. Koreksi wall street terjadi seiring lonjakan harga minyak mentah.(Foto: Unsplash/Jimmy Woo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 5 September 2023. Koreksi wall street terjadi seiring lonjakan harga minyak mentah.

Dikutip dari CNBC, Rabu (6/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 195,74 poin atau 0,56 persen ke posisi 34.641,97. Indeks S&P 500 susut 0,42 persen ke posisi 4.496,83. Indeks Nasdaq tergelincir 0,08 persen menjadi 14.020,95.

Harga minyak naik setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pasokan minyak secara sukarela. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak lebih dari 1 persen dan sempat diperdagangkan di atas USD 87 per barel, dan mencapai level tertinggi sejak November.

Kabar tersebut mengangkat harga saham energi, dengan sektor di S&P 500 naik 0,5 persen. Saham Halliburton dan Occidental Petroleum masing-masing naik lebih dari 2 persen. Saham EOG Resources menguat 1,8 persen.

Di sisi lain, kenaikan harga minyak menekan saham-saham maskapai dan kapal pesiar antara lain saham American Airlines, United Airlines, Delta Airlines dan Carnival masing-masing turun lebih dari 2 persen.

Selain itu, imbal hasil obligasi juga melonjak sehingga membebani aset-aset berisiko tinggi. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melonjak sekitar 9 basis pon menjadi 4,27 persen.

“Jika harga minyak naik, hal itu bisa menyebabkan inflasi,” ujar Co-chief investment officer Truist Advisory Services, Keith Lerner.

Ia menambahkan, hal ini dapat membuat pekerjaan the Federal Reserve (the Fed) menjadi lebih sulit. “Sudah ada garis tipis antara the Fed yang melakukan soft landing seperti yang diharapkan masyarakat dan perlambatan ekonomi,” ujar dia.

Selain itu, saham-saham yang terkena dampak paling parah yakni saham kapitalisasi kecil dan menengah. The S&P Small Cap 600 merosot hampir 3 persen, dan catat kinerja terburuk sejak Februari. S&P 500 Midcap 400 turun 2,3 persen, indeks Russell 2000 merosot 2,1 persen.

 


Kemungkinan Resesi Menurun?

Ilustrasi Bursa Efek New York di New York, Amerika Serikat (AS). (Foto: Darian Garcia/Unsplash)

Pada libur akhir pekan, Goldman Sachs memangkas peluang resesi menjadi 15 persen dan mengatakan pihaknya mengantisipasi the Federal Reserve menahan suku bunga pada pertemuan akhir September 2023.

Meskipun hal ini dapat dilihat sebagai kabar baik bagi pasar, investor harus menghadapi dampak musiman pada September yang secara historis merupakan bulan terlemah untuk saham.

Yang pasti, beberapa indikator teknis telah memberikan harapan bagi investor dalam beberapa hari terakhir. Sebagai tanda momentum positif jangka pendek, indeks-indeks utama menembus di atas rata-rata pergerakan 50 hari pada pekan lalu.

“Meskipun sejarah munhkin tidak terulang kembali, momentum bullish tahun ini menunjukkan September mungkin tidak seburuk yang diberitakan,” ujar Chief Technical Strategist LPL Financial, Adam Turnquist.


Penutupan Wall Street 1 September 2023

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Jumat, 1 September 2023. Indeks Dow Jones menguat seiring pelaku pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS terbaru.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 115,80 poin atau 0,33 persen ke posisi 34.837,71. Indeks S&P 500 bertambah 0,18 persen ke posisi 4.515,77. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,02 persen ke posisi 14.031,81.

Pada perdagangan wall street sebelumnga, rata-rata indeks acuan menguat. Indeks Dow Jones sempat naik lebih dari 250 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 0,8 persen.

Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 1,4 persen dan 3,3 persen pada pekan ini. Hal itu membawa indeks saham itu mencatat kinerja terbaik sejak Juli 2023. Indeks S&P naik 2,5 persen, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak Juni.

Tingkat pengangguran melonjakLaporan nonfarm payrolls AS terbaru menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 3,8 persen pada Agustus 2023. Tingkat pengangguran mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun. Ekonom perkirakan akan tetap di 3,5 persen.

Sebagai tanda lain dari perlambatan ekonom dan berkurangnya tekanan harga, rata-rata penghasilan per jam meningkat 4,3 persen dari tahun ke tahun, lebih rendah dari kenaikan 4,4 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Selain itu, penggajian Agustus tumbuh lebih cepat dari perkiraan dengan tambahan 187.000 orang. Namun, jumlah tenaga kerjayang pertama kali dilaporkan untuk Juni dan Juli direvisi turun sebanyak 110.000.

 


Investor Cermati Laporan Keuangan Terbaru

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

“Merupakan suatu kesalahan jika melihat laporan ketenagakerjaan hari ini, bersama dengan data terkini, dan mengatakan the Fed sudah selesai,” ujar Chief Investment Strategist BOK Financial, Steve Wyett.

Ia menambahkan, meski tren inflasi bergerak ke arah yang benar dan pandangan pasar tenaga kerja yang lebih luas akan indikasikan tekanan upah akan mereda. “Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berada di atas tren dan inflasi masih jauh di atas target 2 persen yang baru-baru ini dikonfirmasi oleh the Fed,” kata Wyett.

Setelah rilis itu, alat FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar telah memperhitungkan peluang 93 persen bank sentral mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.

Investor juga meneliti laporan laba terbaru. Produsen perangkat lunak basis data MongoDB dan Dell Technologies masing-masing naik 3 persen dan 21 persen didukung oleh laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Saham Lululemon Athletica naik 6 persen setelah melampaui harapan wall street.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya