Peran Ayah untuk Menghindari Ibu dari Baby Blues dan Postpartum Depression

Meskipun mungkin disibukkan dengan pekerjaan, ayah seharusnya tetap peduli dan waspada terhadap kondisi kesehatan mental sang istri setelah persalinan. Ada beberapa langkah yang dapat ayah lakukan untuk mendukung dan membantu meringankan beban sang istri.

oleh Farel Gerald diperbarui 08 Sep 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi ayah dan bayi. (Photo by Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, warganet tersentak dengan berita seorang ibu yang diduga menderita baby blues hingga berkeinginan melempar buah hatinya ke jalur kereta. Insiden ini sukses menarik perhatian banyak pihak, termasuk tokoh terkenal seperti Erick Thohir.

Kejadian tersebut menggarisbawahi pentingnya peran seorang ayah dalam kehidupan keluarga. Ayah, selaku pendamping ibu, memiliki peran krusial dalam membantu menghadapi tantangan-tantangan seperti ini.

Usai melahirkan, ada kemungkinan bagi seorang ibu untuk merasakan baby blues, suatu kondisi di mana emosinya labil yaitu bisa tiba-tiba sedih, mudah menangis, cepat tersinggung, merasa khawatir berlebih, atau kesulitan fokus. Kondisi ini biasanya muncul dalam dua minggu setelah melahirkan.

Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, baby blues berpotensi menjadi depresi pasca persalinan (postpartum depression). Meskipun mungkin disibukkan dengan pekerjaan, ayah seharusnya tetap peduli dan waspada terhadap kondisi kesehatan mental sang istri setelah persalinan. Dilansir dari Alodokter, ada beberapa langkah yang dapat ayah lakukan untuk mendukung dan membantu meringankan beban sang istri, yaitu:

1. Menjadi Teman Cerita

Dengarlah dengan seksama setiap ungkapan perasaan yang disampaikan Bunda kepada Ayah. Sebaiknya jauhkan diri dari perdebatan atau memberikan penilaian, karena hal tersebut berpotensi memperparah kondisi baby blues yang Bunda alami.

Ketika Bunda berbicara, pandanglah matanya dan genggam tangannya dengan erat. Tindakan ini menegaskan bahwa Ayah sungguh-sungguh memperhatikan apa yang disampaikan oleh Bunda. Sebagai tambahan, Ayah dapat memberi pelukan atau ciuman ringan di dahinya untuk membuat Bunda merasa lebih aman dan dicintai.


2. Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah dan Merawat si Kecil

Ilustrasi Ayah dan Putrinya (Photo by Caroline Hernandez on Unsplash)

Ayah dapat turut serta membantu ibu menghadapi baby blues dengan ikut serta dalam pekerjaan domestik, seperti mencuci baju, merapikan kamar mandi, menyapu halaman, atau tugas-tugas berat lainnya.

Tak jarang, ayah bisa mengambil inisiatif dalam merawat bayi, mulai dari mengganti popok, memeluk, hingga menghiburnya saat rewel. Ini bukan hanya memberikan kesempatan bagi ibu untuk beristirahat, namun juga mempererat ikatan antara ayah dan bayi.

3. Memastikan Ibu Mengonsumsi Makanan Sehat

Kegiatan merawat si kecil terkadang membuat ibu melupakan waktu makan, apalagi memastikan kualitas makanan yang ia konsumsi. Situasi ini berisiko memperburuk kondisi baby blues ibu, menguras energinya, dan menghambat pemenuhan nutrisi saat menyusui.

Ayah harus memastikan bahwa ibu mendapat makanan bergizi setiap hari, termasuk buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Jangan lupa untuk mengingatkan ibu agar minum air dalam jumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

4. Mengajak Ibu Me Time

Ketika ayah memiliki kesempatan luang, manfaatkan untuk mengajak ibu keluar rumah atau memberikannya waktu khusus untuk dirinya sendiri. ayah dapat mengajak ibu menonton film di bioskop, menikmati makan malam di restoran, berjalan-jalan di dekat rumah, atau berbelanja. Dengan begitu, ibu dapat merasa lebih rileks dan membantu mengatasi baby blues yang sedang dihadapinya.


Tips dan Nasihat

Ilustrasi ayah dan anak/copyright unsplash.com/Picsea

Sementara itu, melansir situs Dad pada 13 September 2016, inilah beberapa saran dan tips dari Keith Read, seorang pendidik praktik inklusif ayah untuk DadsWA di Ngala mengenai baby blues:

1. Baby Blues Itu Normal

Kenyataannya, tidak ada yang bisa mengakhiri baby blues ini dan hal ini bukan sesuatu yang perlu diakhiri. Pada kebanyakan situasi, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dan emosi, suasana hati, serta perilaku sang ibu akan kembali seperti sebelum kehamilan.

Gejala-gejala baby blues pada seorang ibu, meliputi menjadi cepat marah, terlalu peka saat berkomunikasi dengan orang lain, dan merasa sedih. Namun, gejala-gejala ini, pada banyak kasus, akan menghilang dalam beberapa hari tanpa memerlukan perawatan khusus, cukup dengan dukungan dan pemahaman.

2. Baby Blues Bukan Sesuatu yang Harus Diperbaiki

Sebuah kata yang kerap diasosiasikan dengan baby blues oleh para ibu adalah ‘kesedihan’, banyak yang merasa seolah-olah mereka sedang berduka, mungkin atas kehilangan kebebasan yang mereka rasakan sebelumnya. Ketika seseorang berduka atas kehilangan, solusinya bukanlah memperbaikinya, melainkan berempati dan mendukung. Terkadang, pasangan Anda mungkin bahkan tidak yakin dengan apa yang mereka inginkan.


3. Tanggung Jawab

Ilustrasi Keluarga Bahagia Credit: pexels.com/pixabay

Sangat penting bagi seorang ayah atau pasangan untuk berperan aktif dalam pengasuhan anak, khususnya bayi yang baru lahir, tetapi keduanya perlu saling mendukung. Ini lebih pada berbagi tanggung jawab (dan kebahagiaan) daripada berusaha menghadapi segalanya seorang diri.

4. Memonitor Kunjungan Seseorang ke Rumah

Ada peran khusus yang bisa diambil oleh ayah atau pasangan, yaitu mengatur siapa saja yang boleh mengunjungi dan siapa yang tidak, tentu saja dengan berkonsultasi dengan sang ibu. Hal ini memberikan kesempatan konkret bagi para pria untuk berperan sebagai penjaga dan semacam pemandu.

5. Perhatikan Kondisi Ayah Juga

Para ayah juga bisa mengalami baby blues, ini bukan mitos. Studi terbaru menunjukkan bahwa ayah juga bisa merasakan depresi, kecemasan, dan stres setelah kelahiran anak, dengan prevalensi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Umumnya, wanita lebih terbuka untuk berbicara dengan teman atau keluarga dan mencari dukungan, sedangkan pria cenderung untuk menahan diri, sehingga kondisi mereka mungkin tidak teridentifikasi dan berlangsung lebih lama daripada seharusnya.

6. Jangan Malu Meminta Bantuan

Jika situasi mulai melampaui batas kemampuan, jangan biarkan atau usahakan menanganinya seorang diri. Hubungi teman atau kerabat, atau pertimbangkan bantuan dari profesional. Bagi kesejahteraan anak, penting bagi kedua orang tua untuk aktif dan berkomunikasi dengannya.

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya