Birmingham Bangkrut, Ini Penyebabnya!

Kota terbesar kedua di Inggris menyatakan dirinya bangkrut pada Selasa (05/09), menghentikan semua pengeluaran yang dianggap tidak penting setelah diberikan gaji yang setara dengan total hingga 760 juta Euro (Setara dengan Rp 12,4 miliar).

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 06 Sep 2023, 20:50 WIB
Orang-orang terlihat di pusat Kota Birmingham, Inggris. Kota ini menyatakan kebangkrutan pada Selasa waktu setempat. (Xinhua/Jon Super)

Liputan6.com, Jakarta - Kota terbesar kedua di Inggris yaitu Birmingham menyatakan bangkrut pada Selasa 5 September 2023. Birmingham menghentikan semua pengeluaran yang dianggap tidak penting setelah dituntut untuk membayarkan klaim upah setara gaji senilai 760 juta Euro atau kurang lebih Rp 12,4 triliun. Tuntutan tersebut membuat kas kota defisit. 

Dewan Kota Birmingham, yang menyediakan layanan untuk lebih dari satu juta penduduk mengajukan pemberitahuan kebangkrutan sesuai pasal 114 pada Selasa. Pada pengajuan tersebut, dewan kota menghentikan semua pengeluaran kecuali untuk layanan penting.

Kota Birmingham saat ini memperkirakan akan mengalami defisit sebesar 87 juta Euro atau kurang lebih Rp 1,4 triliun untuk tahun buku 2023 - 2024.

Dewan Kota Birmingham, Sharon Thompson mengatakan kepada para anggota dewan bahwa mereka tengah menghadapi “masalah yang sudah berlangsung lama, termasuk masalah kewajiban pembayaran klaim upah yang setara gaji dalam sejarah,” dilansir dari kantor berita PA Media Inggris melalui CNN.com pada Rabu (6/9/2023).

Thompson juga menyalahkan partai konservatif yang berkuasa di Inggris, dengan mengatakan bahwa Birmingham “memiliki dana sebesar 1 miliar Euro yang diambil oleh pemerintahan Konservatif berturut-turut,”

“Pemerintah daerah sedang menghadapi badai besar,” katanya. “Seperti halnya dewan di seluruh negeri, jelas bahwa dewan ini menghadapi tantangan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mulai dari peningkatan besar dalam permintaan layanan sosial bagi orang dewasa dan penurunan drastis dalam pendapatan bisnis, hingga dampak inflasi yang merajalela.”


Model Pekerjaan Baru akan Diajukan

Orang-orang terlihat di pusat Kota Birmingham, Inggris. Kota ini menyatakan kebangkrutan pada Selasa waktu setempat. (Xinhua/Jon Super)

“Meskipun dewan menghadapi tantangan yang signifikan, kota ini masih terbuka untuk bisnis dan kami menyambut baik orang-orang yang datang,” tambahnya.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa, “Jelas, dewan yang dipilih secara lokal harus mengelola anggaran mereka sendiri.”

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pemerintah telah terlibat secara teratur dengan mereka untuk mencapai tujuan tersebut dan telah menyatakan keprihatinan mengenai pengaturan tata kelola mereka dan telah meminta jaminan dari pemimpin dewan tentang penggunaan uang pembayar pajak yang terbaik.”

Di sisi lain, Pimpinan Dewan John Cotton mengatakan kepada BBC bahwa model pekerjaan baru akan diajukan ke dewan untuk mengatasi tuntutan klaim upah yang setara.

Kota multikultural ini adalah yang terbesar di Inggris Tengah. Negara ini menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Persemakmuran tahun lalu, sebuah acara olahraga besar bagi negara-negara Persemakmuran, dan dijadwalkan menjadi tuan rumah Kejuaraan Atletik Eropa pada tahun 2026.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya