Kepribadian Orang Kaya Versi Sains yang Patut Ditiru

Temukan rahasia menjadi kaya dengan meniru 5 karakteristik kepribadian orang kaya, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian.

oleh Therresia Maria Magdalena Morais diperbarui 12 Sep 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi menjadi kaya. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - "Kekayaan bukan berarti memiliki banyak harta, tetapi memiliki sedikit keinginan," kata seorang filsuf Stoik, Epictetus, yang terdengar sangat bijaksana.

Meski demikian hal itu tidak menghentikan keinginan orang untuk menjadi kaya. Walaupun kita semua memiliki definisi yang berbeda tentang kekayaan dan kesuksesan, sebagian besar dari kita memasukkan setidaknya sebagian kecil kekayaan dalam perhitungan kesuksesan seseorang.

Menjadi kaya menurut sains tidak hanya bergantung pada tindakan Anda, melainkan juga pada karakter. Menurut penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2018 di British Journal of Psychology, orang kaya memang memiliki karakteristik yang istimewa.

Berikut ini adalah kepribadian orang kaya merangkum dari Inc.com, Selasa (12/9/2023):


Kepribadian Orang Kaya

Miliarder atau Orang Terkaya Dunia Warren Buffet. (AFP)

1. Orang Kaya Cenderung Ekstrovert

Tidak mengherankan, karena tidak ada yang mencapai sesuatu yang berarti dengan sendirian, kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, membangun hubungan, memotivasi dan menginspirasi, serta terhubung dengan tulus tentu sangat penting.

Namun, perlu diingat bahwa introvert juga bisa sangat sukses.

2. Orang Kaya Cenderung Lebih Teliti

Mengambil keputusan cerdas, menunda kepuasan, dan fokus pada tujuan jangka panjang adalah karakteristik orang kaya. Melakukan apa yang perlu dilakukan dibanding hanya melakukan apa yang diinginkan.

Bahkan dalam hal pernikahan, tetapi tidak dengan cara yang mungkin Anda duga. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang pasangannya teliti cenderung mendapatkan lebih banyak promosi, menghasilkan lebih banyak uang, dan merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka.

3. Orang Kaya Cenderung Memiliki Stabilitas Emosi yang Baik

Menggunakan emosi sebagai dasar untuk mengambil keputusan dapat menghambat kemajuan menuju tujuan jangka panjang. Membuat keputusan emosional? Jelas merupakan resep untuk memperlambat kemajuan menuju tujuan jangka panjang.

4. Orang Kaya Cenderung Memiliki Tingkat Neurotik yang Lebih Rendah

Ketika Anda dengan cepat merespons dalam bentuk negatif, dengan gejala seperti kecemasan, perubahan suasana hati, kekhawatiran, atau ketakutan, yang secara psikologis sebagai "arousal negatif,” maka kesuksesan menjadi jauh lebih sulit untuk diraih.

5. Orang Kaya Cenderung Lebih Mementingkan Diri Sendiri

Meskipun terdengar negatif, Adam Grant, penulis sains populer dari Amerika, pernah mengungkapkan bahwa orang yang memiliki sifat narsistik yang juga rendah hati memiliki harapan tinggi terhadap kesuksesan mereka sendiri. Namun, mereka juga menyadari bahwa pencapaian besar hampir selalu terjadi berkat hasil dari kerja sama.

Hal tersebut menciptakan kombinasi yang sukses, keyakinan bahwa Anda bisa meraih prestasi besar akan membantu Anda untuk memulai. Pemahaman bahwa Anda memerlukan orang lain untuk mewujudkannya membantu Anda menyelesaikannya.


Tidak Harus Mengubah Kepribadian Anda

Ilustrasi manusia (Freepik)

Namun, bagaimana jika beberapa kepribadian di atas tidak ada yang terdengar seperti diri Anda?

Anda tidak bisa mengubah kepribadian apalagi dalam semalam, tetapi dapat mengubah beberapa perilaku.

Misalnya, orang kaya cenderung bersifat ekstrovert. Jika Anda introvert, Anda tidak perlu mengubah kepribadian tapi cukup terapkan beberapa perilaku ekstrovert dengan mencari cara untuk aktif bekerjasama dengan orang lain.

Jika biasanya Anda cenderung membuat keputusan berdasarkan emosi, misalnya, ketika ada potensi kerugian. Bias untuk menghindari kerugian adalah hal yang normal, penelitian oleh Daniel Kahneman, penulis Thinking, Fast and Slow, menunjukkan bahwa kerugian memiliki daya pengaruh psikologis dua kali lipat lebih besar daripada keuntungan.

Banyak dari kita, mensyukuri apa yang dimiliki lebih baik daripada mencari sesuatu yang tidak tentu pasti ada.

Kehilangan berarti melepaskan sesuatu yang sudah dimiliki, sementara tidak mendapatkan keuntungan berarti melepaskan sesuatu yang hanya ada dalam teori daripada kenyataan. Bias ini mungkin terdengar masuk akal, tetapi seringkali tidak demikian karena kita cenderung menilai terlalu tinggi apa yang mungkin kita lewatkan.

Jadi jangan mencoba mengubah kepribadian Anda, tetapi cobalah mengubah perilaku Anda. Sesekali, lepaskan ketakutan Anda dan ambil peluang. Bahkan jika Anda gagal, Anda masih akan mendapatkan pengalaman.

Pada akhirnya, itulah intinya. Sikap memengaruhi perilaku, tetapi perilaku dan hasil dari perilaku tersebut juga membentuk kepribadian.

Untuk menjadi kaya, kepribadian jelaslah penting, tetapi begitu juga perilaku. Seperti berinvestasi pada diri sendiri dan orang lain, mengambil risiko yang cerdas, melakukan banyak hal kecil dengan benar berulang kali.

Karena pada akhirnya, bahkan jika Anda tidak menjadi kaya, Anda masih akan menjadi berkecukupan.

Infografis Daftar Orang Terkaya di Indonesia 2018. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya