Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha dari berbagai negara anggota ASEAN berkumpul untuk membahas penerapan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Seluruh pengusaha sepakat untuk memperkuat kembali isi perjanjian perdagangan antarnegara di kawasan tersebut.
Alternate Chair ASEAN BAC Bernardino Vega menyampaikan, fokus utama yang dibawa dalam dialog di antara pebisnis ASEAN adalah bagian inklusivitas. Artinya, mencari kendala yang dihadapi setiap negara ASEAN dalam lingkup penerapan RCEP.
Advertisement
"Konklusinya ada tiga. satu, sudah jelas kita harus tingkatkan yang disebut optimalisasi penggunaan RCEP jadi belum banyak yang belum bisa menggunakan khususnya UMKM," kata dia usai RCEP Roundtable Dialog, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Kemudian, Bernardino menyebut, perlu adanya koordinasi yang lebih baik dengan para pemangku kepentingan. Diantaranya, ASEAN BAC, East Asia Business Council, dan ASEAN Secretariat.
"Harus dibuatkan pokja (kelompok kerja) yang diusulkan oleh pak Arsjad untuk membahas mengenai peningkatan optimalisasi RCEP dan penyempurnaannya," papar dia.
Dia menjelaskan, proses penguatan RCEP perlu dilakukan mengingat perjanjiannya sudah diteken beberapa tahun lalu. Termasuk mengidentifikasi penyesuaian dari model bisnis yang berjalan saat ini dengan aturan RCEP.
"Karena kan RCEP sudah ditandatangani beberapa tahun yang lalu, tapi kan bisnis model kan bisa berubah-ubah, apakah masih relevan? dan terakhir bagaimana kita bisa meningkatkan penggunaan RCEP ini khususnya pada UMKM di seluruh negara ASEAN," pungkas Bernardino.
Misi Penting
Diberitakan sebelumnya, Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC/ABAC) Arsjad Rasjid, menyampaikan dalam kepemimpinan ASEAN-BAC terdapat 5 isu prioritas, diantaranya transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta memfasilitasi perdagangan dan investasi (trade & investment) yang memprioritaskan UMKM ASEAN.
Arsjad mengatakan, dari lima isu tersebut dikembangkan menjadi delapan legacy project atau proyek warisan ASEAN-BAC. Kemudian, legacy project itu akan diperkenalkan oleh para 'Avengers' ASEAN-BAC.
"Di sini saya berdiri dengan tujuh legacy lead dari ASEAN-BAC Indonesia. Para Avengers ini akan mempresentasikan (legacy) project kepada kalian," kata Arsjad dalam ASEAN Business & Investment Summit di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).
Pertama, ada Pandu Sjahrir berperan sebagai Legacy Lead of ASEAN QR Code. Dalam kesempatan itu, Pandu menyampaikan pentingnya kolaborasi antara negara-negara ASEAN dalam penggunaan kode QR Lintas negara.
"Enam anggota ASEAN termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam bersama-sama berkolaborasi untuk ASEAN cross border payment menggunakan kode QR. Semua bank central bekerja sama untuk program yang lebih cepat, efektif, transparan, dan inklusif," kata Pandu.
Advertisement
Avengers Lainnya
Avengers kedua yakni Yohanes Lukiman sebagai Policy Manager of ASEAN-BAC Digital Transformation WG. Yohanes mengenalkan proyek warisan Marketplace Lending Platform.
Yohanes menegaskan, dalam kegiatan ASEAN-BAC ini menjadi momen untuk memperluas kredit di bawah peraturan yang transparan bagi UMKM di ASEAN.
Selanjutnya, avengers ketiga ada Aldi Haryopratomo sebagai legacy lead of wikientepreneur yang mengenalkan terkait ASEAN Wiki Entrepreneur. Aldi menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan Wikipedia guna membantu UMKM di ASEAN, salah satunya untuk menembus pasar internasional yang lebih luas lagi.
Avengers keempat, ada Darsono Hartono sebagai legacy lead ASEAN Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence. Dharsono mengatakan proyek ASEAN Net Zero Hub guna menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik guna mencapai net zero.
Sedangkan, ASEAN Carbon Centre of Excellence (CCOE) bertujuan menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik terkait solusi berbasis alam dan perdagangan karbon di pasar.