Top 3 Islami: Kisah Gus Dur Ungkap Tabir Makam Wali yang Semula Dianggap Dukun

Akhir-akhir ini, nama Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid banyak diperbincangkan seturut dinamika politik Indonesia

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 07 Sep 2023, 06:30 WIB
Warga kembali menemukan artefak kuno berupa batu mirip nisan di sekitar situs batu bata kuno Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam S Wibowo/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini, nama Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid banyak diperbincangkan seturut dinamika politik Indonesia. Gus Dur merupakan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Presiden ke-4 RI dan Ketua Umum PBNU tiga kali berturut-turut.

Gus Dur juga merupakan seorang ulama besar yang dimiliki bangsa Ini. Bagi kalangan Nahdliyin, Gus Dur adalah kiai dengan maqam wali.

Ada ciri khas Gus Dur yang mudah diingat, yakni kelakarnya. Makanya, sampai sekarang masih ada istilah 'Humor Gus Dur'.

Ada satu lagi kemampuan unik Gus Dur, yakni mengenali kuburan atau makam wali dan orang besar lainnya. Hal ini tak lepas dari hobinya mendalami sejarah.

Salah satunya adalah kisah Gus Dur mengungkap makam seorang wali sekaligus dzurriyah Rasulullah SAW, Mbah Kerto, yang semula dianggap tokoh klenik alias dukun.

Kisah makam Mbah Kerto dan Gus Dur ini menjadi artikel yang menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Rabu (6/9/2023), bersama dua artikel lainnya, yakni Kisah Nabi Musa memukul Malaikat Maut dan sosok keturunan Nabi yang menjadi Kapolda.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Kisah Gus Dur Ungkap Makam Mbah Kerto, Dikira Tokoh Klenik Ternyata Wali dan Keturunan Rasulullah

Bekas makam di tengah perkebunan pinus di Karangreja, Cipari, Cilacap, yang dikelola Perhutani menunjukkan pada masa lalu tempat ini pernah dikuasai dan dimiliki masyarakat. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

KH Abdurrahman Wahid, populer dengan panggilan Gus Dur, adalah presiden ke-4 RI. Dia juga seorang ulama alim, tetapi begitu humanis.

Gus Dur juga Ketua Umum PBNU tiga kali berturut-turut. Banyak yang bilang nasabnya-lah yang membuatnya bisa menduduki kursi ketum dalam rentang waktu yang lama.

Barangkali, ada benarnya. Namun, jika tak berkemampuan, tentu saja hal itu muskil terjadi. Gus Dur, banyak diakui, memang cerdas.

Selain alim, Gus Dur menguasai berbagai bidang ilmu. Sosial, budaya, politik, hingga yang dianggap berbau-bau mistis.

Hal ini juga terkait dengan kemampuan Gus Dur yang hobi menelusuri makam-makam 'keramat'. Gus Dur kerap mengungkap makam wali yang semula tak dianggap penting oleh masyarakat, atau bahkan dianggap sebaliknya, makam klenik alias dukun.

Salah satunya adalah kisah Gus Dur mengungkap makam wali Allah, yang semula kerap digunakan sebagai tempat bertapa pemuja klenik. Makam tersebut ada di sebuah perkampungan di Tuban, Jawa Timur.

Semula, makam 'Mbah Kerto' ini kerap didatangi oleh para penjudi atau pemuja klenik lainnya. Namun, Gus Dur mengungkap makam tersebut adalah wali, yang juga seorang keturunan Rasulullah alias habib.

Selengkapnya baca di sini


2. Kisah Nabi Musa Menampar Malaikat Izrail yang Hendak Mencabut Nyawanya

kisah nabi musa

Nabi Musa AS adalah salah satu Ulul Azmi. Gelar Ulul Azmi ini menunjukkan bahwa Nabi Musa memiliki derajat istimewa di sisi Allah SWT.

Di sisi lain, Nabi Musa AS juga dikenal sebagai nabi yang dikenal keras. Keras dalam arti menegakkan syariat, membenci maksiat. Kepribadiannya juga digambarkan spontan.

Tak hanya kepada bangsa manusia, Nabi Musa AS juga bisa berlaku spontan kepada malaikat. Salah satunya adalah ketika Malaikat Maut mendatanginya dalam wujud seorang pria yang hendak mencabut nyawanya.

Nabi Musa menampar Malaikat Izrail yang sedang berwujud pria tersebut. Kisah ini termaktub dalam hadis Nabi, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

جَاءَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ. فَقَالَ لَهُ: أَجِبْ رَبَّكَ قَالَ فَلَطَمَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ عَيْنَ مَلَكِ الْمَوْتِ فَفَقَأَهَا، قَالَ فَرَجَعَ الْمَلَكُ إِلَى اللهِ تَعَالَى فَقَالَ: إِنَّكَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَكَ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ، وَقَدْ فَقَأَ عَيْنِي، قَالَ فَرَدَّ اللهُ إِلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى عَبْدِي فَقُلْ: الْحَيَاةَ تُرِيدُ؟ فَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ الْحَيَاةَ فَضَعْ يَدَكَ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ، فَمَا تَوَارَتْ يَدُكَ مِنْ شَعْرَةٍ، فَإِنَّكَ تَعِيشُ بِهَا سَنَةً، قَالَ: ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ تَمُوتُ، قَالَ: فَالْآنَ مِنْ قَرِيبٍ، رَبِّ أَمِتْنِي مِنَ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ، رَمْيَةً بِحَجَرٍ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَاللهِ لَوْ أَنِّي عِنْدَهُ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ، عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ

Artinya: Malaikat maut datang kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dan berkata, “Penuhilah panggilan Tuhanmu!” Namun spontan Musa menampar mata malaikat hingga bola matanya terpecah. Akhirnya, malaikat maut kembali kepada Allah dan menyampaikan, “Sesungguhnya Engkau telah mengutusku menemui hamba yang tidak menginginkan kematian. Akibatnya, mataku terpecah.” Kemudian, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan berfirman, “Kembalilah kepada hamba-Ku dan sampaikan padanya, apakah engkau terus menginginkan kehidupan? Jika engkau masih menginginkannya, letakkanlah tanganmu pada punggung sapi jantan. Satu bulu yang tertutupi tanganmu, maka engkau akan hidup satu tahun.” Musa bertanya, “Lalu apa setelah itu?” Allah menjawab, “Tetaplah engkau akan meninggal.” Musa berkata lagi, “Wahai Tuhanku, sekarang kupilih kematian itu dalam waktu dekat.” Kemudian Nabi Musa menyampaikan keinginannya, “Matikanlah aku dekat Tanah Suci (Baitul Maqdis) sedekat lemparan batu.” Terakhir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menambahkan, “Demi Allah, andai aku berada di sisinya, niscaya akan aku perlihatkan kepada kalian kuburannya berada di pinggir jalan, tepatnya pada gundukan pasir.”

Selengkapnya baca di sini


3. Sosok Irjen Pol Ahmad Haydar, Cucu Nabi Muhammad SAW yang Jadi Kapolda

Kapolda Aceh, Irjen Pol. Ahmad Haydar, sedang memperlihatkan pil ekstasi yang berhasil diamankan selama operasi pengungkapan penyelundupan narkotika jaringan internasional di Aceh (Liputan6.com/Ist)

Habib atau keturunan Rasulullah SAW menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Umumnya para cucu nabi ini menjadi seorang pendakwah, membuka majelis ta’lim, atau mendirikan pesantren yang muridnya sangat banyak.

Namun berbeda dengan satu habib ini. Cucu nabi ini memilih jalan dakwahnya dengan mengabdi menjadi anggota Polri. Kini sudah Jenderal bintang dua Polri.

Adalah Irjen Pol Habib Ahmad Haydar Baagil Assegaf yang diamanahkan sebagai Kapolda Aceh sejak 2021. Ia menjadi satu-satunya keturunan Rasulullah SAW yang kini menjabat Kapolda.

Sosok Habib Ahmad Haydar sangat dihormati oleh anggotanya. Selain karena seorang atasan berpangkat inspektur jenderal, perwira tinggi kelahiran Kudus, 1965 ini juga dihormati karena nasabnya yang bersambung ke Rasulullah SAW.

Di keluarganya, Habib Ahmad Haydar bukan satu-satunya keturunan Rasulullah SAW yang menjadi abdi negara. Kakaknya, Laksda (purn) Muchammad Richad Baagil lebih dulu menjajaki dunia militer. 

Pangkat terakhir sang kakak adalah jenderal bintang dua di TNI AL. Kini sudah purnawirawan alias pensiun.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya