Topan Tewaskan 31 Orang di Brasil dan Sebabkan 1.600 Lainnya Kehilangan Tempat Tinggal

Lebih dari 60 kota di Brasil telah dilanda badai sejak Senin (4/9/2023) malam.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Sep 2023, 00:00 WIB
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Liputan6.com, Brasilia - Topan ekstratropis menghantam Brasil selatan, menyebabkan banjir di sejumlah kota, menewaskan sedikitnya 31 orang, dan menyebabkan lebih dari 1.600 orang kehilangan tempat tinggal.

Lebih dari 60 kota telah dilanda badai sejak Senin (4/9/2023) malam. Gubernur Rio Grande do Sul Eduardo Leite mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas di negara bagian tersebut adalah yang tertinggi akibat peristiwa iklim. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (6/9).

Upaya penyelamatan diperluas lebih jauh ke barat pada Rabu dengan helikopter menuju ke Lembah Rio Pardo. Tim pencarian dan penyelamatan fokus di sekitar Lembah Taquari, tempat sebagian besar korban dan kerusakan tercatat.

Banjir di Rio Grande do Sul adalah yang terbaru dari serangkaian bencana yang baru-baru ini melanda Brasil, di mana lebih dari 50 orang tewas di negara bagian Sao Paulo awal tahun ini setelah hujan deras menyebabkan tanah longsor dan banjir.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan pada Rabu bahwa dia telah berbicara dengan Leite untuk menawarkan dukungan penuh pemerintah federal kepada negara bagian tersebut dalam menghadapi krisis ini.

Lula mengirim dua menteri ke negara bagian itu untuk mengawasi upaya pencarian dan penyelamatan. Dia menuturkan bahwa Wakil Presiden Geraldo Alckmin juga akan "siaga" untuk melakukan perjalanan ke sana.

Pihak berwenang mempertahankan tiga peringatan banjir pada Rabu, yaitu untuk Sungai Jacui, Cai dan Taquari.


Tersengat Listrik atau Terjebak di dalam Kendaraan

Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tayangan TV menunjukkan sejumlah keluarga berada di atas rumah mereka memohon bantuan ketika sungai meluap. Beberapa daerah terputus seluruhnya setelah jalan lebar berubah menjadi sungai yang berarus deras.

Leite mengatakan bahwa 15 kematian terjadi di satu rumah di Mucum, kota berpenduduk sekitar 50.000 jiwa. Setelah badai berlalu, tayangan TV menayangkan seekor kambing tergantung di kabel listrik – sebuah indikasi seberapa tinggi air.

Situs berita online G1 melaporkan bahwa banyak korban meninggal karena sengatan listrik atau terjebak di dalam kendaraan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya