Ilmuwan Rusia Sebut Manusia Bisa Dihidupkan Usai 70 Tahun Dibekukan, Ini Alasannya

Kondisi anabiosis merupakan fase mematikan tubuh mereka sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak sesuai.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 07 Sep 2023, 11:30 WIB
IIlmuwan Rusia Sebut Manusia Bisa Dihidupkan Usai 70 Tahun Dibekukan (Sumber foto: Pexels.com).

Liputan6.com, Jakarta Rasa penasaran ilmuwan menjadi salah satu alasan ditemukannya pengetahuan hingga temuan terbaru. Tak sedikit teori-teori unik dan tak habis pikir diutarakan para ilmuwan. Seperti baru-baru ini beberapa ilmuwan Rusia menyebut kemungkinan manusia bisa dihidupkan kembali usai 70 tahun dibekukan. 

Uniknya, teori ini datang usai sempat viral cacing berusia hidup kembali usai 46.000 ribu tahun membeku di lapisan permafrost Siberia. Hal ini menjadi daya tarik ilmuwan yang percaya metode pembekuan ini diterapkan pada manusia. 

Penemuan ini menjadi awal dari diskusi yang mendalam tentang potensi kriopreservasi (mengawetkan jasad) manusia dan penghidupan kembali setelah masa kematian.

Sebelumnya, cacing-cacing yang berusia 46.000 tahun ini diketahui memiliki kemampuan unik untuk memasuki keadaan anabiosis. Kondisi anabiosis merupakan fase mematikan tubuh mereka sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak sesuai. 

Proses ini menjadi fokus utama dalam penelitian para ilmuwan yang mencoba memahami bagaimana mereka dapat menghidupkan kembali makhluk tersebut. Mengingat sempat viral jasa membekukan jenazah oleh Cryonics Institute Di Michigan, Amerika Serikat juga Valeriya Udalova dengan 94 jenazah bekunya.

Berikut Liputan6.com mengulas gagasan ilmuwan menyebut manusia memungkinkan dihidupkan kembali usai dibekukan selama 70 tahun melansir dari berbagai sumber, Kamis (7/9/2023).


Teknik Membekukan Jenazah Sudah Dipraktikkan

Pria penggali kuburan ini mengawetkan dan menjaga jenazah sang ibu selama 13 tahun di rumah. Sumber: Siakapkeli

Melansir dari Huff Post, Valeriya Udalova, CEO perusahaan kriogenik Rusia KrioRus menyebut ada perbedaan mendasar terletak pada fakta bahwa manusia tidak memiliki mekanisme biologis untuk memasuki keadaan anabiosis. Berbeda seperti halnya hewan cacing gelang, katak, dan anglerfish Siberia. 

Bagi manusia, prosedur kriopreservasi melibatkan penggantian darah dalam tubuh dengan larutan krioprotektan untuk melindungi sel dan jaringan, yang idealnya harus dimulai segera setelah kematian resmi diumumkan, dengan jenazah yang dibekukan pada suhu yang sangat rendah.

Diketahui Valeriya Udalova di basis kriopreservasinya di ibu kota Rusia menyimpan 94 mayat beku. 

“Saya meragukan kemampuan kita untuk merestrukturisasi metabolisme manusia secara drastis hingga mengalami anabiosis seperti hewan. Kemungkinan lebih mudah menciptakan tubuh buatan yang baru,” kata Valeriya.


Metode Menghidupkan Kembali Manusia Usai 70 Tahun Dibekukan

Ilustrasi riset, penelitian, peneliti, ilmuwan. Kredit: Michal Jarmoluk via Pixabay

Dalam wawancaranya dengan MailOnline, Udalova juga menegaskan bahwa  diperlukan kemajuan signifikan di bidang kedokteran dan rekayasa jaringan. Dia bahkan mewakili klaim berani bahwa teknologi semacam itu mungkin baru akan muncul usai proyek mengawetkan jenazahnya berjalan 50 hingga 70 tahun mendatang 

Meskipun penemuan ini mengguncang dunia ilmiah, para ahli mengakui bahwa jalan menuju penghidupan kembali manusia masih panjang. 

Dr. João Pedro de Magalhães, seorang ahli mikrobiologi Portugis, menjelaskan bahwa untuk membuat individu yang menjalani kriopreservasi hidup dan sehat kembali, diperlukan kemajuan ilmiah signifikan dalam bidang rekayasa jaringan dan pengobatan regeneratif.

Dalam wawancara dengan Gizmodo pada tahun 2018, Dr. Magalhães menjelaskan bahwa "Dibutuhkan kemajuan ilmiah yang besar di bidang-bidang seperti rekayasa jaringan dan pengobatan regeneratif untuk membuat individu yang menjalani kriopreservasi hidup dan sehat kembali."

Meski melawan hukum alam orang mati tak bisa bangkit lagi, namun para ilmuwan tak hentinya berinvasi menerapkan teknik mengawetkan jenazah untuk dibangkitkan kemudian hari.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya