Liputan6.com, Jakarta - Meta Platforms yang dulunya adalah Facebook inc mengumumkan bahwa mereka akan menyudahi fitur facebook News di media sosialnya di sejumlah negara Eropa.
Adapun fitur Facebook News bakal disetop keberadaannya di Britania Raya dan Inggris, Prancis, serta Jerman.
Advertisement
Facebook News bakal mulai dihapus pada awal Desember mendatang.
Reuters melaporkan, Meta tengah disorot atas perannya menyebarkan berita-berita bohong dan misinformasi di platformnya.
Perusahaan bikinan Mark Zuckerberg ini juga dituding tak melakukan usaha yang cukup untuk menghalau penyebaran informasi palsu.
Menurut sejumlah pemerintah di negara-negara Eropa, hal tersebut memicu terjadinya hal berbahaya. Sementara itu, Meta berupaya mengatasi sejumlah masalah terkait tuntutan dari pemerintah negara-negara Eropa.
Mengutip Gizchina, Kamis (7/9/2023), keputusannya untuk menghentikan Facebook News merupakan salah satu upaya perusahaan mengatasi masalah penyebaran berita bohong.
Adapun para pengguna di Inggris, Prancis, dan Jerman tidak lagi punya akses ke tab yang dikhususkan untuk berita-berita. Fitur ini tak bakal tersedia lagi di aplikasi Facebook, meski begitu, para pengguna di tiga negara tersebut masih bisa melihat artikel berita yang tayang di News Feed.
Dinilai Tak Beri Dampak Signifikan
Penghapusan Facebook News dinilai tidak akan bisa memberikan dampak signifikan pada pengguna. Hal ini karena mereka masih bisa mengakses konten berita di platform Facebook via News Feed.
Meta dan Facebook telah menghadapi kritik atas peran mereka menyebarkan berita-berita yang dianggap palsu. Perusahaan ingin mengurangi hal ini dengan keputusan mereka hapus fitur Facebook News.
"Berita hanya mencakup kurang dari 3 persen dari apa yang orang-orang lihat di seluruh dunia di feed Facebook mereka. Jadi penemuan berita adalah bagian kecil dari pengalaman Facebook bagi sebagian besar orang," kata Meta dalam pernyataan.
Advertisement
Mau Rilis Layanan Berbayar
Sementara itu, sebuah kabar menyebutkan bahwa Meta punya wacana menghadirkan paket berbayar Facebook dan Instagram di Eropa, yang memungkinkan pengguna untuk terhindar dari iklan.
Laporan The New York Times, perusahaan induk Facebook itu tengah mempertimbangkan langganan berbayar untuk media sosial mereka di Eropa.
Menurut narasumber "orang dalam" berita itu, langkah ini adalah upaya Meta untuk meredakan kekhawatiran pemerintah Uni Eropa, terkait privasi data dan iklan.
Meski begitu, kabar ini belum dikonfirmasi oleh pihak Meta Eropa, sehingga tidak ada informasi tentang harga, tanggal rilis, atau apakah paket ini benar-benar akan diluncurkan atau sekadar wacana.
Mengutip The Verge, Rabu (6/9/2023), Meta diketahui sedang menghadapi Uni Eropa dan regulator di wilayah Eropa lainnya, terkait dugaan pelanggaran privasi dari layanan ad-tracking dan transfer datanya.
Data Protection Commission Irlandia, sempat mendenda Meta USD 1,3 miliar, karena mentransfer data pengguna Eropa ke Amerika Serikat, yang melanggar GDPR (General Data Protection Regulation).
Instagram dan Facebook Bebas Iklan
Wacana Instagram dan Facebook bebas iklan berbayar pun disebut untuk mengatasi aturan Uni Eropa, yang telah mengurangi beberapa metode pengumpulan data Meta yang paling menguntungkan.
Dikutip dari Engadget, Meta melaporkan di bulan April 2023, periklanan di Uni Eropa menyimbang 10 persen dari total pendapatan perusahaan.
The New York Times menyebut, Meta juga akan tetap menghadirkan media sosial Facebook dan Instagram gratis namun tetap menampilkan iklan.
Advertisement