Liputan6.com, Jakarta Meskipun fakta bahwa pemicu stres psikologis dapat berdampak pada usus telah diketahui selama bertahun-tahun, para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa hal sebaliknya juga bisa terjadi. Dengan kata lain, otak Anda tidak hanya berdampak pada usus, tetapi usus juga dapat memengaruhi otak.
Walaupun kedengarannya tidak biasa, usus memiliki sistem sarafnya sendiri yang terdiri dari 100 juta sel saraf yang melapisi saluran pencernaan. Jaringan saraf ini disebut sistem saraf enterik (ENS). Itulah alasan usus sering disebut sebagai “otak kedua”.
Advertisement
Penelitian tidak hanya menunjukkan bahwa ENS dapat menyebabkan perubahan emosional pada orang yang mengalami ketidaknyamanan pencernaan, tetapi juga menemukan bahwa usus dapat menghasilkan banyak bahan kimia, atau neurotransmiter, yang sama seperti otak. Salah satu contohnya adalah serotonin. Terkenal karena menstabilkan suasana hati dan meningkatkan perasaan bahagia, sekitar 95 persen neurotransmitter penting ini diproduksi di usus.
Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa mikrobioma usus, ekosistem kompleks bakteri yang hidup di saluran usus, memainkan peran penting dalam interaksi usus-otak ini. Beberapa mikroba, misalnya, sebenarnya dapat merangsang produksi serotonin, sementara mikroba lainnya terbukti memengaruhi koneksi struktural di otak dan cara otak merespons rangsangan dari luar.
Sebuah studi menarik yang dilakukan di University of California, Los Angeles, misalnya, menemukan bahwa wilayah otak yang terlibat dalam memori dan memproses informasi kompleks lebih besar pada wanita yang memiliki lebih banyak bakteri Bacteroides di ususnya.
Sedangkan mereka yang memiliki lebih banyak bakteri Prevotella memiliki jumlah yang lebih besar. hubungan antara daerah yang terlibat dalam emosi, perhatian dan sensasi. Kelompok Prevotella juga melaporkan merasa lebih cemas, tertekan dan mudah tersinggung setelah melihat foto-foto negatif.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami pentingnya hubungan seperti ini, keberadaan interaksi mikrobiota otak-usus sudah jelas. Jadi, bagaimana Anda dapat menggunakan informasi ini untuk membuat usus Anda—dan pada akhirnya otak Anda—sebahagia, sehat, dan kuat?
5 Cara Membuat Usus Sehat Agar Pikiran Lebih Bahagia
Karena hubungan usus-otak adalah jalan dua arah, masuk akal bahwa ketika usus terasa baik, pikiran Anda juga akan terasa lebih baik. Membuat beberapa perubahan hidup sederhana juga mungkin dapat membantu.
1. Tambahkan Makanan Probiotik
Peran probiotik dalam hubungan usus-otak adalah bidang penelitian yang sangat menarik, dengan penelitian awal menunjukkan kemampuan strain probiotik tertentu untuk mempengaruhi fungsi otak, mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita dapat membuat rekomendasi spesifik, kita tahu bahwa mikrobioma usus yang “sehat” secara umum umumnya adalah mikrobioma yang mengandung beragam bakteri serta beberapa spesies penting yang bermanfaat, seperti Bifidobacteria.
2. Mengonsumsi Lebih Banyak Sayuran
Cara lain untuk mendukung kesehatan mikrobioma usus adalah dengan mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung serat prebiotik. Serat prebiotik biasanya ditemukan dalam makanan nabati seperti asparagus, bawang bombay, beri, pisang, dan oat, dan serat ini berfungsi sebagai bahan bakar bagi bakteri baik di usus, sehingga membantunya berkembang.
Hal ini sangat penting dalam konteks penelitian baru yang menunjukkan bahwa tidak ada “satu ukuran untuk semua” dalam hal kombinasi bakteri “sehat” dalam mikrobioma usus Anda, jadi penting untuk mendukung komunitas unik yang sudah dimiliki oleh kita masing-masing. memiliki.
Advertisement
Tips Lainnya
3. Tetap Terhidrasi
Minum air yang cukup juga penting untuk kesehatan usus yang optimal karena berdampak pada pencernaan dan pembuangan limbah. Faktanya, dehidrasi adalah salah satu penyebab utama sembelit.
Karena ketidaknyamanan gastrointestinal dapat meningkatkan kecemasan dan stres serta memengaruhi kemampuan Anda untuk menjadi yang terbaik, melakukan perjalanan yang lebih produktif ke kamar mandi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Dehidrasi juga berpotensi berdampak lebih langsung pada kondisi mental Anda.
4. Mengelola Stres
Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan usus dan mikrobioma usus, terutama jika stres menjadi kronis dan tidak dapat dikendalikan. Meskipun seringkali tidak mungkin menghilangkan semua sumber stres dalam hidup Anda, ada beberapa cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengelolanya. Anda mungkin ingin mempertimbangkan meditasi, misalnya, atau lebih menekankan rutinitas malam hari untuk meningkatkan kualitas tidur (yang oleh para ahli dikaitkan dengan pandangan yang lebih positif).
5. Bergerak sesuai keinginan
Sejumlah studi klinis telah mengamati efek olahraga pada mikrobioma usus dan menemukan tingkat aktivitas fisik dan kebugaran kardiorespirasi yang lebih tinggi berhubungan positif dengan penanda kesehatan usus yang baik, termasuk keanekaragaman bakteri dan jumlah spesies bermanfaat yang ada.
Olahraga juga dapat membantu mengurangi stres. Yoga bisa sangat bermanfaat dalam bidang ini karena dapat meningkatkan kadar GABA (gamma-aminobutyric)—sebuah neurotransmitter yang dikenal membantu meningkatkan suasana hati secara keseluruhan—bahkan lebih tinggi daripada berjalan kaki, dan berdampak rendah serta mudah dipelajari.