Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Ibu Kota Nusantara (IKN) termasuk dalam program prioritas jangka pendek yang akan ditindaklanjuti pasca ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023.
Diketahui, Pemerintah menyiapkan banyak proyek untuk menggaet investor dari ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023. Langkah ini tak sebatas pada pendanaan investasi, tapi juga mitra strategis dalam penggarapan proyek tersebut.
Advertisement
Bahkan dari BUMN saja menyiapkan 35 bentuk proyek di berbagai sektor, salah satunya termasuk soal IKN. Kemudian, ada 4 proyek dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Ada (IKN) Saya tidak ingat, cuman ada," ujar Erick Thohir saat mengunjungi Media Center di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Lebih lanjut, Erick menegaskan, dari 35 proyek yang diusulkan BUMN tersebut masih perlu ditindaklanjuti kembali apakah bisa dilanjutkan ke tahap kesepakatan atau masih perlu nego ulang dengan negara terkait. Namun, pihaknya akan berupaya akan 35 proyek itu bisa terwujud.
"Nah, kembali lagi yang namanya kerja sama itu tingkat kegagalannya akan tinggi kalau tidak ada follow up. Makanya ketika ini kita harus benar-benarr jaga satu per satu, supaya ini bisa menjadi realita," ujarnya.
3 Kategori
Adapun untuk memudahkan tindaklanjut proyek-proyek tersebut, pihaknya membagi dalam tiga kategori yakni jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
"Dan itu sendiri kita lihat kategorikan ada jangka pendek, menengah, panjang. Nah, ini yang kita kejar yang jangka pendek. Ini yang kita dorong," ujar Menteri BUMN.
Proyek Sudah Siap
Kendati begitu, kata Erick, 35 proyek yang akan ditawarkan pada investor ini bukan proyek-proyek yang baru akan dikerjakan. Namun, sejumlah proyek yang sudah siap dari sisi penyerapan investor.
"Contoh, Filipina itu memberikan kesempatan kita untuk membangun kereta api di Filipina. Kita lakukan itu. Apalagi kan kita sebagai negara punya hasil besi baja," ujarnya.
Berikut beberapa contoh proyek yang akan ditawarkan ke investor strategis nantinya. Diantaranya, proyek MIND ID untuk membangun smelter aluminium senilai USD 1,8 miliar.
Advertisement
Proyek Pelindo dan Krakatau Steel
Lalu, ada proyek Pelindo dalam membangun Benoa dengan nilai USD 4,3 miliar. Lalu, ada proyek yang digarap Krakatau Steel senilai USD 1 miliar.
Kemudian, ada proyek pekerjaan green project dengan PLN dan Pupuk Indonesia senilai USD 5 miliar, Pupuk Indonesia untuk amonia itu USD 4,8 miliar, dan beberapa pekerjaan baik yang di Pertamina, ada juga di ASDP dan di kawasan KEK di Sanur untuk pengembangan kawasan lot ekonomi khusus, dan proyek lainnya.