Potret Menlu AS dan Ukraina Santai Makan Kentang Goreng McDonald's di Kyiv

McDonald's di Ukraina sempat tutup menyusul invasi Rusia, namun kini restoran fast food asal Amerika Serikat itu telah beroperasi kembali.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Sep 2023, 20:40 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Kyiv, Rabu (6/9/2023). (Dok. Instagram/@secblinken)

Liputan6.com, Kyiv - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan kunjungan keempat kalinya ke Ukraina pada Rabu (6/9/2023). Untuk bisa sampai ke negara yang tengah berperang dengan Rusia itu, Menlu Blinken harus terlebih dulu mendarat di Polandia dan menempuh perjalanan dengan kereta api.

Kunjungan Menlu Blinken berlangsung dua hari. Pada hari pertama, agendanya cukup padat. Itu terlihat melalui unggahan Blinken di akunnya di media sosial Instagram, di mana dia didampingi oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berkunjung ke pemakaman militer untuk menghormati tentara Ukraina yang gugur di medan perang; bertemu Perdana Menteri Denys Shmyhal; dan bertatap muka dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

Namun, di sela-sela padatnya agenda, Menlu Blinken ternyata masih sempat-sempatnya mampir di restoran fast food McDonald's di Kyiv.

"Saya rasa saya tertarik untuk beli kentang goreng," ujar Menlu Blinken ke Menlu Kuleba, seperti dilansir CNA, Kamis (7/9/2023).

Kuleba kemudian dilaporkan terdengar berterima kasih kepada Blinken karena membantu McDonald's kembali ke Ukraina setelah sejumlah perusahaan Barat hengkang dari negara itu pasca invasi Rusia.

"Saya benar-benar ingin berterima kasih karena telah membantunya kembali," ujar Kuleba.

Tidak lupa, Kuleba mengunggah momennya makan kentang goreng bersama Blinken di Instagram. Dia menuliskan, "Sekitar setahun lalu, McDonald's membuka kembali pintunya di Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Rusia. Hal ini merupakan sinyal bagi perusahaan AS dan global lainnya bahwa bekerja di Ukraina selama perang merupakan sebuah tantangan, namun dapat dilakukan. Kita terus bekerja sama dalam memperkuat hubungan bisnis Ukraina-AS."

Blinken sebelumnya mengatakan kepada Zelensky bahwa AS akan memaksimalkan upaya untuk mendukung Ukraina ketika negara itu terus melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di timur dan selatan.


Bantuan Keamanan Tambahan dari AS

Dilansir dari ITV, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow mencoba untuk tidak meninggalkan apa pun kecuali "bebatuan pecah dan hangus" di Ukraina timur. (Ukrainian Emergency Service via AP Photo)

Blinken tidak datang dengan tangan kosong ke Ukraina. Dia membawa serta paket bantuan keamanan senilai lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp15,3 triliun.

Paket bantuan terbaru itu menambah panjang daftar dukungan keamanan AS sejak invasi Rusia ke Ukraina, yaitu menjadi lebih dari USD 43,2 miliar. Tidak cukup sampai di situ saja, AS juga telah menyetujui bantuan kemanusiaan sebesar USD 2,9 miliar dan pendanaan Bank Dunia sebesar USD 20,5 miliar untuk Ukraina.

Di dalam negeri AS sendiri, bantuan untuk Ukraina dilaporkan menuai pro dan kontra. Beberapa anggota Partai Republik mempertanyakan seberapa banyak dan seberapa lama lagi AS berniat mendukung Ukraina.

Sementara itu, Rusia merespons kabar bantuan terbaru AS dengan menyebutnya sebagai bukti bahwa AS bersedia mendanai perang hingga ke titik darah penghabisan.

"Kami telah berulang kali mendengar pernyataan bahwa mereka (AS) bermaksud untuk terus membantu Kyiv selama diperlukan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers pada Rabu.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya