Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan bahwa pihaknya sudah melihat kemajuan dalam bidang jasa dan industri ramah lingkungan dan itu semakin nyata.
"Kita bicara soal energi terbarukan dan bagaimana pemerintah berupaya mencapainya, 23 persen pada tahun 2025. Tahukah Anda, banyak teknologi baru yang masuk, kita punya banyak sumber daya yang besar, panas bumi, hidro, bahkan tenaga surya dan lain sebagainya," kata Shinta Kamdani di Indonesia Sustainability Forum 2023 pada Sesi Pleno Green Business Opportunities in Indonesia, Jumat (8/9/2023).
Advertisement
"Menurut saya yang krusial dalam model transisi energi ini, kita punya Kadin yang sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa transisi energi yang dilakukan pemerintah adalah sesuatu yang bisa diimplementasikan."
Menurut Shinta, ini adalah topik yang telah dibahas berkali-kali, dan bagaimana banyak pihak dapat mempercepat energi terbarukan dengan tetap melakukan transisi yang adil.
"Dan di sinilah kita berbicara tentang penghentian penggunaan batu bara dan sebagainya. Tentu masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk menuju ke arah itu."
Shinta mengatakan, Indonesia sudah melakukannya, tapi menurutnya reformasi pangan dan pertanahan sangatlah penting.
"Ada permintaan yang sangat besar, terutama dengan memperkenalkan teknologi baru dan inovasi serta sistem manajemen untuk meningkatkan hasil pertanian. Pada akhir hari, Indonesia masih berbasis pertanian dan menurut saya penting untuk kita sadari bahwa di sektor ini, masih banyak sekali peluang."
Perusahaan Indonesia Menuju Industri Ramah Lingkungan
Sementara itu, Ridha Wirakusumah, Chief Executive Officer Otoritas Investasi Indonesia yang juga turut berbicara di sesi pleno Green Business Opportunities in Indonesia mengatakan sejauh ini pihaknya telah melakukan beberapa hal.
"Yang pertama adalah kami membawa salah satu perusahaan panas bumi terbesar di Asia untuk go public. Kami mendatangkan energi terbarukan terbesar di dunia untuk berinvestasi bersama dengan kami," kata Ridha.
"Yang kedua, kami sekarang bekerja sama dengan sejumlah investor institusi, baik bank, maupun yayasan untuk berinvestasi terkait transisi energi, mencoba beralih dari batu bara dan mempensiunkannya lebih awal ke energi terbarukan."
"Hal ketiga, kami telah menciptakan dana awalnya satu miliar dan mungkin akan menjadi dua miliar untuk berinvestasi di seluruh rantai nilai kendaraan listrik. Dan yang keempat, kami juga telah menandatangani perjanjian dengan poly nation yang merupakan perusahaan berbasis di London mengenai solusi berbasis alam."
Advertisement