Liputan6.com, Bandung - Artis Arawinda Kirana baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik setelah ia mengungkapkan pernah menjadi korban kekerasan seksual. Melalui media sosial Instagram pribadinya, Arawinda menceritakan pengalamannya tersebut dalam sebuah film berjudul "Diam".
Baca Juga
Advertisement
"Film ini saya buat-dengan energi besar dan passion yang bersumber dari kejujuran-sebagai cerminan kasus kekerasan seksual yang saya alami pada tahun 2022," ujarnya dikutip dari akun @arawindak pada Jumat (8/9/2023).
Melalui keterangan yang sama, Arawinda menjelaskan jika film pendek karyanya ini tidak akan ditayangkan versi penuhnya secara umum. Menurutnya, film ini adalah tempat untuk menjadi media ekspresi dan bersuara.
"Catatan: film pendek ini tidak akan ditayangkan versi penuhnya secara umum karena bukanlah sebuah komoditas yang ingin saya perjual-belikan untuk menghasilkan uang. Film ini sepenuhnya media ekspresi dan bersuara," ungkapnya.
Selain itu, Arawinda mengungkapkan dalam Instagram story jika ia mengidap IBS dan vaginismus. Aktor muda tersebut juga menjelaskan jika kondisi tersebut telah dialaminya sebelum insiden dan semakin terasa parah setelah mengalami insiden kekerasan seksual tersebut.
"Terakhir, saya terbuka untuk berbagi pengalaman saya dengan IBS dan Vaginismus, yang merupakan sesuatu yang saya perjuangkan secara besar-besaran setelah kejadian ini, disertai dengan sakit perut yang kadang-kadang terjadi," ujarnya.
"Saya sudah menderita vaginismus sebelum penyerangan terjadi, namun setelah itu, rasa sakitnya bertambah sepuluh kali lipat," Arawinda menambahkan.
Penyebab Vaginismus
Melansir dari WebMD, vaginismus adalah sebuah kondisi ketika otot-otot vagina wanita terjepit atau mengejang ketika sesuatu masuk ke dalamnya. Sehingga, ketika sesuatu masuk seperti tampon ataupun penis penderitanya bisa mengalami rasa sakit.
Kondisi ini juga sering membuat penderitanya turut merasakan rasa sakit ketika berhubungan seksual dengan pasangannya. Bahkan, ketika pasangan hendak melakukan penetrasi otot dari vagina tersebut bisa secara tidak sadar mengencang dan membuat penis seperti terjepit.
Penyebab terjadinya vaginismus biasanya dikaitkan dengan adanya pengalaman trauma baik trauma seksual di masa lalu atau pelecehan. Penderitanya bisa saja mengalami hubungan seksual yang menyakitkan terutama jika mengalami insiden yang traumatis.
Selain karena adanya penyebab emosional dari trauma atau rasa cemas, saat ini penyebab langsung dari vaginismus belum ditemukan. Namun, bisa juga dipicu dari beberapa kondisi fisik seseorang seperti infeksi pada saluran kemih atau jamur, riwayat kanker, persalinan, menopause, riwayat operasi panggul, dan lain-lain.
Advertisement
Gejala Vaginismus
Mengutip dari Cleveland Clinic, disebutkan beberapa gejala Vaginismus yang bisa dialami oleh seseorang seperti berikut ini:
1. Adanya rasa tidak nyaman atau nyeri ketika penetrasi vagina.
2. Ketidakmampuan dalam berhubungan seks atau melakukan pemeriksaan panggul dikarenakan kejang atau adanya nyeri otot pada vagina.
3. Ketika berhubungan intim dengan pasangan atau menggunakan tampon pada vagina akan terasa menyakitkan.