Harga Saham Apple Susut 3 Persen Usai China Larang Pegawai Pemerintah Pakai iPhone

China dilaporkan melarang pegawai pemerintah memakai iPhone. Hal itu menimbulkan kekhawatiran produk Apple dapat terjebak dalam ketegangan antara AS dan China.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Sep 2023, 23:23 WIB
Saham Apple turun sekitar 3 persen pada perdagangan Kamis, 7 September 2023.(Foto: Laurenz Heymann/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple turun sekitar 3 persen pada perdagangan Kamis, 7 September 2023, melanjutkan penurunan 4 persen pada perdagangan sebelumnya.

Hal itu terjadi setelah beberapa laporan menunjukkan pegawai pemerintah China dilarang menggunakan iPhone. Pembatasan itu menimbulkan kekhawatiran produk Apple dapat terjebak dalam ketegangan internasional antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Melansir CNBC, Jumat (8/9/2023), Tiongkok Raya, termasuk Hong Kong dan Taiwan, adalah pasar Apple terbesar ketiga, menyumbang 18 persen dari total pendapatan sebesar USD 394 miliar. Sebagian besar produk Apple juga dirakit di negara itu.

China telah memerintahkan pejabat di lembaga pemerintah pusat untuk tidak membawa iPhone ke kantor atau menggunakannya untuk bekerja. Dikhawatirkan, larangan serupa dapat meluas ke perusahaan-perusahaan negara dan lembaga-lembaga lain yang didukung pemerintah.

Larangan penggunaan iPhone terhadap pegawai pemerintah Tiongkok disebut dapat mengurangi penjualan 5 persen. Analis Bernstein Toni Sacconaghi menilai, hal ini akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi Apple jika larangan tersebut berlanjut untuk diberlakukan pada masyarakat sipil untuk menggunakan barang elektronik buatan perusahaan Tiongkok.

“Mungkin yang lebih penting, pembatasan penggunaan iPhone di kalangan pegawai pemerintah dapat berdampak negatif terhadap penjualan di kalangan konsumen (anggota keluarga terkait; masyarakat umum) dan dapat menjadi bagian dari langkah pemerintah Tiongkok yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan teknologi dalam negeri,” tulis Sacconaghi.

 


Penjualan di China

Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Pekan lalu, beberapa ritel Tiongkok mulai menerima pesanan ponsel baru Huawei, Mate 60 Pro, yang dengan cepat menjadi topik hangat di media sosial di negara tersebut. Huawei dimasukkan ke dalam daftar entitas AS pada 2019 karena kekhawatiran bahwa teknologinya dapat memberikan akses pintu belakang ke komunikasi kepada pemerintah Tiongkok.

Langkah tersebut mengharuskan perusahaan-perusahaan AS seperti Google dan Qualcomm untuk mendapatkan izin dari pemerintah AS sebelum memasok Huawei. Sanksi tersebut secara signifikan menghambat bisnis telepon Huawei, yang telah meningkat sebelum sanksi tersebut.

Hingga Juni lalu, Apple mencatatkan penjualan di Tiongkok Raya meningkat 8 persen yoy menjadi UD 15,76 miliar. Wilayah ini merupakan wilayah dengan pertumbuhan tercepat. Mengenai laporan pendapatan perusahaan, CEO Tim Cook mengatakan Apple melihat pengguna beralih dari ponsel Android ke iPhone, dan menyebutkan hal itu merupakan inti dari hasil yang diperolehnya. “Kami terus berusaha meyakinkan lebih banyak orang untuk beralih karena pengalaman dan ekosistem yang kami tawarkan kepada mereka,” kata Cook.

 

 


Saham Apple Turun Usai Rilis Laporan Pendapatan

Apple meluncurkan iOS 16.2 dan iPadOS 16.2 untuk pengguna iPhone dan iPad. (Doc: Apple)

Sebelumnya, saham Apple turun 4,8%  sehari setelah perusahaan membagikan laporan pendapatan kuartal ketiga fiskal yang melaporkan perkiraan penurunan pendapatan pada kuartal September. Ini akan  menjadi yang keempat berturut-turut bagi perusahaan.

Penurunan saham Apple menjadi hari terburuknya sejauh ini di tahun 2023, dan kerugian terbesar sejak 29 September tahun lalu. Pasar saham tercatat naik 40% sepanjang tahun ini.

Penghasilan Apple mengalahkan ekspektasi pada laba maupun pendapatan, tetapi penjualan keseluruhan turun 1% karena penjualan iPhone, iPad, dan Mac menurun.

Saham turun setelah perusahaan mengatakan pihaknya mengharapkan penjualan serupa pada kuartal September. Meskipun itu menandakan bahwa penjualan iPhone akan lebih baik daripada penurunan 2% dari tahun ke tahun.

Penurunan perangkat keras Apple membayangi kinerja yang kuat di divisi layanan menguntungkan perusahaan, yang tumbuh 8% dan diperkirakan akan tumbuh lebih cepat lagi di kuartal saat ini.

Meski demikian,  Apple mengalahkan estimasi laba per saham mencapai USD 1,26 dibandingkan dengan perkiraan analis USD 1,19, menurut Refinitiv. Pendapatan juga sedikit lebih tinggi dari perkiraan, yaitu USD 81,8 miliar dibandingkan dengan perkiraan USD 81,69 miliar.

Selama laporan  pendapatan perusahaan di Kamis, saham Apple turun lebih rendah ketika CFO Luca Maestri mengatakan kepada analis bahwa mereka mengharapkan hasil penjualan yang serupa di kuartal berikutnya.

Tetapi Maestri menambahkan bahwa dia mengharapkan penjualan iPhone lebih baik daripada penurunan 2% pada kuartal Juni, dan divisi layanan Apple akan melihat tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi pada kuartal berikutnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya