Liputan6.com, Jakarta - Bagi turis yang berwisata ke Venesia, Italia, siap-siap untuk membayar tarif masuk. Penerapan ini menjadikan Venesia sebagai kota pertama di dunia yang membebankan biaya kepada turis yang bepergian sehari.
Dikutip dari CNN, Sabtu, 9 September 2023, turis yang mengunjungi kota terapung itu mulai musim semi 2024 wajib membayar 5 euro atau setara Rp82 ribu. Tarif masuk tersebut diberlakukan bagi wisatawan yang masuk pada hari sibuk jika mereka tidak bermalam.
Advertisement
Namun hal ini belum merupakan langkah permanen. Pihak berwenang Venesia telah berkomitmen untuk menerapkan masa percobaan selama 30 hari, menurut Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro melalui X (sebelumnya Twitter).
Pihak berwenang akan menyebarkan hari-hari yang dikenakan biaya sepanjang tahun. Pihaknya memilih hari-hari yang diperkirakan paling sibuk, misalnya liburan akhir pekan dan periode puncak Karnaval.
Dalam sebuah pernyataan, dewan tersebut mengatakan bahwa, "Tujuannya adalah untuk mencegah pariwisata harian pada periode tertentu." Ia menambahkan bahwa resolusi yang akan datang akan menetapkan tanggal penerapan biaya tersebut.
Turis harian berusia di atas 14 tahun yang memasuki Venesia, harus membayar tarif masuk. Pengecualian berlaku bagi penduduk lokal, komuter, dan mereka yang memiliki rumah kedua di kota tersebut, yang telah membayar pajak properti setempat, bagi turis yang bermalam dan mereka yang berpartisipasi dalam acara olahraga.
Mereka yang mendapat pengecualian masih harus mendaftar secara online untuk memesan perjalanan. Langkah ini tidak sesuai dengan yang diusulkan sebelumnya.
Rencana Penerapan Kebijakan
Sejak 2019, pemerintah kota telah memperdebatkan "contributo di accesso" (biaya akses) untuk semua pengunjung harian, sepanjang tahun, dengan skala yang bervariasi dari 3 euro menjadi 10 euro (Rp49 ribu menjadi Rp164 ribu).
Sementara, tarif teratas 10 euro kini telah dikurangi menjadi 5 euro. Mereka yang hanya mengunjungi pulau-pulau kecil di Venesia juga akan dikecualikan. Artinya, seperti yang berlaku saat ini, turis yang hanya mengunjungi Burano atau Murano -dua pulau yang mengalami overtourism- tidak perlu membayar jika mereka tiba di sana secara langsung.
Namun, sebagian besar pengunjung dari luar wilayah Veneto melewati kota untuk mencapainya sehingga tetap harus membayar. Simone Venturini, anggota dewan kota untuk pariwisata, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perubahan telah dilakukan dari proposal awal setelah mempertimbangkan pemikiran warga dan anggota dewan oposisi.
"Menyadari pentingnya menemukan keseimbangan baru antara hak-hak mereka yang tinggal, bekerja dan belajar di Venesia, dan mereka yang mengunjungi kota tersebut, kami menempatkan diri kami sebagai pelopor global," katanya dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Ke Mana Larinya Tarif Masuk?
Venturini menambahkan, "Pada hari-hari tertentu dan periode-periode tertentu, diperlukan pengelolaan arus (footfall) yang inovatif, guna membendung pariwisata daytripper. Pengelolaan pariwisata adalah prioritas bagi masa depan kota kami, kota yang akan selalu terbuka untuk semua orang."
Dana yang diambil untuk biaya masuk akan menutupi biaya sistem pemesanan. Sebelumnya dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana bagi warga, yang harus menghadapi meluapnya tempat sampah dan sampah yang dibuang ke jalan oleh wisatawan, yang jumlahnya bisa melebihi jumlah penduduk sekitar lima berbanding satu pada hari-hari sibuk.
Pada Juli 2022, ketika dewan mengumumkan dimulainya sistem ini pada Januari 2023, anggota dewan ekonomi Michele Zuin mengatakan bahwa hasilnya akan digunakan untuk menurunkan pajak daerah bagi penduduk. "Pesan yang ingin kami sampaikan adalah Venesia terbuka, namun pengunjung harus memahami bahwa kami memerlukan perencanaan yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara tempat tinggal dan pariwisata," kata Zuin dalam keterangannya.
Upaya Venesia
Ia menyebut, "Warga akan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, dan pengunjung yang bermalam akan merasakan emosi yang lebih hidup." Resolusi tersebut akan disetujui oleh dewan kota pada 12 September 2023.
Sebelumnya, Venturini sempat mengumumkan tarif masuk yang sudah dibahas sejak 2019, akan dimulai pada Januari 2023. Pada saat itu, ia menyebut langkah baru ini sebagai revolusi besar dan sebuah solusi untuk masalah overtourism yang telah dihadapi kota laguna ini selama beberapa dekade.
Ia menambahkan bahwa, "Venesia adalah kota yang hidup dan harus tetap seperti itu."
Dia sebelumnya mengatakan kepada RAI, jaringan TV pemerintah, bahwa pandemi telah membuat pemerintah kota merefleksi. "Covid menyadarkan kami bahwa kejadian sehari-hari sebelum adanya Covid sudah tidak dapat diterima lagi, mentalitas telah berubah, begitu pula kepekaan (terhadap kerumunan),” katanya.
Pada saat itu, dia mengatakan bahwa sistem pemesanan akan memberi kesempatan untuk mengetahui perkiraan jumlah orang pada hari itu dan untuk mengkalibrasi layanan berdasarkan jumlah tersebut. Venturini juga telah mengatakan sebelumnya bahwa sistem pemesanan akan menandai orang-orang yang mungkin ingin berubah pikiran.
Advertisement