Cerita Syaikhona Kholil Bangkalan Meramal Ayah Gus Dur KH Wahid Hasyim

KH Wahid Hasyim Meninggal Dunia dalam kecelakaan mobil pada 1953. Beliau adalah ayah Gus Dur

oleh Musthofa Aldo diperbarui 10 Sep 2023, 02:00 WIB
KH Wahid Hasyim, pahlawan nasional yang juga ayah presiden ke-4 RI, KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. (Foto: Wikimedia commons)

Liputan6.com, Jakarta - Saking bahagianya atas kelahiran anak ke limanya, Nyai Nafiqah ingin sekali membawa bayi laki-laki itu ke Kabupaten Bangkalan, agar didoakan oleh Syaikhona Kholil bin Abdul Latif.

Nyai Nafiqah adalah istri KH Hasyim Asy'ari. Bayi laki-laki itu diberi Wahid Hasyim. Kelak ia jadi seorang ulama yang kemudian ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Menteri Agama Pertama Republik Indonesia.

Berangkatlah Nyai Nafiqah ke Bangkalan sembari menggendong Wahid Hasyim yang masih balita. Ketika sampai di Pesantren Kademangan, hujan turun dengan derasnya. Lengkap dengan kilat dan petirnya.

Dalam kondisi basah kuyup, Nyai Nafiqah menuju kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan dan mengucapkan salam. Tapi tak ada yang keluar. Nyai Nafiqah kembali mengucapkan salam beberapa kali, Kiai Kholil tak juga keluar menemuinya.

Setelah agak lama menunggu, Kiai Kholil akhirnya muncul, Tapi sekedar melongokan kepalanya di daun pintu. Dan menanyakan siapakah gerangan tamunya itu.

"Saya Nafiqah, istri Kiai Hasyim Asy'ari," jawab Nyai Nafiqah seperti dikutip dari buku 'Biografi Kiai Kholil Bangkalan: Surat Kepada Anjing Hitam'.

Setelah mengetahui identitas si tamu, alih-alih mempersilakan masuk, Kiai Kholil justru marah dan memerintahkan Nyai Nafiqah agar berdiri di halaman, di bawah guyuran hujan. Nyai Nafiqah hanya menurut meski tak tahu maksud di balik sambutan aneh Kiai Kholil tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ramalan

Ilustrasi hujan (Foto: Unsplash/Max)
Foto Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kecil hasil gubahan teknologi kecerdasan buatan (Foto: Instagram @yofangga)

Belakangan barulah terungkap. Perintah aneh Kiai Kholil kepada Nyai Nafiqah itu ternyata semacam ramalan bahwa kelak Wahid Hasyim akan meninggal dunia dalam sebuah hujan yang sangat lebat.

Dan benar isyarat dari Kiai Kholil itu. Pada 19 April 1953, KH Wahid Hasyim mengalami kecelakaan dalam sebuah perjalanan Jakarta-Bandung.

Selain sopir pribadinya, anak sulungnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga turut dalam perjalanan tersebut.

Ketika sampai di daerah bernama Cimindi, hujan lebat mendadak turun. Saking lebatnya, membuat jarak pandang terbatas. Sedan yang dinaiki Kiai Wahid pun menabrak truk yang sedang parkir di pinggir jalan.

Wahid terluka parah dan meninggal dalam perjalan ke rumah sakit. Sementara sopir dan putranya Abdurrahman selamat. Kelak Abdurrahman Wahid menjadi seorang ulama dan menjadi Presiden ke-4 RI.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya