Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE) akan melanjutkan proses penjajakan bisnis energi baru terbarukan (EBT) di Afrika. Ini dilakukan setelah Pertamina Group melakukan safari kunjungan ke negara-negara Afrika beberapa waktu lalu.
Direktur Utama Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, pihaknya masih lanjut berdiskusi dengan sejumlah mitra di Afrika untuk rencana pengembangan bisnis EBT di sana.
Advertisement
"Ini kan dari Pertamina Group, ada upstream, dan kita di powernya, gas to power. Nanti kita sedang lanjutkan diskusinya dengan pihak Afrika," ujar Dannif saat ditemui di Park Hyatt Jakarta, dikutip Sabtu (9/9/2023).
Adapun beberapa negara yang tengah dilakukan penjajakan termasuk beberapa yang telah didatangi saat Pertamina Grup melakukan eksplorasi di sana, yakni Mozambik dan Afrika Selatan.
Sayangnya, Dannif belum mau membocorkan lebih spesifik soal proyek EBT yang akan dikerjasamakan. "Kita masih diskusikan. Enggak cuman EBT, tapi low emission carbon juga power generation," ungkapnya.
Senada, ia juga belum mau merinci target waktu untuk kesepakatan bisnisnya. Pertamina NRE disebutnya sedang terus mengeksplor berbagai peluang di Afrika, yang berpotensi jadi proyek luar negeri perdana milik perseroan.
"Kita sedang terus mengeksplor. Kalau di luar kita belum ada (proyek milik perseroan). Tapi kita eksplor potensi di luar negeri seperti kemarin dengan pemerintah," imbuh Dannif.
Untuk strategi bisnis, Pertamina NRE pun membuka pintu untuk berkolaborasi dengan mitra setempat. "Kita harus ada lokal partner-nya, masih dalam penjajakan," pungkas Dannif.
Pertamina NRE Berhasil Tingkatkan Kapasitas PLTS hingga 267 Persen
Sebelumnya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berhasil meningkatkan pemanfaatan listrik dari energi hijau, khususnya tenaga surya, di lingkungan Pertamina Group sebesar 267 persen pada tahun 2022 dibandingkan kapasitas pada tahun sebelumnya.
Pertamina Group memiliki aspirasi net zero emission paling lambat tahun 2060 untuk cakupan 1 dan 2. Target tersebut dicapai melalui dua inisiatif strategis, yaitu melakukan dekarbonisasi terhadap bisnis yang dijalankannya, serta membangun bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.
Dekarbonisasi dilakukan salah satunya dengan mengonversi penggunaan listrik berbasis energi fosil dengan energi terbarukan. Dalam inisiatif ini, Pertamina NRE memegang peran sebagai pelaksana pemasangan PLTS di area-area operasi dan perkantoran Pertamina Group.
“Pertamina NRE merupakan ujung tombak transisi energi di Pertamina group. Bisnis utama Pertamina NRE yang fokus di pengembangan energi hijau berkontribusi signifikan terhadap upaya dekarbonisasi yang dilakukan Pertamina, terutama dari aktivitas penyediaan listrik yang berbasis energi hijau,” ujar Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, Jumat (7/7/2023).
Ia menambahkan bahwa peningkatan kapasitas terpasang yang signifikan hingga April 2023 tersebut tidak terlepas dari komitmen kuat Pertamina dalam menurunkan emisi dari aktivitas bisnis yang dilakukannya.
Di akhir tahun 2021 PLTS internal Pertamina grup mencapai 7,8 MWp dan pada akhir tahun 2022 telah mencapai total 28,6 MWp atau naik 267 persen. Sedangkan penurunan emisi dari PLTS internal pada akhir tahun 2022 mencapai sebesar 7.316 ton setara CO2. Penurunan tersebut bertambah sebesar 38 persen dibandingkan pada akhir tahun sebelumnya.
Advertisement
20 Titik Lebih
Khusus di internal Pertamina Group, hingga akhir 2022 PLTS telah terpasang di lebih dari 20 titik yang terdiri dari area operasi hulu migas, kilang, terminal BBM, terminal LPG, DPPU, perkantoran, serta perumahan.
Kapasitas PLTS berskala besar di Rokan di mana fase 1 sebesar 26 MWp telah mulai konstruksi dan telah terpasang 17 MWp. Di samping itu, Pertamina NRE juga mendukung upaya dekarbonisasi di garda terdepan Pertamina, yaitu SPBU. Saat ini PLTS Atap telah terpasang di 332 titik SPBU Pertamina dengan kapasitas total sekitar 1,7 MWp.
Selain di inisiatif dekarbonisasi, Pertamina NRE juga berperan strategis dalam inisiatif membangun bisnis baru yang turut berkontribusi untuk mencapai aspirasi net zero emission tahun 2060, antara lain membangun ekosistem baterai dan kendaraan listrik, mengembangkan hidrogen bersih, dan bisnis karbon. Pertamina NRE berkomitmen kuat untuk turut mempercepat transisi energi di Indonesia dan mengelola bisnis yang bertanggung jawab melalui implementasi ESG.
"Kita fokus pada akselerasi energi hijau, terus melaju mengawal transisi energi, bukan hanya untuk Pertamina, tapi untuk Indonesia," tutup Dicky.
Diperluas
Senada dengan hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menjelaskan Pertamina telah mengembangkan inisiatif strategis untuk memperluas pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Melalui subholding PNRE ini, Pertamina mendorong seluruh entitas dalam Pertamina Grup untuk mendukung transisi energi tersebut.
"Proyek pengembangan EBT terus berlanjut, termasuk PLTS. Pemanfaatan di lingkungan Pertamina Group menunjukan komitmen kami dalam mendorong keberlanjutan. Selain itu, Pertamina juga tetap berkolaborasi dengan berbagai industri, sehingga pengembangan EBT semakin luas," ungkap Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Advertisement