Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto terbesar di dunia, Binance telah kehilangan eksekutif keempatnya dalam waktu kurang dari dua bulan.
Dilansir, dari Coinmarketcap, Sabtu (9/9/2023), terbaru, Kepala Pasar Asia Pasifik Binance, Leon Foong dilaporkan telah mengundurkan diri dari pertukaran kripto di tengah meningkatnya masalah hukum dan peraturan bagi perusahaan tersebut.
Advertisement
Kepergian Foong terjadi hanya beberapa minggu setelah raksasa kripto itu kehilangan tiga eksekutif lainnya. Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini, Bloomberg melaporkan Leon Foong telah mengundurkan diri dari Binance.
Alasan kepergiannya masih belum jelas karena belum diumumkan secara publik oleh bursa kripto. Juru bicara Binance tidak memberikan komentar mengenai laporan tersebut, sementara Foong tidak menanggapi permintaan komentar.
Foong bertanggung jawab atas operasi Binance di kawasan Asia Pasifik. Dia dilaporkan memimpin ekspansi pertukaran kripto ke pasar utama Asia termasuk Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Meskipun kehilangan beberapa eksekutifnya dan menghadapi berbagai tekanan regulator di berbagai dunia, Binance masih aktif dalam melakukan ekspansi.
Belum lama ini, Binance mengatakan telah mendirikan anak usaha di Polandia untuk melayani klien Belgia, setelah regulator Belgia memerintahkan Binance untuk berhenti menawarkan layanan mata uang virtual di negara tersebut.
Binance mengatakan dalam sebuah pernyataan entitas baru tersebut memastikan perusahaan dapat mematuhi kewajiban peraturannya dan dapat terus memberikan layanan kepada pengguna Belgia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kembali Kehilangan Eksekutifnya, Kini Binance Ditinggal Kepala Produk Global
Sebelumnya, pertukaran kripto terbesar di dunia, Binance kembali kehilangan para eksekutifnya. Kali ini, kepala produk global Binance, Mayur Kamat, telah mengundurkan diri di tengah serangkaian keluarnya eksekutif dan PHK di bursa mata uang kripto.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (7/9/2023), keluarnyanya Kamat dikonfirmasi oleh juru bicara perusahaan kepada Reuters pada Senin. Keluarnya Kamat mengikuti eksodus eksekutif baru-baru ini dari Binance yang mencakup Chief Strategy Officer Patrick Hillmann dan General Counsel Hon Ng.
Pertukaran mata uang kripto akhir-akhir ini berada di bawah pengawasan ketat peraturan di Amerika Serikat, dimana regulator secara agresif menekan apa yang mereka anggap sebagai aktivitas ilegal.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menggugat Binance dan CEO Changpeng Zhao pada Juni karena diduga mengoperasikan jaringan penipuan, dengan mencantumkan 13 dakwaan, termasuk klaim perusahaan tersebut secara artifisial meningkatkan volume perdagangannya, mengalihkan dana pelanggan, dan gagal membatasi pelanggan AS.
Binance mengatakan akan mempertahankan dirinya dengan sekuat tenaga. Perusahaan juga memberhentikan sejumlah karyawannya pada bulan Juli.
Kehilangan 5 Staf Eksekutif Dalam Dua Bulan Terakhir
Keluarnya Kamat menjadi orang kelima dari deretan eksekutif Binance yang keluar dari perusahaan. Kepala Pasar Asia Pasifik Binance, Leon Foong dilaporkan telah mengundurkan diri dari pertukaran kripto di tengah meningkatnya masalah hukum dan peraturan bagi perusahaan tersebut.
Kepergian Foong terjadi hanya beberapa minggu setelah raksasa kripto itu kehilangan tiga eksekutif lainnya. Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini, Bloomberg melaporkan Leon Foong telah mengundurkan diri dari Binance.
Advertisement
Binance Dirikan Anak Usaha di Polandia
Sebelumnya, Binance, bursa mata uang kripto terbesar di dunia, mengatakan telah mendirikan anak usaha di Polandia untuk melayani klien Belgia, setelah regulator Belgia memerintahkan Binance untuk berhenti menawarkan layanan mata uang virtual di negara tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (1/9/2023), Binance mengatakan dalam sebuah pernyataan entitas baru tersebut memastikan perusahaan dapat mematuhi kewajiban peraturannya dan dapat terus memberikan layanan kepada pengguna Belgia.
Didirikan oleh Changpeng Zhao di Shanghai pada 2017, Binance telah berkembang mendominasi industri kripto tetapi juga berada di bawah pengawasan ketat dari regulator yang ingin menekan pencucian uang.
Regulator AS menggugat bursa kripto dan Zhao pada bulan Juni karena diduga mengoperasikan jaringan penipuan. Binance mengatakan akan mempertahankan dirinya dengan sekuat tenaga.
Sebuah otoritas di Nigeria, Asosiasi Operator Bureaux De Change Nigeria (ABCON) juga telah mendesak pemerintah Nigeria untuk melarang operasi Binance karena memperburuk ketegangan mata uang Naira.
Presiden ABCON Alhaji Aminu Gwadebe menyatakan pertukaran tersebut menjadi titik jangkar untuk pasar resmi dan paralel negara untuk Dolar AS. Gwadebe menyoroti peran Binance dalam memberikan lebih banyak tekanan pada mata uang, dengan mengatakan bursa adalah pasar yang paling likuid.
Bulan ini, Mastercard mengatakan telah memutuskan untuk mengakhiri empat kemitraan kartu kripto dengan Binance di Argentina, Brasil, Kolombia, dan Bahrain.