Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto masih cenderung Sideways atau datar dalam sepekan terakhir. Harga Bitcoin masih stabil tidak mengalami penurunan maupun kenaikan besar. Tak hanya Bitcoin, aset kripto lainnya juga terpantau masih datar.
Terkait hal ini, Tim Analis Reku mengatakan secara teknikal, harga Bitcoin saat ini tengah berada dalam fase penurunan atau bearish bertahap dalam jangka pendek. Ini terlihat dari pola pergerakan harga yang terus menurun dan membentuk harga atas yang semakin rendah (lower high).
Advertisement
“Namun, masih terdapat potensi bagi Bitcoin untuk mengalami retest dan membentuk pola lower high baru. Retest harga Bitcoin ada di kisaran harga USD 24.600 atau setara Rp 378,3 juta hingga USD 25.400 atau setara Rp 390,6 juta, yang merupakan area yang menarik bagi pembeli (buy area).” ujar Tim Analis Reku dalam siaran pers, dikutip Senin (11/9/2023).
Di tengah kondisi pasar kripto yang datar, tim analis Reku membagikan tips investasi jangka panjang di aset kripto yang dapat dicoba investor. Adapun tipsnya sebagai berikut:
Pilih Platform Investasi yang Berizin
Analis Reku menyarankan agar investor memilih platform exchange kripto yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Saat ini, Bappebti telah merilis 27 aset pedagang kripto yang beroperasi resmi di Indonesia.
“Cek perizinannya terlebih dahulu sebelum memulai berinvestasi. Ini penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan berinvestasi,” jelas tim analis Reku.
Pahami Cara Kerja Aset Kripto
Lakukan riset dan pahami fundamental aset kripto, seperti fungsi, teknologi, tim developer/pengembang, dan proyek apa yang terjadi di aset tersebut.
“Informasi ini dapat ditemukan di white paper setiap aset kripto. Cek juga apakah aset kripto sudah pernah diaudit dan adakah masalah keamanan yang terjadi sebelumnya,” ungkap tim.
Lakukan Diversifikasi
Manfaatkan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Dalam strategi ini, investor membeli sejumlah aset secara rutin dan disiplin. Dengan begitu, investor bisa lebih konsisten berinvestasi. Namun perlu diingat, hanya investasikan uang dingin dan sesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing.
Lakukan Diversifikasi
Tim analis Reku menekankan, diversifikasi perlu dilakukan semua investor dalam hal produk dan strategi. Dalam produk, investasikan dana ke beberapa pilihan aset. Hindari menaruh semua dana di satu aset, termasuk misalnya hanya di aset kripto saja.
“Selain itu, diversifikasi strategi juga diperlukan. Misalnya selain DCA, investor jangka panjang juga bisa memanfaatkan staking atau mengunci aset kripto di blockchain untuk mendapat passive income,” jelas tim Reku.
Selain itu, investor penting untuk mengingat pilihan dan strategi investasi perlu didasarkan pada pertimbangan yang matang dan tidak berdasarkan ikut-ikutan pihak lain.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Peretas Korea Utara Diduga Gunakan Kripto Curian Untuk Danai Program Nuklir
Sebelumnya, peretas yang terkait dengan Korea Utara telah mencuri ratusan juta kripto untuk mendanai program senjata nuklir rezim tersebut, menurut penelitian.
Sepanjang tahun ini, dari Januari hingga 18 Agustus, peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara mencuri kripto senilai USD 200 juta atau setara Rp 3 triliun (asumsi kurs Rp 15.341 per dolar AS) terhitung lebih dari 20 persen dari semua kripto yang dicuri tahun ini, menurut perusahaan intelijen blockchain TRM Labs.
“Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan nyata dalam ukuran dan skala serangan siber terhadap bisnis terkait mata uang kripto yang dilakukan oleh Korea Utara. Hal ini bertepatan dengan percepatan program rudal nuklir dan balistik negara tersebut,” kata TRM Labs dalam diskusi pada Juni dengan para ahli Korea Utara, dikutip dari CNBC, Kamis (7/9/2023).
Dalam diskusi tersebut, TRM Labs mengatakan terdapat pergeseran dari aktivitas tradisional yang menghasilkan pendapatan di Korea Utara sebuah indikasi rezim tersebut mungkin semakin beralih ke serangan dunia maya untuk mendanai aktivitas proliferasi senjatanya.
Kripto Curian Untuk Danai Program Nuklir
Secara terpisah, perusahaan analisis blockchain Chainalysis mengatakan dalam laporan Februari sebagian besar ahli setuju pemerintah Korea Utara menggunakan aset curian ini untuk mendanai program senjata nuklirnya.
Mereka membutuhkan setiap dolar yang mereka bisa dan ini jelas merupakan cara yang lebih efisien bagi Korea Utara untuk menghasilkan uang. Sejak uji coba nuklir pertama Korea Utara pada 2006, PBB telah menjatuhkan banyak sanksi terhadap rezim tertutup tersebut yang dikenal secara resmi sebagai DPRK, atau Republik Rakyat Demokratik Korea.
Sanksi tersebut, yang mencakup larangan terhadap jasa keuangan, mineral, logam dan senjata, bertujuan untuk membatasi akses Korea Utara terhadap sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan nuklirnya.
Bulan lalu, FBI memperingatkan perusahaan kripto peretas yang terkait dengan Korea Utara berencana untuk mencairkan kripto senilai USD 40 juta atau setara Rp 613,6 miliar.
FBI juga mengatakan pada Januari pihaknya terus mengidentifikasi dan menghentikan pencurian dan pencucian mata uang virtual yang dilakukan Korea Utara, yang digunakan untuk mendukung program rudal balistik dan Senjata Pemusnah Massal Korea Utara.
Advertisement