PLN Sulit Bangun Pembangkit Karena Tak Punya Data Angin

PT PLN (Persero) kesulitan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin/bayu (PLTB). Uniknya, penyebab hal tersebut karena sampai saat ini belum ada data yang akurat tentang angin di Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Mar 2013, 16:39 WIB
PT PLN (Persero) kesulitan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin/bayu (PLTB). Uniknya, penyebab hal tersebut karena sampai saat ini belum ada data yang akurat tentang angin di Indonesia.

Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji mengatakan saat ini sudah banyak teknologi untuk membangun PLTB. Namun hal tersebut harus harus ditunjang dengan data angin.

"Teknologi pembangkit banyak sudah operasi, tapi anginnya disini ada nggak, kita tidak punya datanya. Kita tidak pernah mengukur dalam setahun berapa angin bertiup," kata Pamudji, Selasa (19/3/2013).

Indonesia memang pernah melakukan pengembang PLTB di salah satu Pantai Jogjakarta, namun pengembangan tersebut tidak optimal.

Menurutnya dibutuhkan waktu minimal setahun untuk memperoleh data angin di suatu wilayah yang menjadi pilihan pembangunan PLTB.

"Waktu itu ada pengukuran di pantai, Itu diteliti minimal setahun, jadi memang harus ada yang mulai," ungkap dia.

Pamudji menambahkan, letak geografis Indonesia yang beriklim tropis memang kurang baik untuk pengembangan PLTB,  dibandingkan dengan wilayah yang beriklim subtropis.

Pamudji menyebutkan seperti Jerman yang yang memiliki sumber listrik PLTB besar sehingga, listrk yang dihasilkan juga terhubung dengan negara sekitarnya.

"Disambungkan grid jaringan listrik yang besar, seperti di Jeman kalau ada angin itu disalurkan kenegara lain, pembangkit batubaranya diturunkan, kalo angin kurang batubaranya dinaikan," jelasnya.

Pamudji mengungkapkan, untuk menerapkan sistem seperti Jerman membutuhkan pemikiran jangka waktu yang panjang, selain itu perlu keterlibatan berbagai pihak untuk mendukung gerekan energi terbarukan tersebut.

"Jadi siap bangun listrik tinggi keberkelanjutan, jadi pemikirannya butuh jangka panjang," pungkas dia. (Pew/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya