Liputan6.com, Jakarta Kader PDIP Semarang, Jawa Tengah, Suparjianto, diduga menjadi korban pemukulan oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberikan instruksi kepada semua kader untuk tenang dan tidak mudah terprovokasi dan melakukan tindakan di luar aturan.
Advertisement
"Pak Prabowo maupun kami sudah berulang-ulang menyatakan bahwa dalam situasi politik seperti saat ini kader Gerindra di mana pun berada harus tetap tenang, harus bersikap sejuk, tidak mudah terpancing dan terprovokasi, tidak melakukan tindakan mambabi buta," kata Dasco dalam keterangannya, Sabtu (9/9/2023).
Dasco memastikan akan membentuk tim investigasi dan mendalami kasus dugaan pemukulan terhadap kader PDIP oleh Ketua DPC Kota Semarang.
"Khusus untuk kejadian di Kota Semarang, DPP Partai Gerindra hari ini telah membentuk tim investigasi. Hari ini juga berangkat ke Kota Semarang untuk melihat di lapangan apa yang sebenarnya terjadi," kata Dasco.
"DPP Partai Gerindra tidak akan ragu-ragu untuk bertindak tegas apabila ada kader yang melakukan perbuatan tercela dan melanggar apa yang telah disampaikan oleh Pak Prabowo," sambungnya.
Kepada kader Partai Gerindra di seluruh Indonesia, Dasco mengingatkan untuk tidak terpengaruh provokasi dan tetap memperhatikan arahan yang telah dikeluarkan pimpinan.
"Kita akan cek dengan cermat mengenai kejadian yang terjadi di Semarang. Tetap tunjukkan kerja keras dan kerja cerdas. Tetap tunjukkan kedekatan dengan rakyat. Tetap bekerja untuk menjemput kemenangan dan tuntaskan perjuangan kita yaitu, Prabowo Presiden 2024 Indonesia Menang," kata Dasco.
Dasco juga meminta para kader di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan mawas diri. "Tetap membuat iklim yang sejuk dan damai dalam kontestasi pemilu ini," ujar Dasco.
Dasco mengingatkan bahwa hasil survei saat ini adalah bersifat fluktuatif. Hasil survei yang tinggi harus ditingkatkan, hasil survei yang rendah harus dinaikkan, dan survei yang tinggi harus dapat dibuat menjadi kenyataan pada saat pemilu.
"Oleh karena itu, kami imbau pada kader Gerindra di mana pun berada untuk selalu bekerja keras dan dekat kepada rakyat, berbuat nyata kepada rakyat, membuat program-program yang menjangkau masyarakat. Tetaplah rendah hati dan mawas diri," tutur Dasco.
Kader PDIP Diduga Dipukul Ketua DPC Gerindra Semarang gegara Pasang Bendera
Kader PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah, Suparjianto diduga menjadi korban pemukulan oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso.
Penyebabnya, kader PDIP tersebut diduga memasang bendera partai di dekat kediaman Ketua DPC Partai Gerindra tersebut. Peristiwa dugaan pemukulan terjadi pada Jumat (8/9/2023).
"Tadi malam hari Jumat jam 21.45 WIB ada kawan kami Pak Suparjianto warga Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, yang didatangi Ketua DPC Gerindra. Kemudian tanpa babibu Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD Kota Semarang itu memukul kader kami," kata Ketua DPC PDIP Hendrar Prihadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).
"Alasannya karena kader kami memasang bendera di sekitar perkampungan yang di situ tinggal Pak Ketua Gerindra," ujar Hendrar.
Sementara itu, kata Hendrar, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto telah memerintahkan kader PDIP meredam emosi dan menempuh jalur hukum terkait dugaan pemukulan itu.
"Maka hari ini kami sebagai Ketua DPC Kota Semarang melaporkan, pertama, kepada Mas Bambang Wuryanto selaku ketua PDIP Jawa Tengah, dan Pak Sekjen Mas Hasto, bagaimana sikap dan langkah terhadap situasi yang berkembang tadi malam," ujar Hendrar.
"Dan perintah dari Pak Sekjen pagi hari ini, kami diminta untuk meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang itu tidak terjadi sebuah pertikaian yang keras antara dua partai ini, partai kami dan Partai Gerindra," jelas mantan Wali Kota Semarang ini.
Rencananya, PDIP Kota Semarang akan membuat laporan ke polisi dalam waktu dekat. Hendrar juga mengingatkan kader PDIP untuk tenang dan tidak tersulut emosi.
"Pak Sekjen juga sudah menyampaikan kepada kami untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum. Jadi kami akan segera laksanakan setelah acara ini. Kita lakukan dua perintah Pak Sekjen itu. Meredam emosi kawan-kawan dan juga melaporkan kasus ini ke kepolisian," ujar Hendrar.
Advertisement