Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan udara selama berjam-jam seharusnya memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada penumpang pesawat. Tapi, sepasang suami istri asal Selandia Baru mendapat pengalaman perjalanan yang jauh dari kata ideal.
Gill dan Warren Press mengaku mendapatkan pengalaman mengesalkan saat terbang dengan Singapore Airlines dari Paris menuju Singapura setelah membayar lebih untuk mendapatkan kursi ekonomi premium. Dengan nada frustrasi, Gill menceritakan kepada media Selandia Baru, Stuff, sebagaimana dikutip dari NY Post pada Jumat, 8 September 2023, tentang gangguan yang mereka alami dari anjing "pendukung emosional" yang berada di sebelah mereka.
Advertisement
Dia mengaku awalnya terkejut dengan dengusan keras yang didengarnya. Dia sempat berpikir bahwa suara itu berasal dari ponsel suaminya, namun ternyata suara tersebut berasal dari anjing yang tampak kesulitan bernapas.
"Saya tidak akan membiarkan anjing ini duduk di samping kita sepanjang perjalanan," ujar Gill menceritakan isi hatinya.
Meskipun pemilik anjing tersebut menjelaskan bahwa anjing tersebut membantu mengatasi kecemasannya, Gill dan Warren berpendapat bahwa anjing tersebut tampak seperti yang juga mengalami stres dan kecemasan. Ketika pasangan ini mencoba menyuarakan keberatan dan ketidaknyamanan mereka kepada awak kabin, solusi yang ditawarkan adalah pemindahan kursi mereka ke kursi yang tersedia di bagian belakang pesawat.
Mengingat mereka telah mengeluarkan biaya ekstra untuk mendapatkan kursi premium, pasangan ini memilih untuk tetap bertahan di tempat duduk mereka meski merasakan ketidaknyamanan. Namun, ketika anjing tersebut mulai mengeluarkan bau tidak sedap saat buang angin, kesabaran mereka mulai habis.
Air Liur Menetes
Pada saat yang sama, mereka juga harus berhadapan dengan gangguan lain dari anjing tersebut yang mendekat ke ruang pribadi mereka. Gill mengungkapkan betapa sulitnya situasi itu, mengingat anjing tersebut sering kali harus masuk lebih dalam ke area kursi mereka karena lorong pesawat yang sempit.
"Pemilik anjing tidak bisa mengeluarkan anjingnya ke lorong karena nanti troli makanannya tidak bisa lewat, jadi dia harus masuk ke arah kursi pesawat, yang berarti kepalanya berada di bawah kaki suami saya," kata Gill.
Lebih jauh lagi, Gill mencatat bahwa suaminya yang saat itu mengenakan celana pendek, merasa sangat tidak nyaman karena air liur anjing yang mengalir ke kakinya. Situasi itu membuat mereka mempertimbangkan untuk pindah ke kursi lain yang ditawarkan oleh pramugari.
Ketika mereka akhirnya memutuskan untuk memindahkan diri ke kursi yang sudah disediakan untuk kru di barisan depan kabin ekonomi, petugas pesawat menjamin bahwa masalah mereka akan diberitahukan kepada pihak maskapai dan mereka akan segera dihubungi.
Namun setelah penerbangan selesai dan hari berganti, pasangan itu merasa dibiarkan tanpa kabar dari Singapore Airlines. Mereka terpaksa mengambil langkah proaktif dengan berulang kali menghubungi tim layanan pelanggan maskapai untuk mengejar respons atas keluhan mereka.
Advertisement
Tuntut Maskapai Kembalikan Dana
Setelah serangkaian komunikasi, Singapore Airlines awalnya menawarkan voucher belanja sebesar $125 (Rp1,9 juta) untuk KrisShop, toko online milik maskapai. Namun, pasangan ini merasa bahwa tawaran tersebut tidak sebanding dengan ketidaknyamanan yang mereka alami. Setelah perdebatan lebih lanjut, maskapai akhirnya menaikkan kompensasi menjadi voucher perjalanan sebesar Rp3 juta untuk masing-masing pasangan.
Pasangan tersebut menolak tawaran tersebut dengan alasan tawaran itu tidak setara dengan selisih harga antara kursi premium yang telah mereka beli dengan kursi standar yang mereka gunakan. Mereka kini meminta kompensasi penuh dari Singapore Airlines untuk tiket penerbangan tersebut. Mereka juga menyampaikan ketidakpuasan karena tidak diberitahukan sebelumnya mengenai keberadaan hewan di kabin pesawat.
"Kami merasa tidak mendapat layanan sesuai yang kami bayar," ungkap mereka.
Seorang perwakilan dari Singapore Airlines menyampaikan kepada Stuff bahwa mereka akan terus berdiskusi dengan pasangan Press mengenai keluhan mereka dan kembali menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Dalam pernyataannya, Singapore Airlines mengatakan bahwa mereka biasanya memberitahukan penumpang yang akan duduk di dekat anjing layanan sebelum keberangkatan.
"Kami sangat menyesal bahwa hal ini terjadi dan kami akan bekerja sama dengan tim kami di bandara untuk memastikan hal serupa tidak terulang di masa depan."
Penumpang Diare
Di sisi lain, sebuah penerbangan Delta Air Lines yang sedang melakukan perjalanan dari Atlanta ke Barcelona pada Jumat, 1 September 2023 malam terpaksa putar balik akibat salah seorang penumpang mengalami diare. Airbus A350 telah lepas landas sesuai jadwal pada hari itu dengan 336 penumpang di dalamnya, tetapi pesawat ini kemudian terpaksa berbalik saat sedang mengudara di atas Virginia tengah.
Melansir dari CNN, Kamis, 7 September 2023, sebagaimana yang dilaporkan kanal Global Liputan6.com, diketahui bahwa seorang pilot dari penerbangan DL 194 menghubungi pengontrol lalu lintas udara untuk menjelaskan situasi yang sedang dihadapinya dengan mengatakan, "Ini hanyalah masalah biohazard, kami memiliki penumpang yang mengalami diare di sepanjang penerbangan, sehingga mereka meminta kami untuk kembali ke Atlanta."
Menurut FlightAware, Airbus A350 mendarat kembali di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta sekitar dua jam setelah waktu keberangkatannya. Pihak maskapai Delta mengatakan kepada CNN, penerbangan tertunda lebih dari delapan jam, tetapi akhirnya mendarat di Barcelona pada Sabtu, 2 September 2023, pukul 17.16 waktu setempat tanpa kejadian tambahan.
Juru bicara maskapai penerbangan Delta Air menyatakan bahwa tim mereka berupaya maksimal untuk memastikan penumpang mencapai tujuan akhirnya, dengan secepat dan seaman mungkin. Mereka dengan tulus meminta maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh para penumpang.
Advertisement