Liputan6.com, Purwakarta - Keluarga Nurhalimah (34) warga Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengaku merasa dirugikan dengan aktivitas bisnis perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur. Pasalnya, pihaknya tak bisa membangun rumah lantaran di lahan miliknya terdapat pipa air bertekanan tinggi milik perusahaan BUMN tersebut.
Ditemui di kediamannya, Nurhalimah mengaku heran kenapa sampai ada pipa air baku berukuran cukup besar di lahan miliknya itu. Imbasnya, lahan seluas 452 meter persegi milik Nurhalimah ini, menjadi tanah pasif yang tidak bisa digunakan untuk apapun.
Advertisement
"Pipa ini diketahui saat kami membuat pondasi untuk kebutuhan pembangunan rumah di lahan itu," ujar Nurhalimah kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Sepengetahuan dirinya, pipa tersebut untuk menyuplai air baku dari Waduk Jatiluhur menuju salah satu perusahaan di wilayah Kabupaten Karawang. Pihaknya mengaku dirugikan dengan adanya pipa air ini. Bahkan, rencananya untuk membangun rumah di lahan tersebut harus urung dilakukan karena khawatir pipa air bertekanan tinggi itu bisa membahayakan.
"Pipa airnya sebesar perut kerbau. Kebayang kalau meledak, itu tekannya seperti apa," kata dia.
Nurhalimah mengaku, lahan tersebut merupakan warisan dari mendiang kakeknya. Pihaknya pun tak habis pikir, kenapa sampai ada saluran air betekanan tinggi di lahan miliknya itu. Dia pun tak tahu persis awal mulanya sampai ada pipa air yang membentang di lahannya ini. Yang jelas, dirinya merasa dirugikan karena tanahnya menjadi lahan mati.
"Kalau lahan pasif seperti ini, dijual pun pasti tidak akan laku. Dulu sempat ada yang mau menyewa lahan ini. Tapi karena ada pipa bertekanan tinggi di bawahnya, jadi mereka pada gak mau karena takut meledak," katanya.
Nurhalimah hanya berharap, pihak PJT II Jatiluhur bisa menjelaskan terkait keberadaan pipa air yang ada di lahan miliknya ini. Pihaknya pun butuh kejelasan kalau memang lahan miliknya akan digunakan untuk jalur pipa tersebut.
"Kalau memang mau disewa, ya harus jelas. Tapi kan sampai saat ini gak ada kejelasan. Lagian, saya juga baru tahu ada pipa air di tanah saya itu baru-baru ini. Selama ini mah gak tahu," katanya.
Kata Pihak Perusahaan
Sementara itu, Staff Humas PJT II Jatiluhur, Susilo saat dikonfirmasi mengaku akan segera berkordinasi dengan jajaran direksi. Karena, setahu dia, sampai saat ini orang wilayah belum tahu posisi lahan yang dimaksud.
"Saya coba kordinasi dulu dengan wilayah. Karena, kordinat pembangunan rumah warga itu sendiri belum tahu," ujarnya singkat.
Advertisement