Liputan6.com, Jakarta - Sebuah lagu kolaboratif menampilkan suara Drake dan The Weeknd hasil ciptaan kecerdasan buatan telah dikirimkan untuk pertimbangan Grammy Awards.
Lagu ini merupakan ciptaan seseorang di balik nama Ghostwriter. Dilansir Variety, Senin (11/9/2023), CEO Recording Academy, Harvey Mason Jr, menyatakan lagu ini memenuhi syarat karena ditulis oleh manusia.
Advertisement
Meskipun dalam penampilan vokal lagu berjudul Heart on My Sleeve ini dihasilkan oleh komputer. Kendati demikian, peraturan Grammy mengharuskan lagu tersebut memiliki distribusi generasi.
Artinya, lagu ini harus merilis rekaman secara luas dan tersedia secara nasional melalui toko fisik, toko online, dan/atau layanan streaming.
Lagu tersebut sempat muncul di YouTube dan layanan streaming, tapi kemudian menghilang karena Universal Music mengirimkan pemberitahuan penghapusan ke DSP.
Sejak saat itu, video tersebut hanya diunggah oleh pihak ketiga tidak resmi di internet dan layanan streaming.
Kemudian terkait dengan pengiriman lagu tersebut ke Grammy, Mason mengklarifikasi peraturan baru akademi mengenai AI. Grammy tidak akan memberikan nominasi atau penghargaan pada komputer AI atau seseorang menggunakannya.
"Ini adalah penghargaan kemanusiaan menyoroti keunggulan, didorong oleh kreativitas manusia," ujar Mason kepada pada Juli 2023 lalu.
Pernyataan tersebut muncul setelah Recording Academy membahas AI dalam aturan barunya. Mereka menyatakan, sebuah karya tidak berasal dari penulis manusia tidak memenuhi syarat untuk kategori apapun.
Meski demikian, sebenarnya penggunaan AI pembantu tidak sepenuhnya dilarang. Contohnya seperti Paul McCartney yang membersihkan trek vokal John Lenon dengan teknologi komputer.
Hasil Karya Dengan AI Bisa Saja Dikirimkan, Tapi...
Mason menjelaskan, karya yang dibuat dengan AI dapat dikirimkan. Namun, porsi manusia dalam komposisi atau penampilan menjadi satu-satunya porsi dipertimbangkan oleh Grammy Award.
Jadi, jika sistem pemodelan AI menciptakan sebuah lagu, mulai dari menulis lirik hingga melodi, maka hal tersebut tidak memenuhi syarat.
Lain halnya jika manusia yang menulis lagu dan AI digunakan untuk membuat model suara. Meski secara penampilan belum memenuhi syarat, tetapi setidaknya penulis lagu sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan.
Ketentuan tersebut menyatakan bahwa selama keterlibatan manusia sedikit lebih banyak dalam proses kreativitas yang dievaluasi untuk nominasi, maka karya tersebut tetap dipertimbangkan untuk dinominasikan.
Advertisement
Mason Mengklarifikasi,
Setelah menyatakan bahwa secara teknis lagu yang ditulis oleh Ghostwriter tersebut memenuhi syarat dalam kategori penulis lagu, baru-baru ini Harvey Mason Jr. mengklarifikasi hal tersebut.
Dilansir Engadget, melalui postingan Instagram pribadinya, Mason menyatakan lagu tersebut tidak memenuhi syarat untuk dipertimbangkan di Grammy.
"Meskipun ditulis oleh manusia, vokalnya tidak diperoleh secara legal, tidak disetujui oleh label artinya, dan lagunya tidak tersedia secara komersial. Oleh karena itu, lagu tersebut tidak memenuhi syarat," ujar Mason pada postingan videonya.
Jadi, permasalahannya bukan hanya pada penggunaan teknologi AI dalam pembuatan lagu. Melainkan persoalan seputar persetujuan dan izin.
Dengan demikian, Grammy mempertimbangkan lagu-lagu yang dibuat oleh AI selama ada izin dan karya didistribusikan secara legal. Meskipun Mason yakin industri ini harus berevolusi dan menyesuaikan diri dengan AI, tetapi masalah hak cipta masih rumit.
Heart on My Sleeve Ditarik dari Layanan Streaming
Lagu buatan AI Heart on My Sleeve baru-baru ini ditarik dari layanan streaming. Mulai dari Apple Music, Spotify, Tidal, juga YouTube. Hal ini terjadi setelah adanya keluhan dari Universal Music Group, yang mewakili Drake dan The Weeknd.
Namun, Ghostwriter selaku pencipta lagu masih tetap menciptakan lagu baru dengan teknologi AI seperti sebelumnya. Setelah sebelumnya mereka meniru suara Drake dan The Weeknd, kali ini mereka meniru suara rapper Travis Scout dan 21 Savage.
Lagu barunya yang berjudul Whisplash ini tidak diposting ke layanan streaming Spotify atau YouTube. Melainkan ke platform media sosial TikTok dan Twitter/X. Ghostwriter bahkan menandai para rapper yang meminta kolaborasi resmi.
Advertisement