Kawasan Ijen Resmi Jadi Unesco Global Geopark, Berikut Sederet Fakta Unik Kawah Ijen

Kawasan Ijen resmi dikukuhkan sebagai Unesco Global Geopark melalui konferensi internasional di Marrakech, Maroko.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 11 Sep 2023, 12:29 WIB
Cable Car Ijen Banyuwangi Ikut Dikawal Dua Menteri. Foto: Ahmad Ibo.

 

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah bencana gempa Maroko, kawasan kawah Ijen di Jawa Timur (Jatim) resmi dikukuhkan sebagai Unesco Global Geopark melalui konferensi internasional di Marrakech, Maroko, Sabtu (9/9/2023). 

Pengukuhan dilakukan dengan penyerahan sertifikat Geopark Ijen sebagai "Global Geopark Network Institutional Member" periode 2023-2026 kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Hudiono, beserta sejumlah pejabat lainnya.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah peduli dan menjaga kelestarian alam di Ijen. Capaian ini buah kerja keras mereka semua," kata Gubernur Khofifah melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Senin 911/9/2023).

Menurutnya, dengan dikukuhkan kawasan Ijen sebagai Unesco Global Geopark akan semakin membawa kekayaan alam Jatim mendunia.

"Kami optimistis dengan pengukuhan ini wisatawan dari berbagai penjuru dunia akan berbondong-bondong datang ke Ijen," ujar Khofifah.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, bagi Jatim, Ijen unesco Global Geopark tidak hanya sekadar tempat wisata, melainkan sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia.

"Terletak di dua wilayah kabupaten di Jatim, yakni Banyuwangi dan Bondowoso, Ijen Unesco Global Geopark memiliki international outstanding value berupa keberadaan Bluefire dan Danau Terasam di dunia," katanya.

Didukung potensi keindahan sisa letusan Geologi, keberadaan flora fauna endemik dan budaya lokal, Ijen Unesco Global Geopark selalu menyerap banyak wisatawan setiap tahun.

 


Tidak Mudah Meloloskan Ijen

Gubernur Khofifah menjelaskan, meski memiliki banyak keunggulan, tidak mudah untuk bisa meloloskan Ijen sebagai Unesco Global Geopark karena ada sejumlah kriteria ketat yang harus dipenuhi dalam nilai budaya dan pengelolaannya.

"Boleh dibilang penetapan Ijen Unesco Global Geopark menempuh perjuangan panjang. Proses pengajuannya kita mulai sejak penyampaian Letter of Intent ke sekretariat Unesco Global Geopark melalui keputusan Komite Nasional Geopark Indonesia pada 30 Juli 2020," ujarnya.

Gubernur Khofifah telah menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 188/144/KPTS/013/2023 tentang Pengelola Geopark Ijen periode tahun 2023-2024.

Selain itu juga mendorong penetapan Unesco Global Geopark lainnya di Jatim. Di antaranya dengan membentuk Forum Geopark Jatim.

"Ada pula pula Geopark Youth Forum sebagai mitra dari Badan Pengelola Geopark. Tujuannya adalah agar semakin banyak kaum muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan perkembangan perekonomian kreatif di daerah asalnya," ucapnya.


Sederet Fakta Unik Kawah Ijen

Berikut sederet fakta unik Kawah Ijen:

1. Api Berwarna Biru

Fenomena api biru dari Kawah Ijen merupakan fenomena langka, bahkan para ahli berpendapat fenomena ini satu-satunya di dunia. Fenomena langka ini berasal dari gas belerang bertekanan tinggi yang menyembur dari celah-celah bebatuan dengan suhu mencapai 600 derajat celcius.

Sementara warna birunya dihasilkan dari proses pertemuan gas belerang dan udara sekitar.

2. Kawah terluas di Pulau Jawa

Kawah Ijen memiliki kaldera seluas 5.466 hektare dengan kedalaman 200 m, hal itu membuat Kawah Ijen disebut kaldera terluas di pulau Jawa.

Kaledra ini biasanya terbentuk dari erupsi eksplosif yang sangat dahsyat, sehingga menyebabkan runtuhnya puncak gunung.

3. Kawah Asam Terbesar di Dunia

Kawah Ijen memiliki warna hijau tosca yang begitu cantik dan memesona. Warna kawah ini juga jadi salah satu daya tarik wisatawan untuk mengabadikan momen.

Meski terlihat indah, tetapi siapa sangka air kawah itu memiliki titik asam hingga mencapai angka 0 yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Air dengan tingkat keasaman ini dapat melarutkan berbagai benda, termasuk tubuh manusia.

Tak heran bila Kawah Ijen ini disebut sebagai kawah asam terbesar di dunia.

4. Tambang Belerang yang Melimpah

Selain menikmati keindahan blue fire, saat ke Kawah Ijen, wisatawan juga bisa melihat aktivitas masyarakat setempat yang melakukan penambangan belerang. Menariknya, penambangan ini masih dilakukan secara tradisional.

Para wisatawan akan takjub melihat para masyarakat membawa belerang dari atas kawah kemudian turun ke bawah sambil memanggul belerang yang beratnya mencapai 80 kilogram.

5. Spot Sunrise Memukau

Selain menikmati blue fire dan kawah yang berwarna indah. Para wisatawan juga dapat menikmati sunrise atau matahari terbit yang sangat indah.

Bila cuaca cerah, wisatawan dapat menyaksikan panorama Kota Banyuwangi dan Selat Bali dari ketinggian. Spot sunrise di Kawah Ijen ini dijuluki sebagai Sunrise of Java karena keindahannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya