Liputan6.com, Herat - Tepat 10 tahun yang lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan kecaman berat terhadap kelompok militan Taliban atas serangan terhadap konsulat Amerika Serikat di Kota Herat, Afghanistan Barat.
Insiden tersebut telah menewaskan tiga penjaga Afghanistan dan satu penerjemah, sementara sekitar 20 orang lainnya mengalami luka-luka.
Advertisement
Melansir dari VOA, Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan pada Jumat malam, 13 September 2013, yang menegaskan bahwa tindakan terorisme dalam berbagai bentuk adalah tindakan kriminal yang tidak dapat disetujui.
Pihak berwenang menyampaikan pada Jumat dini hari, bahwa terjadi baku tembak dan serangan bom bunuh diri oleh Taliban di sekitar konsulat. Pasukan keamanan internasional merespons dengan balik menembak dan berimbas seluruh militan, termasuk beberapa yang mengenakan rompi bom bunuh diri, tewas dalam insiden tersebut.
Dewan Keamanan menegaskan bahwa tak ada tindakan terorisme yang mampu mengubah upaya menuju perdamaian, demokrasi, dan stabilitas di Afghanistan yang dipimpin oleh rakyat.
Saksi mata melaporkan bahwa ledakan tersebut telah menggetarkan dinding bangunan di sekitarnya. Pasukan keamanan membalas tembakan penyerang dalam sebuah baku tembak yang menyebabkan setidaknya dua polisi dan para penyerang tewas, dan lebih dari dua belas orang terluka. Menurut Departemen Luar Negeri AS, tidak ada warga Amerika yang mengalami luka-luka.
Mohammad Sharif, seorang penjaga keamanan dari perusahaan keamanan swasta Afghanistan, mengalami luka akibat serangan tersebut. Saat berbicara dari rumah sakit di Herat, ia menceritakan adanya dua kejadian ledakan.
Sharif mengungkapkan bahwa dia baik-baik saja setelah ledakan pertama, dan saat itu ia sedang dalam panggilan telepon. Ledakan kedua terjadi tepat ketika ia hendak keluar untuk menyerahkan tugas kepada penjaga di gerbang depan. Ia menjelaskan bahwa pada saat itu, ada sekitar enam hingga dua belas penjaga di sana, semuanya adalah rekan-rekannya.
Reaksi Cepat Pasukan Konsulat dan Staf Keamanan AS
Pada dini hari, Marie Harf, juru bicara Departemen Luar Negeri, melaporkan bahwa sebuah truk membawa beberapa penyerang menuju gerbang depan kompleks sambil menyerang pasukan Afghanistan yang bertugas menjaga area tersebut. Kemudian, truk itu meledak dan merusak area gerbang.
Menurut Harf, orang-orang di konsulat mencari perlindungan di dalam gedung sementara pasukan keamanan berusaha untuk menangani serangan tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa staf keamanan Amerika Serikat berhadapan dengan para penyerang yang berhasil menembus kompleks. Beberapa penyerang tampak mengenakan bahan peledak bunuh diri.
Dalam pernyataan melalui Twitter, Pasukan Bantuan Keamanan Internasional mengkonfirmasi bahwa serangan yang dilakukan oleh pasukan musuh terhadap konsulat AS tidak berhasil. Mereka menjelaskan bahwa baik pasukan internasional maupun pasukan Afghanistan telah berhasil mengamankan fasilitas tersebut dan seluruh militan telah tewas.
Foto-foto media dari tempat kejadian memperlihatkan mayat-mayat yang berlumuran darah di tanah, dan pasukan keamanan membawa mereka yang terluka menuju tempat yang lebih aman.
Advertisement
Kutukan Tegas Pemerintah Afghanistan terhadap Serangan Taliban di Konsulat AS
Di Kabul, Robert Hilton, juru bicara dari kedutaan, menyampaikan tanggapan dari James Cunningham, Duta Besar Amerika Serikat untuk Afghanistan, melalui VOA.
Dia menyatakan, "Banyak warga Afghanistan telah kehilangan nyawa dalam serangan ini. Kami merasa sedih atas kehilangan nyawa yang tak bersalah ini. Duta Besar menyampaikan doa kami agar para korban dan keluarganya diberi kekuatan, serta berharap agar mereka pulih dengan cepat. Serangan ini memperingatkan kita akan beban kemanusiaan yang harus ditanggung akibat terorisme.”
Pemerintah Afghanistan dengan tegas mengutuk aksi terorisme terhadap konsulat Amerika di Herat. Mereka menyatakan bahwa serangan pada hari Jumat memberi bukti bahwa pihak yang dianggap sebagai musuh Afghanistan tidak berkontribusi apa pun bagi negara tersebut selain maut dan kehancuran.
Herat, sebuah kota di bagian barat Afghanistan yang berdekatan dengan Iran, telah relatif damai dalam beberapa tahun terakhir. Serangan kompleks terhadap konsulat menunjukkan bahwa setelah 12 tahun berperang, Taliban masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan di seluruh negeri.
Namun demikian, pertempuran ini juga memperlihatkan bahwa pasukan Afghanistan memiliki kemampuan untuk menangani serangan dari kelompok militan. Hal ini disambut baik oleh banyak pihak di Afghanistan, mengingat pasukan tempur internasional telah mengakhiri operasi mereka dan meninggalkan negara pada akhir 2014.