Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 33 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, pemulihan setelah pandemi COVID-19 telah terjadi.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mencermati permintaan obat-obatan akan tetap ada meskipun bukan dari penyakit Covid-19. Akan tetapi, dari kebutuhan penyakit lainnya.
Advertisement
“Pasti ada penyakit lain yang muncul, (permintaan obat-obatan mungkin berasal) dari obat bebas, obat resep dan obat nutrisi itu pasti muncul,” ujar dia saat ditemui di Jakarta, Senin (11/9/2023).
Dengan demikian, Kalbe Farmaterus berupaya untuk mencapai target 2023 sesuai dengan harapan. Bahkan, Vidjongtius juga berharap kinerja keuangan 2024 bisa lebih baik dibandingkan 2023.
“Mudah-mudahan (mencapai target pendapatan Rp 33 triliun) namanya juga target, kami berharap yang terbaik mudah-mudahan tidak ada hal di luar perkiraan,” kata dia.
Dalam rangka mencapai target tersebut, Kalbe Farma pun terus menggenjot seluruh lini bisnis baik dari produksi farmasi hingga layanan kesehatan.
“Semua lagi dikerjakan aktivitas yang namanya organik dan anorganik kami kerjakan semuanya,” imbuhnya.
Vidjongtius menilai kesadaran masyarakat akan kesehatan diyakini bakal meningkat seiring dengan banyaknya orang yang ingin melakukan hidup sehat.
“Semua lini bisnis jalan, karena semua orang butuh sehat, orang cari sehat banyak. Orang sehat lebih banyak daripada orang sakit,” katanya.
Salah satu strategi dalam rangka memperkuat bisnisnya, Kalbe melalui anak perusahaan PT Kalbe Genexine Biologics (KGbio) bersama dengan Shangai Henlius Biotech, Inc (Henlius) menandatangani perjanjian kerja sama lisensi eksklusif.
Hal ini untuk pengembangan dan komersialisasi produk injeksi serplulimabdi 12 negara Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/ atau MENA) termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, Yordania, Maroko, dan lain-lain.
Adapun yang dimaksud serplulimab (HANSIZHUANG) adalah produk antibodi monoklonal anti-PD-1 (mAb) baru dan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk pengobatan lini pertama kanker paru-paru sel kecil (small cell lung cancer/SCLC).
Sediakan Akses Produk di Luar Negeri
Vidjongtius menuturkan, pihaknya percaya peluang untuk menyediakan akses produk dan pelayanan bukan hanya untuk Indonesia, tetapi luar negeri. Kalbe juga terbuka untuk kolaborasi dengan sejumlah pihak yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Presiden Direktur KGbio Sie Djohan mengatakan, pihaknya menyambut baik kolaborasi antara KGbio dengan Henlius.
Dengan jaringan dan dan kemampuan operasional KGbio di Timur Tengah dan Afrika Utara, kolaborasi ini menjadi upaya kedua perusahaan untuk mengembangkan produk-produknya khususnya untuk produk-produk biologi yang inovatif.
"Sejak 2019, KGbio telah mendapatkan lisensi eksklusif untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan produk yang sama di 10 negara di Asia Tenggara," kata Sie.
Kalbe meyakini kerja sama strategis ini menjadi kesempatan untuk memperkuat penetrasi pasar ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sebagai pionir obat-obatan biologis di Indonesia, dengan adanya ekosistem kesehatan yang terintegrasi serta inovasi produk baru, Kalbe dapat memberikan akses obat-obatan yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga luar negeri dengan kualitas obat berstandar internasional.
Meski demikian, produk tersebut masih menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Alhasil, jika produk tersebut sudah mendapatkan izin edar maka akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan Perseroan.
"Produk harus dapat izin edar, tahun ini mudah-mudahan dapat. Berarti dapat sales kan? Kalau belum ada izin edar enggak bisa," kata Vidjongtius.
Advertisement
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2023. Kalbe Farma mencatat kenaikan penjualan tetapi laba susut hingga Juni 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (13/8/2023), PT Kalbe Farma Tbk mencatat penjualan Rp 15,17 triliun pada semester I 2023. Penjualan Kalbe Farma naik 9,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,87 triliun.
Beban pokok penjualan tercatat naik 11,47 persen menjadi Rp 9 triliun hingga semester I 2023. Dengan demikian, laba bruto perseroan naik 6,5 persen dari Rp 5,79 triliun menjadi Rp 6,17 triliun pada semester I 2023.
Kalbe Farma membukukan beban penjualan naik 8,02 persen dari Rp 2,93 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 3,16 triliun pada semester I 2023. Demikian juga beban umum dan administrasi bertambah 12,2 persen menjadi Rp 771,56 miliar pada semester I 2023.
Perseroan mencatat kenaikan beban penelitian dan pengembangan sebesar 35 persen dari Rp 153,04 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp 207,07 miliar.
Aset Perseroan
Melihat kondisi tersebut, PT Kalbe Farma Tbk membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,52 triliun pada semester I 2023. Laba tersebut susut 6,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun.
Dengan demikian, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 32,87 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 35,11.
PT Kalbe Farma Tbk mencatat total ekuitas turun menjadi Rp 21,77 triliun pada semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 22,09 triliun. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 5,64 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 5,14 triliun.
Aset perseroan naik menjadi Rp 27,41 triliun pada semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 27,24 triliun. Kalbe Farma kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 2,74 triliun pada semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 3,94 triliun.
Advertisement