Jokowi Pastikan Stok Beras Aman

Sepulangnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari KTT G20 di India, dua titik gudang beras Bulog langsung menjadi lokasi tinjauan kerjanya hari ini, Senin (11/9/2023).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Sep 2023, 14:54 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi meninjau Gudang Bulog DKI Jakarta saat peluncuran program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah, Jakarta, Senin (11/9/2023). Lewat program ini, pemerintah akan mendistribusikan beras medium gratis kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama tiga bulan, mulai September-November 2023. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Sepulangnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari KTT G20 di India, dua titik gudang beras Bulog langsung menjadi lokasi tinjauan kerjanya hari ini, Senin (11/9/2023). Pertama, Gudang Beras Dramaga Bogor. Kedua, Kompleks Pergudangan Beras di Sunter Timur Jakarta.

Jokowi mengatakan tinjauan dilakukan demi memastikan persiapan stok beras untuk rakyat. Sebab, situasi alam saat ini sedang mengalami kekeringan El Nino, termasuk Indonesia.

"Saya ke gudang-gudang untuk memastikan bahwa stoknya itu ada. Yang paling penting stoknya ada," kata Jokowi kepada wartawan.

Jokowi mencatat, data sementara ada 7 provinsi di Indonesia yang bakal terdampak El Nino. Karena itu, Jokowi ingin meyakinkan seberapa banyak cadangan yang dimiliki saat ini.

"Barangnya ada, berasnya ada. Ada. Setelah yang di dalam gudang 1,6 juta ton, dalam perjalanan 400 ribu ton, sehingga akan ada stok 2 juta ton beras," kata Jokowi.

Jokowi menyebut, saat situasi normal stok beras disediakan hanya berkisar sebanyak 1,2 juta ton. Artinya, menurut Jokowi, antisipasi pemerintah dengan menambah pasokan hingga 2 juta ton dirasa sudah sangat siap.

"Kita tidak usah khawatir. Oleh sebab itu, mulai 1 September kemarin saya perintahkan untuk memberikan bantuan pangan beras, bantuan beras ke masyarakat. Setiap bulan kira-kira 210 ribu ton dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan yang dimulai September, Oktober, November," ujar Presiden.

Mantan Wali Kota Solo itu optimistis, bila stok beras terus tersedia maka tidak akan ada kenaikan harga di pasar secara signifikan, dan kondisi ekonomi tetap terjaga.

"Masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras, (bila) memang di lapangan ada kenaikan, meskipun inflasi kita masih terjaga di 3,2 persen," kata Jokowi.


Usaha Bulog Redam Harga Beras yang Terus Meroket

Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga beras terus mengalami kenaikan hingga memecahkan rekor. Harga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula Rp10.000 per kg.

Untuk harga beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog saat ini dipatok Rp54.500 untuk 5 kg, naik Rp7.500 dari sebelumnya Rp47.000 per 5 kg.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, guna meredam gejolak harga beras, pihaknya kini memprioritaskan distribusi kepada pengecer.

"Jadi kan dari kondisi pasar sekarang masyarakat masih punya akses mendapatkan beras yang murah melalui pengecer. Makanya kebijakan Presiden bahwa pelaksanaan SPHP dilakukan ke pengecer. Harapannya, dia akan lebih dekat dengan konsumen," ujar Awaludin di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (11/9/2023).

Namun, Iqbal mengatakan, program operasi pasar tersebut bukan serta merta target penurunan harga. Lebih kepada menyeimbangkan pasar, antara sisi supply dan demand di musim kemarau panjang ini.

Secara pola tahunan, panen raya terjadi pada Maret-Mei. Lalu pada Agustus-September terjadi panen gadu, yang berlanjut panen di beberapa titik per November-Januari.

Kendati begitu, Iqbal kembali menekankan, ia tidak bisa memastikan kapan harga beras turun. "Setidaknya stuck, stabil pada posisi itu," kata Awaludin.

Perum Bulog disebutnya akan terus berupaya menstabilkan harga beras. Sehingga tidak terus naik. Kenaikannya juga tidak terlalu berkontribusi terhadap inflasi dan berimbas pada kenaikan harga produk lainnya.

"Enggak bisa begitu. Kita akan evaluasi terus supaya harga itu setidaknya tidak naik, karena yang kita jaga inflasi. Kalau misalnya harga stabil, berarti inflasinya tidak ada, atau nol, atau tidak terjadi inflasi," pungkasnya.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya