Liputan6.com, Jakarta Ribuan massa yang menolak relokasi warga di kawasan Rempang Galang berunjukrasa di kantor BP Batam. Mereka datang dari solidaritas masyarakat Melayu.
Tiba di depan kantor BP Batam, pengunjukrasa langsung berorasi. Mereka mempersoalkan tanah mereka yang sudah ditempati ratusan tahun secara turun-temurun, tiba-tiba berpindah hak ke pengusaha . Namun orasi mereka tak digubris sama sekali.
Advertisement
Merasa tidak dipedulikan oleh pihak BP Batam warga pun marah. Warga sempat memberikan surat pernyataan untuk ditandatangani Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Namun tak ada respon yang membuat mereka tenang.
Suasana memanas, massa melempari kantor BP batam hingga rusak.
"Polisi itu digaji dengan uang pajak, namun mereka tidak memberikan rasa aman kepada kami yang membayar pajak, malah meneror kami," terdengar salah satu warga berorasi.
Akibat amuk massa itu, sebagian kaca kantor BP Batam hancur. Petugas keamanan juga seperti kehilangan akal untuk mengendalikan unjukrasa. Mereka justru menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa.
Pengunjukrasa ini merupakan gabungan dari Kalbar, Jambi, Jakarta, Karimun dan pulau sekitar Kepri lainnya.