Genre Horor dan Komedi Tidak Laku, Produser Berinisial I Bikin Film Porno

Sebuah rumah produksi film porno di Jakarta Selatan dibongkar oleh jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Bisnis ini diotaki oleh seorang tersangka berinisial I bersama dengan empat orang lainnya. Mereka kini ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 11 Sep 2023, 21:48 WIB
Sebuah rumah produksi film porno di Jakarta Selatan dibongkar oleh jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Bisnis ini diotaki oleh seorang tersangka berinisial I bersama dengan empat orang lainnya. Ilustrasi film porno. Photo by Charles Deluvio on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Sebuah rumah produksi film porno di Jakarta Selatan dibongkar oleh jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Bisnis ini diotaki oleh seorang tersangka berinisial I bersama dengan empat orang lainnya. Mereka kini ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak menerangkan, I berperan sebagai sutradara merangkap produser dari film-film porno tersebut. Ade mengelola tiga situs untuk menaruh film porno yang diproduksinya.

Ketiga website itu yakni, kelasbintang.co.id, togefilm.com, dan bossinema.com.

Ade menyebut, I awalnya membuat film-film bergenre horor maupun komedi. Namun, dalam perjalanannya sepi peminat. Akhirnya, pelaku mencoba membuat film-film yang bermuatan asusila atau adegan dewasa.

"Dan di situlah kemudian tersangka I meng-upload di 3 website dimaksud. Kemudian mulai banyak pelanggan yang mengakses web, sehingga selanjutnya tersangka I dan tersangka lainnya melakukan pembuatan film dimaksud. Sampai dengan 120 film yang diproduksi komplotan tersangka," ujar Ade di Polda Metro Jaya, Senin (11/9/2023).

"Jadi untuk materi konten film ini, ini setara dengan film bioskop. Makanya disebut sebagai layanan situs bioskop berlangganan. Itu pure adegan dewasa, jadi bukan LGBT, seperti yang kita rilis sebelumnya. Jadi pure adegan yang bermuatan kesusilaan yang dilakukan lawan jenis," sambung Ade.

Ade menjelaskan, tersangka I mengunggah trailer beberapa judul film yang bisa diakses bila berlangganan. Promosi dilakukan di pelbagai platform media sosial.

Ade menyebut calon pelanggan akan diarahkan mengakses tiga website yang dikelola I.

"Apabila ingin berlangganan maka akan diarahakan untuk melakukan pengisian rekening dulu terkait dengan paket-paket yang ditawarkan," ujar Ade.

Ade mengatakan, calon pelanggan dibimbing untuk mengakses nomor rekening yang dilampirkan di dalam web untuk kemudian melakukan pembayaran.

Tarif yang ditawarkan yakni paket berlangganan 1 hari dengan membayar Rp50 ribu, 1 minggu bayar Rp150 ribu dan 1 bulan Rp250 ribu serta 1 tahun Rp500 ribu.

"Jadi setelah pelanggan bayar sejumlah dana berlangganan, admin akan berikan username dan password sehingga yang bersangkutan bisa mengakses semua konten film asusila yang dimaksud," ucap dia.

 


Pengungkapan Kasus Film Porno Berawal dari Patroli Siber

Polda Metro Jaya membongkar industri pembuatan film porno. Total ada lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Ade Safri Simanjuntak menerangkan pengungkapan ini berawal dari patroli siber yang dilakukan oleh jajarannya. Rupanya, ada situs video streaming yang menyediakan beberapa konten video vulgar dengan durasi bervariasi antara 1 hingga 1,5 jam.

Dari hasil penyelidikan, terungkaplah lima orang yang terlibat dalam pembuatan film porno itu. Ada sosok I sebagai sutradara merangkap produser. Kemudian, JAAS sebagai kamerawan, AIS sebagai editor film, AT sebagai sound engineering, AT sebagai figuran dan SE sebagai sekretaris dan juga salah satu pemeran wanita yang ada di dalam film.

"Kelima tersangka saat ini telah dilakukan penahanan di Rutan Polda Metro Jaya untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," kata Ade.

Ade Safri menyampaikan, pemeran film bukanlah SE seorang diri. Menurut pemeriksaan, ada 11 orang pemeran wanita dan lima laki-laki yang terlibat dalam pembuatan film porno. Saat ini keterlibatan mereka sedang didalami.

"Kami masih kembangkan. Penyidik tidak hanya berhenti pada keterlibatan pelaku atau tersangka dalam hal mendistribusikan, mentransmisikan atau membuat dapat diaksesnya informasi dan dokumen elektronik, penyidik juga menjerat para tersangka ini termasuk tersangka lainnya yang menyiapkan sarana prasarana, yang menyediakan yang mendanai, termasuk pemeran yang ada dalam konten film yang bermuatan asusila dimaksud," Ade menjelaskan.

Akibat perbuatannya, kelima tersangka dikenakan Pasal 27 ayat 1 juncto Pasal 45 ayat 1 dan/atau Pasal 34 ayat 1 juncto Pasal 50 Undang-Undang No 19 tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 tahun 2008 terkait dengan informasi dan transaksi elektronik.

"Dan juga kita lapis dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan/atau pasal 4 ayat 2 juncto Pasal 30 dan/atau Pasal 7 juncto Pasal 33 dan atau Pasal 8 juncto pasal 39 dan/atau Pasal 9 juncto Pasal 35 Undang-Undang No 44 tahun 2008 tentang Pornografi," kata Ade.

Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya